01. Prolog

118 9 7
                                    

Di kala langit mulai gelap,lampu jalan menyala terang.
Tak seperti hati ini, yang selalu gelap tanpa punya penerang.

Orang-orang ramai berlalu lalang di hadapan,namun kini hanya bintang yang menemani.
Sungguh malam terjahat sepanjang masa!

Padahal di kota inilah kali pertama saya menghembuskan nafas,lalu bertumbuh kembang hingga bisa bertemu dan akrab denganmu.

Kau dimana?
Apa kabar?
Bagaimana dengan mereka?
Mengapa sekarang begitu asing?

Hei,
Saya disini, saya sudah kembali,
saya ingin melihatmu,melihat marahmu,tingkahmu,merasakan sakitnya pukulanmu itu.
huh,sudah lama sekali ya rasanya.

maaf,

sa..ya..
rin..du

.
.
.

sial!
airmata tak sopan ini,mengalir begitu deras.

Juli 2026.

Untukmu,Dari AdnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang