7• Gwenchana

259 38 1
                                    

Lisa tiba-tiba jadi gerogi. Pria itu akhirnya melepas pegangannya.

"Kau mencari Jimin Hyung, ya?" tanya Jungkook tepat sasaran.

"Ah.. ne." Lisa tampak gugup.

"Apakah dia tidak ada di rumahnya?"

"Sepertinya.. tidak ada. A-aku sudah mengetuk serta membunyikan bel berkali-kali tetap tidak ada sahutan."

"Jinjja? Ke mana dia?"

"Molla."

Tak lama, terdengar suara dering ponsel milik Jungkook. Saat Jungkook mengangkat teleponnya, Lisa hendak lari dari sana, namun tiba-tiba Jungkook menahan tangannya.

"Jimin," ucapnya tanpa suara pada Lisa. Gadis itu langsung terdiam mengerti.

"Mwo? Sekarang Hyung di mana?" Jungkook bertanya dengan nada panik.

"Ah, ne. Aku segera ke sana!" seru Jungkook setelah mendengar jawaban Jimin dari seberang, lalu menutup panggilan.

"Ada apa?" tanya Lisa penasaran.

"Bibi Hyemin masuk rumah sakit."

••• 🌸 ••• 🌸 ••• 🌸 •••

Lisa merenggut saat Jungkook menyalakan mesin mobilnya. Sangat kesal karena pria itu memaksanya untuk ikut dengannya.

"Pakai seatbelt nya, Lisa. Aku akan ngebut."

Lisa membuang wajahnya ke arah jendela mobil. Tak lupa ia mendengus, menunjukkan betapa kesalnya ia pada Jungkook sekarang.

"Ah.. jadi kau ngambek, ya?" goda Jungkook tersenyum kecil. "Baiklah sini aku yang pasang—"

"Jangan sentuh!" Lisa menatap Jungkook kesal sebelum memasang seatbelt nya sendiri. Hal itu membuat Jungkook terkikik geli.

"Lucunya.."

"Jangan banyak omong dan cepatlah jalan! Aku tidak punya banyak waktu kau tahu!"

"Arrachi, Nona Lisa."

"Lagian kenapa, sih, aku harus ikut? Memangnya aku siapa? Aku kan bukan siapa-siapa," gerutu Lisa saat mobil itu mulai melaju.

"Kau adalah gadis pengantar susu langganan keluarga Jimin. Ya kan?"

Gadis itu berdecih. "Terserah. Kau ternyata sama menyebalkannya dengan kakakmu itu."

"Ah, kau masih ingat itu? Hahaha! Kakakku baik kok."

"Baik darimana mananya!"

"Dari segi wajahnya haha.."

"Tidak lucu tahu!"

Jungkook tersenyum tipis. "Hyemin ahjjuma.. dia seperti ibu bagiku. Jimin Hyung juga sudah kuanggap sebagai Kakakku. Keluarga mereka sangat berarti bagiku," ucap Jungkook tiba-tiba membuat Lisa mengernyitkan dahinya.

"Jika kau bukan siapa-siapanya, setidaknya.. datanglah untuk menjenguk pelangganmu." Jungkook tersenyum manis pada Lisa, yang dibalas oleh tatapan bingung oleh gadis itu.

"Heh, kau tidak mengerti ya?" Jungkook mendengus sambil memutar setirnya, berbelok ke kanan. "Eomma.. eomma ku sudah tiada, Lis."

Tatapan bingung itu kini berganti dengan tatapan terkejut. "Ah.. mianhe, aku tidak tahu."

"Kenapa meminta maaf?"

"Aku hanya merasa.." Lisa menunduk, membuat Jungkook menepikan mobilnya.

"Jungkook-ssi—"

"Ani, panggil aku Jungkook-ah, atau Kookie-ya. Kita seumuran." Jungkook tersenyum membuat Lisa kembali menunduk.

"Aku hanya berpikir jika orang sepertimu yang serba berkecukupan dan terlihat bahagia saja mempunyai masalah yang berat. Apalagi rakyat kecil sepertiku? Seorang gadis pengantar susu yang tinggal di rumah sederhana dengan keluarga sederhana pula," ucap Lisa sedih.

"Lisa-ya."

"Ne?"

"Tidak semua yang kelihatannya bahagia itu, benar-benar bahagia."

Lisa menatap Jungkook bingung. "Maksudnya?"

Jungkook hanya tersenyum samar, sebelum kembali melajukan mobilnya.

••• 🌸 ••• 🌸 ••• 🌸 •••

"Park Jimin!"

Jimin yang sedang duduk di depan sebuah ruangan di rumah sakit ibu dan anak itu, menoleh saat mendengar namanya dipanggil. Sebuah senyuman akhirnya terbit di bibirnya setelah dari tadi ia hanya menangis. "Kook-ah!"

Jungkook beserta seorang gadis yang mengekorinya, menghampiri Jimin yang terlihat terkejut melihat gadis itu.

"Lisa!"

Lisa tersenyum tipis lalu menunduk hormat. "Maaf jika aku terlalu ikut campur, Oppa."

"A-aniyo.. tidak begitu!"

Lisa hanya tersenyum menyahuti Jimin.

"Hyung, bagaimana keadaan Hyemin ahjjuma?"

"Eomma.." Jimin tiba-tiba terlihat sedih. "Adikku.. Eomma.."

Jungkook memilih untuk memeluk temannya itu, mencoba menghibur.

"Kook.." Jimin menepuk punggung Jungkook berkali-kali. "Calon adikku.."

"Gwenchana, Hyung. Semua akan baik-baik saja," ucap Jungkook menenangkan sambil mengusap punggung Jimin sayang.

"Ani.. Eomma.. keguguran, Kook-ah."

Deg.

Seperti ditusuk ribuan jarum, hati Jungkook terasa sakit. Pandangannya kini kosong ke depan sambil terus mengusap punggung Jimin. "Gwenchana, Hyung. Semua akan baik-baik saja," ucapnya lagi, kini diiringi dengan tangisan.

Karena calon adik Jimin, adalah calon adiknya juga.

Lisa yang melihat itu mengerjap pelan. Rasanya sangat perih melihat seseorang yang baru saja kehilangan seorang yang penting dalam hidupnya. Lisa juga pernah merasakannya, saat sang ayah meninggalkannya.

"A-apakah Hyung sudah telpon paman Daewon?"

"Sudah. Appa akan berangkat sore ini dari sana. Aku tidak tahu harus apa jika sudah begini. Jika Eomma bangun nanti, apa yang harus aku katakan?" Jimin kembali menangis.

Sekali lagi, Jungkook mengusap punggungnya sambil berkata, "Gwenchana Hyung."

Dan akhirnya Lisa tidak menyesal sudah ikut Jungkook sampai ke sini.

••• 🌸 ••• 🌸 ••• 🌸 •••

Yang kangen Tae mana suaranya?!

🙋🙋🙋🙋🙋

SPOILER↓














Sabar 🌚










Dikit lagi kok 🌝


















1..














2...










3....







!!!


Di chapter selanjutnya bakal ada kalimat! 🌚

Semoga bermanfaat ya spoilernya :)

G kok bercanda 😂😌



Nih asli↓















✖ CHAPTER SELANJUTNYA ADA ADEGAN TAELICE, SIAP-SIAP ✖

🌚🌚🌚

Dear Name; kth | jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang