I'm a Toy?

2.3K 165 52
                                    

I'm a Toy?
Oleh aaseeloolee

Semi Mature
.
.
.

Manis-manisnya, Woojin sampai gumoh- menutup mulutnya rapat dengan sebelah tangan.

Jinyoung dan Jihoon. Ini bulan ke delapan mereka berpacaran, lagaknya tetap saja seperti pekan pertama. Woojin bukannya iri, tapi ia kesal. 

Jihoon yang bodoh, dan Jinyoung yang brengsek. Sebenarnya, sudah dari awal Woojin mengingatkan Jihoon. Namun, Jihoon dibutakan oleh cinta. Ia sudah menyukai Jinyoung sejak lama, dan seharusnya ia menerima ajakan pacaran Jinyoung.

Dan, ya- Jihoon menerimanya. Dan pemandangan ini yang bisa di dapatkan.

Pasangan fenomenal fakultas HI-Psikologi.

Jihoon HI, dan Jinyoung Psikologi.

Jihoon terkenal karena keramahannya, Jinyoung terkenal karena urakannya.

Benar benar fenomenal.

Dan, apa maksudnya, Jihoon menyukai Jinyoung sejak lama?

Itu benar, teman. Sejak awal masuk sampai semester enam ini. Tiga tahun, kuat sekali bukan?

Jinyoung yang sering sekali gonta ganti pasangan, tetap saja banyak yang berjejer, menanti menjadi mangsa selanjutnya- salah satunya si Jihoon ini.

Padahal banyak yang baik, mengantri untuk menunggu Jihoon. Sudah tertambat pada hati yang lain, para pelamar hanya bisa berlapang dada walaupun sakit hati.

Salah satunya Guanlin, teman satu divisi Jihoon di BEM. Guanlin menyukai- mencintai Jihoon sejak Masa Orientasi. Mereka satu kelompok, dimana Guanlin menjadi ketua, dan Jihoon sekretaris.

Tapi, hati Jihoon malah tertancap di Jinyoung- biang masalah kelompok.

Ya, mereka juga satu kelompok dengan Jinyoung. Semua mengakui, aura Jinyoung adalah aura orang tampan. Tapi, tetap saja kesannya tidak baik.

"Tiga hari lagi, bro! Jangan lupa duccati!"

Jinyoung tertawa riang, menepuk pundak Donghan pelan. Guanlin memicing. Tiga hari lagi, maksudnya apa?

"Lah anjir, gue kira lu malah jadi beneran sayang sama si Jihoon itu"

Melotot, Guanlin pura pura meminum americanonya dan membaca buku matematika ekonomi- dengan telinga yang masih siap sedia, karena nama Jihoon di sebut sebut.

"Ya nggak lah, goblok! Gak ada nikmat nikmatnya"

Tertawa, Donghan menggeplak kepala Jinyoung kencang. Guanlin mengepalkan tangan- apa maksud dari gak ada nikmat nikmatnya?

"Lo jebolin dia dulu, bangsat, baru putusin"

Guanlin menahan tangannya agar tak menggebrak meja. Sialan, selama ini Jinyoung hanya main main? Delapan bulan belakangan? Yang benar saja!

"Malem terakhir, gue buat dia ngedesah frustasi"

Final, dan Guanlin segera bangkit- meninggalkan americanonya yang masih setengah, membawa semua buku mata kuliahnya dan berjalan terburu.

Jihoon harus tahu!

.

.

.

LaiGuanlin
Pulang kuliah, perpustakaan
Gak boleh nolak, penting
12.45

Jihoon mengernyit. Tidak biasanya Guanlin mengajak bertemu mendadak. Biasanya ia akan membuat janji sekitar satu hari sebelumnya.

KEREADERS PANWINK FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang