3• Jungkook?

279 50 4
                                    

Lisa merenggangkan tubuhnya saat sudah memasuki kamar kesayangannya. Kamar minimalis bercat biru pastel itu hanya bermuatan sebuah tempat tidur untuk ukuran satu orang, dan sebuah lemari kayu ukuran sedang.

Ia langsung pulang setelah mengunjungi Jisoo tadi. Terlalu lelah untuk sekadar menyapa teman-temannya di kafe.

Sambil melepas berganti pakaian, Lisa menyempatkan merogoh kantung celananya dan menemukan secarik kertas yang sudah terlipat-lipat. Baru saja ingin membukanya, tiba-tiba saja perutnya terasa melilit.

"Aish! Pasti Kak Jisoo tadi menyumpahi aku karena sudah menggagalkan dietnya!" ringisnya seraya memegang perutnya. Dengan terburu-buru, gadis itu keluar kamar hendak menuju kamar mandi yang berada di dekat kamar Chaeyoung, meninggalkan ponsel serta secarik kertas itu di kasurnya.

••• 🌸 ••• 🌸 ••• 🌸 •••

"Lisa!" Jennie menaiki tangga, menuju kamar adiknya yang paling muda itu.

"Park Lisa!"

Tidak ada sahutan, membuat Jennie terpaksa masuk tanpa izin ke kamarnya.

"Lisa— lho? Tidak ada orang?"

Jennie tampak berpikir, "Ah.. mungkin sedang di kamar mandi," gumamnya.

Lelah berdiri, Jennie memilih untuk duduk di ranjang Lisa. Matanya terpaku menatap secarik kertas dan ponsel Lisa yang tergeletak asal di kasurnya itu. Dengan cepat ia menyambar secarik kertas yang terlipat-lipat itu dan mulai membacanya.

"Kim.. Jungkook? Cih, siapa orang iseng yang menggunakan nama idol terkenal itu. Omo.. ada nomor teleponnya!" Pikiran jahilnya pun datang. Diliriknya ponsel Lisa yang masih tergeletak manis di ranjang. Lalu saat itu juga, Jennie langsung menyambar serta membuka sandi ponsel Lisa-- yang sudah dihapalnya di luar kepala-- seperti orang kesetanan.

"Yes, aku berhasil!"

Jennie mulai mengotak-atik ponsel Lisa sambil sesekali tertawa. Namun suara langkah kaki yang mendekat membuatnya terpaksa untuk menghentikan kegiatannya itu dan melemparkan ponsel serta kertas itu ke asalnya.

Gadis itu tersenyum saat melihat Lisa masuk ke kamar.

"Eoh, Eonni? Sedang apa kau di kamarku?"

"Ah.. itu.. aku hanya merasa kesepian."

"Di mana Chaeyoung?"

"Dia di kafe, tiba-tiba saja tadi dia memutuskan untuk menerima tawaran pemilik kafe tersebut. Katanya sih untuk bantu mencari uang." Jennie menggedikkan bahunya.

"Jinjja? Bagaimana dengan as—"

"Hey, tenanglah. Dia bersama teman-teman kafemu tahu! Dia menerima tawaran ini juga karena ada teman-temanmu!"

"Hah? Jinjjayo? Aku akan meminta penjelasan Yoongi Oppa —" Saat Lisa hendak mengambil ponselnya, Jennie tiba-tiba berteriak.

"Lisa! A-aku.. aku.."

"Ne? Mwoya, eonni?"

"Aku pikir aku harus ke toilet sekarang, dah!" Secara tiba-tiba Jennie berlari keluar kamar Lisa, membuat adiknya itu mengernyit bingung.

"Kak Jennie kenapa sih.." gumamnya. Lisa beralih memainkan ponselnya, dan seketika terkejut mendapati sebuah notifikasi WhatsApp dari nomor tidak dikenal. Saat ia membuka roomchat-nya, dirinya lagi-lagi dikejutkan oleh sesuatu.

"Ya, Park Jennie!"

••• 🌸 ••• 🌸 ••• 🌸 •••

Jungkook baru saja selesai mandi saat melihat ponselnya bergetar. Tanpa ragu ia membuka ponselnya dan mendapati sebuah notifikasi WhatsApp dari nomor tidak dikenal.

+82xxxxxxxxxxx: Hai

Me: Ne? Nugu?

+82xxxxxxxxxxx: Aku Lisa


Lisa? Lisa yang itu? -batinnya.

Me: Lisa si gadis pengantar susu itu? Yang juga pernah hampir ditabrak Hyung ku kan?

+82xxxxxxxxxxx: Ne..

Ah, jadi benar...

Me: Ah, begitu. Ada apa Lisa? Apakah sepedamu rusak? Atau lukamu makin parah?

+82xxxxxxxxxxx: Ani, gwenchana.
+82xxxxxxxxxxx: Tpi bisakah kita bertemu? Aku ingin membicarakan sesuatu.

Aneh, kenapa tiba-tiba dia jadi seperti ini?

Me: Bertemu? Maksudku.. kau tadi menghindariku, knp sekarang tiba-tiba ingin bertemu?

+82xxxxxxxxxxx: Jinjjayo? Aku tidak pernah merasa menghindarimu.. kalau begitu Mian Oppa.

Jungkook terbelalak melihat balasan gadis itu. Lisa memanggilnya Oppa? Ah.. apa baru saja dirinya tersenyum karena itu?

Me: emm.. jadi bagaimana? Mau bertemu di mana? Kapan?

Tidak ada balasan apapun. Bahkan Lisa belum membuka pesannya sama sekali. Hal itu membuat Jungkook memilih untuk turun ke ruang utama mencari cemilan.

Saat sudah 'merampok' beberapa cemilan dari kulkas, Jungkook ingin segera kembali ke kamar sebelum suara sang Ayah mengangetkannya.

"Kim Jungkook."

"Ne Appa?"

"Kenapa Kakakmu tidak pulang? Kau sudah mengirimkan pesanku padanya kan?"

"Sudah. Mungkin Tae Hyung memang sedang sibuk."

Bapak paruh baya yang duduk di kursi roda itu menghela napas, lalu menoleh ke arah putra bungsunya itu. "Bagaimana denganmu?"

"Aku? Kenapa?"

"Jadwalmu."

"Hari ini dan besok aku bebas." Jungkook tersenyum. "Aku akan mengunjungi Taehyung Hyung dan memintanya untuk menemui Appa nanti."

"Terimakasih, Nak. Kau memang yang terbaik!"

Jungkook tersenyum kecil sebelum mulai menaiki anak tangga lagi menuju kamarnya.

Setelah mengecek ponselnya yang tergeletak di kasur, pria kelahiran tahun 1997 terbelalak tak percaya melihat balasan dari Lisa.

+82xxxxxxxxxx: Maaf, tadi kakakku iseng. Sekali lagi, Mian..

Me: Maksudmu?

+82xxxxxxxxxxx: Yang mengirimi pesan padamu itu adalah eonni ku. Aku tak tau kenapa bisa..
+82xxxxxxxxxxx: Mian..

+82xxxxxxxxxxx blocked you.

"MWO?!"

••• 🌸 ••• 🌸 ••• 🌸 •••

Hola semuaaaa..

Ada yang kangen sama Ran gak? :v

Maaf part-nya lagi-lagi pendek, Ran gk pinter bikin part panjang😔

Voment ya guys! -Tae.

Kuki sayang kalian yang gak siders hehe💜 -Kookie.

Siders matanya mules hng 🌚

Btw, double up nih hng..




Dear Name; kth | jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang