Alderwand. 3

15 1 0
                                    

Kami semua menoleh ke arah pintu, dan terlihatlah seorang wanita tak dikenal.
"Kalian semua, ayo ikuti saya," perintah sosok tadi. Kami kaget. Siapa itu? Tapi kami memutuskan mengikutinya saja, sebelum kami terkena lebih banyak masalah. Kami bertiga segera berdiri dan mengikuti wanita itu, yang langsung berjalan cepat entah ke mana.
"Anne, Amelia..." Hwayoung menarik-narik gaun kami, lalu menunjuk bagian lengan rompi yang melapisi gaun wanita tersebut. Sebuah badge dengan logo pedang dan tulisan 'DIVISI KEDISIPLINAN ASRAMA' terpasang di sana. Aku dan Amelia berpandangan, lalu menghela napas. Sekarang semuanya jelas. Dia pasti mendengar percakapan kami tadi dan berniat menghukum kami.

Langkah wanita itu berhenti di sebuah area percabangan antar koridor yang cukup luas -- dan tentu saja sepi -- tidak jauh dari kamar kami.
"Oke," wanita misterius itu langsung memulai percakapan, "namaku Marianna Ortanique. Aku wakil ketua divisi kedisiplinan, dan posisiku hanya satu tingkat lebih rendah dari si Eleanor menyebalkan yang marah-marah di lobby asrama tadi," Dia memperkenalkan diri dengan gusar. Kami bertiga mengernyitkan dahi, tapi tidak lama karena tatapan Miss Marianna terlihat... apa ya... sangat serius.
"Umm... Ada apa memanggil kami, Miss?" tanya Amelia pelan. Miss Marianna mengarahkan tatapannya ke arah Amelia yang spontan berjengit. Dia lalu mengeluarkan kipas tangan berenda dari saku gaunnya dan mulai mengipasi dirinya. Kami bertiga berdiri kikuk menunggu jawaban.

"Kalian ingat surat untuk orangtua mahasiswa baru yang tidak boleh kalian lihat itu? Yang dikirimkan ke rumah kalian masing-masing?" tanya Miss Marianna. Kami bertiga mengangguk. Sekitar dua bulan sebelum aku pindah ke sini, aku menerima sebuah surat untuk orangtuaku, yang disertai peringatan keras agar aku tidak membukanya. Aku langsung menyerahkan surat itu pada orangtuaku yang seminggu kemudian tampaknya mengirimnya kembali ke universitas. Tampaknya bukan cuma orangtuaku yang menerima surat seperti itu.
"Aku yakin kalian semua bertanya-tanya apa isinya. Nah, kalian bisa memilih, mau aku jelaskan saja atau mau kalian lihat sendiri?" Miss Marianna menunjuk kami dengan kipasnya satu-persatu. Kami bertiga saling berpandangan, lalu berkata bersamaan, "Tolong dijelaskan, Miss!" Dia tersenyum, lalu menaruh kipasnya di saku. Miss Marianna lalu menarik kami menuju sebuah kamar yang tidak jauh dari kami.
"Ini kamarku," jelasnya setelah kami masuk, sebelum kami bertanya-tanya. "Beberapa anggota divisi kedisiplinan asrama memang harus tinggal di asrama juga, termasuk aku," lanjutnya sambil mengendikkan bahu.
"Anda BETAH di sini, Miss?" Hwayoung sempat-sempatnya bertanya. Miss Marianna mendelik ke arah Hwayoung, lalu menepis udara di depannya.
"Tentu saja tidak. Tapi aku suka pekerjaanku, jadi yah, aku harus membetahkan diri," jawabnya. "Nah, sekarang saatnya penjelasan soal surat itu." kata Miss Marianna, lalu dia mulai bercerita.

Tiga tahun yang lalu, pihak universitas menemukan adanya komunitas baru di kampus. Namanya Dark Ail, atau DA. Kelihatannya kegiatan mereka hanya seminar-seminar motivasi atau apalah, tapi ternyata secara garis besar, kerjaan mereka adalah ikut campur urusan pemerintahan di kerajaan para anggotanya. Mulanya pihak universitas tidak mengkhawatirkan hal itu, karena seminar-seminar mereka cuma berbuah demonstrasi. Tapi sekitar satu setengah tahun lalu, datang laporan ke pihak universitas bahwa ada seorang putri lulusan universitas ini yang diam-diam mengumpulkan massa dan hendak mengudeta kepemimpinan ayah dan pamannya sendiri -- dan ngomong-ngomong ayah dan pamannya memegang dua kerajaan yang berbeda -- hanya gara-gara dia baru ikut seminar DA sebulan sebelumnya. Setelah laporan ini, barulah pihak kampus sadar bahwa DA bisa dibilang berbahaya dan mulai merumuskan tindakan penyelidikan.
"Begitulah," Miss Marianna menutup ceritanya, lalu menghela napas.
"DA ini tampaknya cukup berbahaya untuk menimbulkan perang saudara," gumam Amelia.
"Masa cuma gara-gara seminar motivasi, efeknya bisa begitu, sih?" Aku mengernyitkan dahi.
"Aku juga berpikir begitu. Hal semacam itu terlalu sepele untuk memantik konflik semacam kudeta yang tidak jelas. Makanya pihak universitas mau menggali lebih dalam soal DA," Miss Marianna menatapku. "Nah, itulah gunanya surat itu. Surat itu hanya dikirim ke beberapa kerajaan yang dipercaya universitas. Intinya adalah kalian akan dijadikan mata-mata, dan universitas meminta persetujuan dari orangtua kalian. Dan dari semua kerajaan yang dikirimi surat itu, hanya orangtua kalian yang setuju. Itu juga alasan mengapa kalian bertiga ditempatkan satu kamar," jelasnya.
"Mata-mata?!" Giliran Hwayoung yang mengernyitkan dahi. "Maksudnya kita harus mengikuti anggota DA kemana-mana? Seperti stalker?" duganya. Miss Marianna langsung menggeleng.
"Kalian akan ditugaskan untuk mendaftar menjadi anggota DA, dan sebisa mungkin menjadi anggota-anggota yang paling rajin mengikuti perkembangan DA dan melaporkan perkembangan-perkembangan tersebut padaku, tanpa terpengaruh doktrin negatif yang mungkin akan muncul," Miss Marianna melipat tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlderwandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang