2 - Little Things

20 7 6
                                        


"Shilla! Lo dari mana aja?" kata Nad, Shilla yang sedari tadi mencari tempat yang tepat untuk didudukinya seraya menunggu pembagian kelasnya.

"Ini, Nad. Gue habis ambil seragam di TU" jawabnya.

"Oke, mendingan lo duduk disini. Kita sekelas"

"Seriusan? Kita kelas berapa emang?

"Kita kelas X IPA 1"

"Demi apa lo?!" teriaknya, kaget tentu saja. Ia tidak percaya jika ia masuk kelas prestasi.

"Demi cintaku padamu, lagian lo kenapa sih, kaget banget. Lo pas tes masuk sini juara 6 kan?"

Shilla hanya mengangguk dengan perasaan agak kaget, pasalnya ia hanya tidak percaya jika ia mengikuti jejak Bella, kakaknya yang masuk kelas prestasi.

Sistem SMA Tunas Bangsa memang seperti itu, menyatukan orang-orang yang tingkat kecerdasannya sama agar guru-guru dapat mengerti kebutuhan siswa setiap kelasnya seperti apa, model pembelajarannya seperti apa yang layak untuk tingkatan tertentu.

"Eh, Shill. Lo liat deh arah jam 3, itu namanya Rani, yang katanya juara 1 waktu tes masuk" ujar Nadya, Shilla melirik ke arah jam 3 itu. Ada gadis cantik terlihat seperti keturunan arab.

"Kelihatannya sih pinter. Dia dari SMP Bina Nusantara" sambung Nadya lagi lalu beralih ke arah lain, "Kalo yang di arah jam 12. Cowok yang agak gendut pendek itu namanya Devan. Dia dari SMP 18, dia yang juara 2. Lo ingat gak sih, dia yang menang waktu lomba Rangking 1 kemarin? Gila gue gak nyangka bakal sekelas sama spesies jenius kayak mereka" Nadya menghela nafas dan berbalik arah menghadap Shilla lagi.

Shilla setuju dengan Nadya, seketika dia memikirkan soal ranking di kelasnya nanti.

"Berarti rangking gue bakal turun dong? Nanti mau taruh dimana muka gue di depan keluarga gue?!"

"Oh iya, waktu itu kata kakak gue, Kak Bella ya yang juara 1 dari awal tes masuk sampe lulus. Gila ya kakak lo. Ngeri gue"

"Apalagi gue. Sebenarnya keluarga gue gak ngebandingin kita berdua sih, cuman gue pasti down denger orang lain yang suka ngebandingin kita"

"Udah lo gak usah mikirin kata orang, sekarang cabut yuk. Lihat kelas kita kek gimana" ajak Nadya dan mereka pun meninggalkan aula, beriringan dengan siswa lainnya.

💙💙💙

Setibanya di kelas mereka, Shilla dan Nadya memperhatikan sekeliling kelas ini. Cat kelasnya berwarna putih gading.

"Wah gak nyangka gue udah SMA aja" ujar Shilla yang sekarang sudah mencoba duduk di salah satu kursi.

"Eh, Shill. Gue ke toilet dulu ya. Lo tunggu di sini aja. Gue udah kebelet soalnya"

Tanpa menunggu jawaban dari Shilla, Nadya langsung pergi. Shilla pun hanya menghela nafas lalu memperhatikan sekitarnya.

5 menit berlalu, Nadya tak kunjung kembali.

'Kok gerah ya lama-lama' gumamnya dalam hati, ia pun mencari remote AC untuk menyalakannya. Namun gagal, Shilla tidak menemukan apa-apa.

Entah kerasukan jin apa, Shilla pun memutuskan untuk menaiki meja di bawah AC dan berusaha untuk mencapai  tombol power mesin itu.

'Ya Allah, kok gue pendek ya'

Shilla berjinjit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puppy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang