Yg terakhir, aku bercanda --tidak, aku berdusta. Percayalah.
Senja kali ini, teko besi itu menuang tetes demi tetes robuska yang takpernah dusta atas nama rasa.
Elok warnamu bak kesatria temani penghujung hariku bersama indahnya panorama nan syahdu.
Lantas, mengapa aroma yang menggema tak semanis rasa yang tertuang dalam keluku?
Ku teguh tetesan itu bak mengaluni lautan kedamaian yg syahdu jauh dari kata parau.
Sudikah kau tuk duduk denganku; barang untuk mengecap robuska, atau sekedar melihat Indah panorama --walaupun kau lebih indah dariapapun itu--
- me x farahddd
KAMU SEDANG MEMBACA
Word Heart
PoetrySebuah kata yang tak bisaku ungkap oleh lisan, yang kini hanya bisa tersurat dalam sebuah media ini. Hanya ini yang bisa meluapkan segala ambisi dengan ilusi liarku. -- sekedar kata yang tak berarti ini aku tulis dari apa yang ku rasa di dunia ini...