01

238 12 1
                                    


"aku menyukaimu"

"ya??" naruto kaget saat orang yang dihadapannya mengatakan satu kata yang sangat mengejutkan ini. ia tidak bisa membohongi dirinya saat rona merah itu hadir dipipinya namun sebisa mungkin ia tutupi agar orang yang dihadapinya ini dapat melanjutkan apa yang ingin ia katakan.

"anu. . . ne, etto . . . etto" dapat dibayangkan wajahnya kini bak kepiting rebus. "bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan. dia bahakan tidak meresponnya"gumahnya dalam hati. ia sanggup membenturkan ia lebih memilih terjun dari menara tertinggi lalu terjun saat ini karena malu.

"hahaha bagaimana ?? apa aku akan diterima jika aku mengatakannya seperti itu" lanjut hinata "aduh, apa yang aku katakan. malunya aku" batinnya menyalahkan dirinya sendiri.

"hah??" naruto bingung harus berkata apa. seolah bagian tertinggi dirinya patah seketika.

"ne, apa aku terlihat manis hingga kau masih bengong seperti ini, hahaha apa aku akan diterima jika aku mengatakan nya seperti itu" tawa hinata mencairkan suasana. ia mengutuk dirinya karena hal ini.

". . . . " naruto terdiam hingga kesadarannya kembali. kemudian ia berbalik dan berjalan "ya sudah, ayo kita pulang" dipengangnya kepala hinata kemudian berlalu mendahului hinata. "sial, aku berharap yang tidak mungkin" ucap naruto pelan sangat pelan agar tidak ada yang mendengarnya.

"ne, naruto-kun. kau tidak menjawab pertanyakanku tadi" ia berteriak dan berlari mengejar naruto yang sudah berjalan mendahuluinya.

"hai, hai  diterima. mungkin" naruto datar tanpa menghentikan langkahnya.

"mungkin? baiklah aku sudah memutuskan aku akan latihan denganmu agar aku bisa diterima. bagaimana naruto?"

"terserah kau saja"

"responmu selalu seperti itu" ucap hinata mengembukan pipinya. ia menatap kesal dengan sahabatnya ini.

bukan tidak memperhatikan namun naruto selalu melihat setiap tindakan hinata tanpa hinata sadari.

.

"Tadaima" naruto yang membuka pintu berjalan menuju kamar. nah lihat dia menemukan orang yang sama sekali tidak canggung didalam kamarnya.

"yo! okari naruto-kun"hinata yang bangun dari tidurnya.

"jadi ada apa kau kemari selarut ini?"naruto berjalan meletakan tasnya pada lemari dekat meja belajarnya.

"tugasku belum selesai" hinata tersenyum semanis mungkin.

"kau ini" setelah ia berganti baju. naruto mendekat pada hinata. "ya sudah cepatlah, aku mau tidur"

"ne, naruto-kun aku tidak mengerti bagian ini." saat beberapa menit berlalu rengek hinata kembali muncul "moi, aku sudah tidak sanggup" teriak hinata mengabaikan buku-buku yang sudah berserakan dilantai.

"bagian mana?" naruto mendekat, melihat pada buku hinata.

"yang ini" tunjuk hinata membuat pada buku yang tadi ia abaikan.

"ini seperti ini" naruto mengerjakan sebagian tugas hinata, hinata hanya memperhatikan apa yang dijelaskan naruto padanya. hinata tersenyum menggangguk mengerti. "mengerti?" ucap naruto setelah itu meletakan alat tulisnya.

"hai, mengerti. arigato naruto-kun kau memang pintar" naruto tersenyum membalas ucapan hinata padanya.

"sudah selesai. aku mau tidur" kemudian naruto narik badannya ketempat tidurnya memejamkan matanya, membiarkan hinata mengerjakan tugasnya sendiri.

naruto dan hinata adalah Sahabat sejak kecil, mereka yang mengenal sejak kecillah dan berada disatu sekolah yang sama sejak sekolah dasar sampai senior high school walau tidak pernah berada dalam satu kelas yang sama, tapi meraka tidak pernah melewatkan satu haripun tidak bersama mungkin itu yang membuat mereka sangat dekat.

setiap saat ada tugas hinata selalu mengerjakan tugas tersebut dirumah naruto. narutopun tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut.

sifat hinata yang tidak femenim membuat naruto tidak canggung padanya. mereka seolah dua anak laki-laki.

naruto tinggal sendirian di aparteman sederhananya. ayah naruto adalah keturunan ingris sedangkan ibunya orang jepang asli. saat kecil mereka bertiga dijepang hingga saat orang tua mereka harus pergi karena karir ayahnya, tapi ia memutuskan tidak ikut ia memilih tinggal sendiri dalam aparteman sederhana.

orang tua mana yang setuju saat harus berada jauh dari anaknya. tapi karena bujukan naruto akhirnya ibunya menyetujui keputusannya tersebut.

berbeda dengan naruto, hinata tinggal dengan orang tua yang rumahnya yang bisa dikatakan jauh dari apertemen naruto.

hinata memiliki sifat yang tidak feminim, ia terlalu cuek saat menyangkut penampilan. saat pulang sekolah hinata lebih memilih berlama-lama diaparteman naruto dibanding dirumahnya. rumahnya terlalu sepi untuk ditempati.

orang tua hinata adalah seorang pengusaha sibuk yang tidak memiliki waktu bahkan untuk sekedar makan malam bersama. kakak hinata hyuga neji ia sudah berkeluarga dan tinggal di suna dan menetap disana sedangkan adiknya hyuga hanabi sekolah di suna dan menetap bersama kakaknya disana.

hinata seperti anak tunggal yang kesepian jika ia berada dirumah. maka itu ia lebih memilih di aparteman naruto.

meski naruto orangnya cuek tapi ia nyaman berada didekatnya meski kadang ia merasa kesal sendiri dengan sifat sahabatnya ini.

"naruto-kun. apa ada orang yang kau sukai ??" ia memecah keheningan, hinata tidak tau apa yang dipikirkannya saat ini tapi ia sangat penasaran dengan jawaban itu.

perlahan mata naruto terbuka "jadi kenapa kau menanyakannya, kau penasaran ??" dilihatnya wajah hinata yang begitu serius hingga ia terkejut tidak biasanya hinata seserius ini "kau sendiri bagaimana?" kemudian dipalingkannya lagi badannya membelakangi hinata tanpa mengubah posisi tidurnya.

"aku . . . aku tidak yakin dia juga menyukaiku tapi aku tidak akan menyerah aku tau  suatu saat nanti dia akan melihatku"

"begitu ya. "naruto terdiam, matanya sendu tetap dalam posisinya agar orang yang mengajaknya bisara ini tidak melihat ekpresinya saat ini. "siapa? ehm. . . siapa orangnya ?"lanjut naruto, ia sebenarnya tidak mau mendengar jawaban dari pertanyaannya tersebut, tapi rasa penasaranya lebih besar.

"eh ? . . . . hahaha anu . . ."tawa hinata kikuk mana sanggup ia mengatakan yang sebenarnya.

"sudah, tidak apa. tidak usah dijawab" naruto mengenal hinata, ia tidak mungkin memaksa egonya, naruto tau jika hinata ragu untuk memberi taunya, lagi pula naruto tidak sanggup mendengar nama itu.

.

"lihat, dia sudah datang" sasuke membangunkan naruto dari tidurnya. sesaat naruto tetidur bosan menunggu pelajar usai.

tbc
----
maaf banyak kalimat yang mungkin terlalu terbelit-belit, typo dimana-mana.
ini fanfic pertama saya, saya hanya mengutarakan pikiran, berharap dapat membuat dunia sendiri dalam karya cerita.
mohon saran, masukan, dan keritiknya (dengan menggunakan bahasa yang sewajarnya) hal itu sangat saya butuhkan agar dapat lebih baik lagi.
"mohon bantuannya."

Hanya untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang