Punishment

5.7K 270 38
                                    

Punishment
By guanlinbunny

WARNING!: No Child, Mature Content

.
.
.
.

Sepanjang pelajaran pagi ini di kelasnya Jihoon tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran sejarah yang tengah di ajarkan oleh Kwon-ssaem. Tubuhnya hanya sedjak tadi duduk— menggeliat tak nyaman. Bagaimana tidak saat ini sebuah vibrator tengah mengisi hole miliknya.

"Eughh!" Jihoon mendesah pelan pada saat seseorang di belakangnya menaikan tempo vibrator tersebut— dari kecepetan pelan menuju ke kecepatan sedang.

Saat ini pemuda manis itu hanya bisa mengigit bibirnya saja untuk menahan desahan yang hendak keluar dari bibir mungilnya. Rasanya Jihoon ingin agar semua penyiksaann ini cepat berlalu dan segera menikmati rewards-nya setelah ini.

Tanpa terasa bel jam istirahat sekolah kini berbunyi. Kwon-ssaem pun mengakhir sesi pelajaran hari ini. Siswa dan siswi yang berada di dalam kelas Jihoon mulai berhambur keluar untuk menuju ke kantin. Hanya Jihoon saja yang masih setia duduk di bangkunya.

"Jihoon, kau tidak enak badan ya?" tanya Daehwi yang khawatir karena sejak tadi tubuh Jihoon terlihat pucat.

"Ti—tidak... a—aku tidak apahh.." jawab Jihoon yang saat ini tengah tengah tersiksa. Junior miliknya sejak tadi ingin mengeluarkan cairannya namun tertahan oleh cockring. Sementara vibrator terus bergetar di hole miliknya dengan tempo sedang.

"Baiklah jika kau sakit lebih baik kau ke ruang kesehatan. Aku ke kantin dulu" ucap Daehwi yang kemudian pergi menjauh dari Jihoon dan keluar dari ruangan kelas.

"Eunghh... ahh..." desahan akhirnya bisa lolos dari bibir Jihoon beruntung saja saat ini di kelasnya tidak ada seorang pun. Tubuh Jihoon pun mulai melengkung karena sudah tidak tahan akan kenikmatan yang menyiksanya saat ini. Ia memilih untuk menenggelamkan wajahnya di meja. Sebelum suara seseorang memanggil namanya.

"Jihoon, kau ingin ke kantin bersama ku?"

Jihoon pun menangkat kepalanya dan menemukan seseorang pemuda berbahu lebar tengah berdiri di ambang pintu kelasnya. Lalu berjalan mendekat ke meja tempat Jihoon berada.

"Kau kenapa Jihoon apa kau sakit?" tanya Daniel.

"Ti—tidak... aku... baik-baik sajahh" lirih Jihoon yang kini mati-matian menahan desahannya.

"Wajahmu pucat sekali, mau ku antar ke uks?"

"Ti—tidak... perlu... Ahh... aku ingin tidur sajahh"

Jihoon pun kembali membaringkan kepalanya di meja dengan menggunakan kedua tangannya sebagai bantalnya.

"Kalau ada apa-apa beritahu aku Jihoon" ucap Daniel yang kemudian pergi berlalu dan meninggalkan kelas. Jihoon hanya membalas ucapan Daniel dengan sebuah deheman pelan. Karena saat ini sebenernya ia tengah mengigit bibirnya hingga sedikit terluka. Akibat mehanan tempo vibrator yang kini bergetar dengan cepat pada hole miliknya.

Jihoon hanya bisa memejamkan kedua matanya saja saat ini membayangkan rewards yang ia dapat setelah menjalani siksaan yang berat ini.

tap.. tap..

Langkah kaki seseorang terdengar, berjalan mendekat  ke arah nya.

Jihoon pun bangun dan mengangkat kepalanya. Saat ini ia melihat sosok Guanlin tengah berdiri di hadapanya.

"Kau tidak apa Jihoon? Apa kau sakit?" tanya Guanlin khawatir.

Jihoon pun hanya menatap pemuda itu dengan mata sayunya. Kemudian raut wajah khawatir pemuda itu perlahan berubah menjadi seringai nakal.

KEREADERS PANWINK FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang