Tok tok..
"Dek udh pagi."
Tok tok!..
"Dek bangun!"
Tok tok tok... Brak!
"Aki!"
Pemuda itu menatap gusar pada gadis dihadapannya. Dengan geram, ia menarik selimut dan menarik gadis tersebut hingga terjatuh ke bawah.
"Aduh!" pekik gadis itu, lalu matanya mengerjap lucu namun sang pemuda tidak menyadarinya.
"Liat nih jam! Udah jam berapa hah!?" bentak pemuda itu
"Iya kak iya," jawab si gadis sembari memegang kepalanya. "Mandi sana cepetan, telat dikit nanti jadi ikan asin!"
Setelah pemuda itu -kakak kelas nya meninggalkan kamar, sang gadis pun bersiap memulai hari.
Arza turun dengan emosi yang cukup untuk melahap orang. Di lantai bawah Reza menghentikan aktifitas nya setelah melihat raut temannya dalam kondisi memiriskan.
"Udah Ar?" Walaupun Arza belum menduduki sofa Reza sudah melontarkan pertanyaan.
"Ar ar.. aer kali. Berapa kali dibilang manggil gua tuh Arza," sewot Arza sambil menjitak kepala temannya itu.
"Kalem Ar-- za. Pagi-pagi udah emosian aja."
"Tuh cewek jam segini baru bangun," ucap Arza sembari mengunyah roti.
"Beli roti za?"
"Yo"
"Emang masih ada yang lewat?" Nampak raut wajah arza terlihat bingung berkali-kali lipat.
"Bekas semalem nonton bola sama anak-anak.” Arza pun hanya bisa membalas dengan membulatkan bibir nya.
Hening keduanya larut dalam pikiran masing-masing.
"Ayo kak berangkat," teriak gadis itu tiba-tiba setelah turun dari tangga. Lantas keduanya beranjak dari posisi.
•••
Ketiganya berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki arena jarak dari asrama dekat dengan sekolah.
Askana Shaki nama gadis itu sering dipanggil aki oleh orang terdekat. Ia adalah murid baru SMA Negeri berstandar nasional.
SMAN ini memiliki asrama yang wajib di tempati oleh para murid, baik perempuan maupun laki-laki semuanya tercampur sama rata.
"Kak itu temen aku duluan ya" Aki berjalan menemui teman sekelas nya lalu di balas anggukan oleh kedua kakak kelasnya.
"Nat!"Panggil Aki antusias
"Sini Ki!" Jawab Nata tak kalah antusias
"Katanya nanti ada ulangan dari pak Bambang!" Ucap Nata setelah aki sampai. "Serius Pak Bambang?" Teriak Handa khawatir, karena pelajaran pak Bambang adalah pelajaran yang sangat menyusahkan.
"Tenang teman-teman aku yakin kalian bisa," Thalia memberikan semangat yang di balas anggukan oleh semuanya. Lalu tanpa sadar mereka sudah sampai di gerbang sekolah.
Banyak guru yang menyambut kedatangan para murid nya. Setelah itu seluruh murid dikumpulkan di lapangan karena seperti Senin biasanya akan di laksanakan upacara bendera merah putih.
“Ssttt.. Ki!”
Aki menoleh ke asal suara, ternyata temannya sedang gemetaran dan keluar keringat. Pelan-pelan Shaki membopong lengan nya dan membawanya ke Unit Kesehatan Siswa atau yang biasa dipakai anak tidak bertanggung jawab untuk tidur saat malas mengikuti pelajaran dan Aki salah satunya.
“Permisi,” ucap Aki sopan lalu membantu melepas sepatu temannya. “Mau dikursi atau kasur put?” Tanya Aki yang masih membopong tubuh Putri.
“Kasur Ki,” rintih Putri. Dengan hati-hati membawa Putri ke kasur.
“Mau minum teh?” Tanya Aki.
“Gak usah makasih,” seulas senyum tipis namun bergetar tergambar di bibir Putri. Melihatnya Aki hanya bisa membalas dengan senyum canggung.
Lalu Aki menulis keluhan pasien di jurnal UKS. Setelah memastikan Putri di jaga oleh petugas uks ia pun keluar dari sana dan kembali mengikuti kegiatan upacara.
•••
Kring... Kring...
Bel tanda istirahat berbunyi para siswa keluar kelas dengan cepat memburu soto Mpok Ira -yg terkenal kelezatannya. Sementara para siswi tetap di kelas entah itu makan, mengobrol atau mengerjakan PR.
Apa PR? Yap inilah kegiatan yang sedang dilakukan oleh Aki. Ia sedang mengerjakan PR dengan cara membabi buta meminjam buku teman-temannya.
Setelah mendapat kabar adanya pr, bagai mantra yang ajaib membuat Aki menunda kegiatan yang sangat ia gemari yaitu makan.
“Permisi Aki-nya ada?”Tanya seseorang yang membuat suasana heboh dan berisik. Karena ada kakak kelas -cowok yang masuk ke kelas adik kelas.
Bug!
Pukulan mendarat ke kepala Aki. Sontak saja membuat Aki menoleh untuk memak-- bukan menghajarnya! Berani sekali menunda kegiatan istimewanya. Namun hal tersebut sudah menghilang dengan ajaib saat melihat sosok yang memukulnya.
Dengan senyum manis -walaupun yang dilihat Aki adalah seringai meremehkan- Arza menahan tangan Aki yang akan membalasnya. “Mau ngapain hmm?” Dengan seringai khas nya Arza mendekatkan wajah ke Aki. Membuat pengagum kakak kelas nya itu berteriak histeris.
“Kak Arza? Kalau mencari Kak Reza Kelasnya dibawah kok,” dengan senyum risih Aki memundurkan wajah Arza menggunakan jari nya.
Dengan tiba-tiba menaruh yoghurt kemasan -Kesukaan Aki di meja. "Minum! Biar gemuk!"
Lalu Arza meninggalkan kelas dengan memberi kecupan ke tangan Aki. Setelah sosok Arza tidak terlihat lagi, para perempuan memenuhi meja Aki dengan melontarkan berbagai pertanyaan. Membuat kegiatan istimewanya kembali tertunda. Menyebalkan!
Kringggg..
Bagaikan melodi kematian, bel tanda masuk pelajaran pun telah berbunyi. Masih ada waktu! Batin Aki semakin cemas.
Tanpa diduga sebuah suara membuat kaki nya melemas. “Good morning boy's and girl.”
Halo udara panas gumam Aki pelan lalu mengangkat tangan karena tidak mengerjakan PR. Nampaknya suasana kelas akan kembali tegang karena ulah dirinya.
-Tbc
Aku harap kalian menyukai nya. See you!
-Rany
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate
Teen FictionSeorang gadis tinggal seatap dengan kakak kelas? Inilah awal kehidupan Aki dan kedua kakak kelasnya yaitu Arza lelaki badboy namun diam-diam sangat menyukai boneka unicorn dan Reza titisan lambe turah. . . . . . . . . . . . . . Amazing cover by @ari...