Raining [END]

1.8K 311 54
                                    

Gadis itu jatuh berjongkok, menutup mulutnya menahan isakan di sudut jalan seorang diri. Maniknya berkabut, merasakan liquid bening yang semakin banyak menyusuri wajahnya. Beberapa pejalan kaki yang melaluinya memandang sedih, mengingat bagaimana peristiwa tragis setahun yang lalu disana telah menghancurkan kehidupan seorang gadis.

"Mino-ya... Kenapa pergi begitu cepat? Kau bilang memiliki kejutan untukku, aku menunggumu..."

Dadanya sesak, Lisa tak dapat bernafas dengan baik. Setahun berlalu sejak saat itu, namun kehidupannya tak berjalan normal. Tak ada yang benar-benar normal setelah kepergian Mino, hidupnya berantakan seolah waktu berhenti dalam dunia Lisa.

"Dingin... Mino-ya... Disini... Sakit sekali..."

Kepalan tangan sang gadis memukul-mukul dadanya, mencoba menghilangkan perasaan yang menyesakkan dadanya. Berat sekali, segalanya terlalu berat untuk ia lalui seorang diri. Lisa selalu berusaha tersenyum, berpura-pura segalanya baik-baik saja hingga bayangan Mino kembali muncul dihadapannya.

Lisa tidak tahu, apakah ini semua hanya mimpi buruk yang terlalu panjang, atau justru kejadian setahun yang lalu itu hanya sebuah mimpi buruk.

'Bagaimana kalau menikah?'

'Kau bercanda?'

'Hahaa... Mianhae'

'Pabo'

'Mmm... Baik-baik ~ bagaimana kalau hadiah?'

'Apa? Makanan? Barang? Atau sesuatu yang menyenangkan?'

'Tunggu saja, jangan kemana-mana. Nanti malam setelah pulang kerja, aku akan memberimu sebuah kejutan!'

'Nona Lalisa..?'

'Nugu...seo?'

'..............'

'Pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan di Gwanghwamun-do...'

Langkahnya terseok, dengan wajah sembab yang kentara. Hidupnya hancur sejak setahun yang lalu, Lisa lelah berpura-pura terlihat baik-baik saja, ia tak perduli lagi pada pandangan orang.

Mimpi buruk itu terus menghantuinya, malam hari dengan hujan lebat, saat telepon masuk yang membawa gadis itu langsung menuju ke lokasi kejadian. Hanya untuk menemukan tubuh Mino yang terbujur kaku.

Ia mengalami kecelakaan mobil karena berbenturan dengan sebuah suv, membuat pria itu terpental keluar mobil dan meregang nyawa di tempat itu juga. Lisa langsung pingsan di tempat, menerima guncangan yang teramat besar saat mengetahui kekasihnya harus pergi untuk selamanya.

Hingga saat ia terbangun di rumah sakit, gadis itu masih berharap jika segalanya hanyalah mimpi buruk. Namun seorang petugas kepolisian yang menghampirinya dengan dompet Mino hanya membuat sang gadis menjerit sejadi-jadinya, apalagi saat menemukan sepasang cincin emas dalam kotak yang terdapat di sakunya.

'...aku akan memberimu sebuah kejutan!'

Mino akan melamarnya hari itu, namun segalanya hanya menjadi angan belaka.

Lisa berdiri disana, lagi. Menatap bangunan apartemen yang menjulang di hadapannya, lantai delapan tempat yang telah dihuninya bersama sang kekasih sejak tiga tahun terakhir. Lagi-lagi ia hanya bisa menangis, gadis yang selalu ceria itu telah berubah menjadi pribadi yang begitu rapuh.

Sejak Mino pergi, Lisa jatuh ke dalam titik terendah hidupnya. Lubang hitam yang tak berujung.

Kedua tangannya terangkat, mengepal. Lisa tahu ia konyol, nyatanya ia masih dapat merasakan sisa kehangatan genggaman Mino disana. Ia menutup mata sembari menyatukan kedua tangannya, merangkai figur sang kekasih dalam benaknya. Wajahnya yang tersenyum sedih, kemudian segala penyesalan kembali memenuhi jiwa Lisa.

♪ Have A Good Day [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang