In Heaven

1.7K 329 28
                                    

Click ☆ before read ^^ thanks~

.

🖤💗

.

"Eotteohke??"

Lisa mengernyit, tak menemukan sosok sang kekasih di atas ranjangnya. Oh, apa dia terlalu lama? Aish... Mino pasti marah padanya, pemuda itu tak suka menunggu lama! Lisa buru-Buru meninggalkan kamar tidurnya, tak ada yang perlu dirapihkan selain sebuah dress yang tergeletak di atas kasur.

Pemuda itu tak ada dimanapun, apa Mino meninggalkannya?

Ia menggigit bibir, segera mengenakan sneakersnya.

Srakk

Uh sial.. Bibirnya digigit semakin kuat, Lisa berkedip cepat menahan maniknya yang memanas. Tangannya segera menyimpul tali sneakersnya, membiarkan ponsel yang terlempar ke bawah rak sepatu disisi pintu. Sejak kapan ia mengenakan sneakers?

Lisa juga tidak tahu, yang ia tahu kekasihnya sangat senang mengenakan sneakers. Mino selalu menggunakan sneakers , dan entah sejak kapan kebiasan sang kekasih berpindah padanya. Flat shoes, boots, slip on dan wedges di rak sepatu Lisa berganti menjadi sneakers berbagai model dan brand.

Termasuk kebiasaan menyimpul tali sepatunya secara zig zag, gadis itu tersenyum kecil. Mengingat bagaimana pertama kali ia mengenakan sneakersnya, dan Mino dengan begitu berlebihan menyimpulkan tali sepatu sang gadis. Mencoba meniru scene Yoo Si Jin dan Kang Moo Yeon katanya.

Bagus, sudah beres! Ia segera melompat, membuka pintu apartemennya hanya untuk menemukan wajah kesal Mino yang melipat tangan. Pemuda itu marah, pastinya. Tangan gadis itu terulur, mencoba meraih pundak Mino saat ia hanya menyentuh udara.

Lenyap, sosok itu menguap menjadi asap sebelum terbang lalu pergi tanpa sempat ditahannya. Meninggalkan Lisa seorang diri disana. Ia menghela nafas, tersenyum kecut. Tangan gadis dengan surai ash blonde gemetar, mencengkeram tali slingbag nya kuat saat ia menyusuri koridor apartment dengan bibir yang nyaris berdarah, Lisa menggigitnya terlalu kuat.

'Berhenti memperlakukan ku seperti anak kecil!'

'Lisa-ya, biar kuantar okay?'

'Shireo!'

'Baiklah, just take it okay? Aku harus kerja'

'Call!'

'Mino-yaaa!'

'Panggil oppa'

'Poppo'

Senyumnya merekah, meskipun sedikit kesal namun Mino segera meraih gadisnya. Menyatukan bibir keduanya dalam kecupan manis yang memabukkan.

'Sepertinya akan turun hujan, cepatlah pulang'

'Hmm.. Kau juga! Be careful~~'

Langkahnya terhenti begitu saja saat ia tiba di depan gedung apartemen, mendongak menatap langit dengan satu tangan yang menghalau sinar Mentari yang menyilaukan. Senyumnya merekah, kenapa bulan bisa terbit di pagi hari?

♪ Have A Good Day [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang