2• Rumah Sakit

297 51 1
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca!!!

••• 🌸 •••

Jisoo baru saja ingin bersiap makan siang saat seseorang datang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk!" sahut Jisoo dari dalam.

Pintu terbuka, menampilkan seorang pria dengan masker hitam menutupi mulut dan hidungnya.

Pria berperawakan tinggi itu buru-buru masuk dan duduk di depan Jisoo.

Jisoo tertawa kecil, "Apakah kau dikejar para fansmu lagi?"

Lelaki itu mengangguk sebelum membuka maskernya.

"Baiklah, Kim Taehyung. Sekarang, apa sudah ada kemajuan?"

Pria itu menggeleng lalu mengatakan sesuatu yang berhasil membuat Jisoo terbelalak.

"Belum ada dan sepertinya aku menyerah, Dokter."

••• 🌸 ••• 🌸 ••• 🌸 •••

"Hai, kita bertemu lagi, Nona." Jungkook tersenyum manis pada gadis di hadapannya itu.

Lisa masih terbelalak, lalu saat sadar, kakinya refleks mundur. Gadis itu mengangguk kaku.

"Apakah aku mengagetkanmu? Aku minta maaf kalau begitu," ucap Jungkook membuat Lisa tambah gugup.

"Tidak! Tidak sama sekali. K-Kau tidak perlu minta maaf."

Jungkook mengernyitkan keningnya, "Kenapa kau terlihat ketakutan seperti itu?"

"Aku hanya.."

"Ah, Lisa!"

Lisa menoleh ke arah suara, dan mendapati Jimin dengan rambut basahnya keluar menghampirinya.

"Berapa?" tanya Jimin menunjuk botol-botol susu di pojok pintu.

"Seperti biasa."

Pria itu mengangguk lalu memberikan sejumlah uang pada Lisa.

"Terimakasih, kalau begitu aku pergi dulu! Dah!"

"Hey, kenapa-"

"Maaf, aku buru-buru!" sahut Lisa memotong ucapan Jungkook. Dan sedetik kemudian, ia sudah mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi, membuat Jungkook lagi-lagi mengerutkan kening.

"Ada apa dengannya? Tidak biasanya gadis itu begitu," gumam Jimin terkekeh. "Hey, Kookie!"

"Ne?"

"Kau tidak berbuat macam-macam padanya, kan?!"

"Sepertinya.. tidak."

"Ah, arraseo. Dia mungkin hanya mengagumi keindahan makhluk di hadapannya ini, haha. Ngomong-ngomong, bagaimana? Dia cantik kan?"

"Aku.. ini kedua kalinya aku bertemu dia."

Di tempat lain, terlihat Lisa mengayuh sepedanya kencang, membuat beberapa botol susu yang berada di keranjang sepedanya ikut bergoyang.

Gadis itu tampak panik.

"Ah, tidak! Pokoknya aku tidak boleh dekat-dekat dengan pria semacam dia. Iya, Lisa, tidak boleh! Akan sangat bahaya, mereka bisa saja hanya ingin menjatuhkan gadis sepertimu dengan keangkuhan serta kekuasaan yang mereka punya. Ya walaupun dia baik, tapi pokoknya tidak boleh!" gumamnya pada diri sendiri.

••• 🌸 ••• 🌸 ••• 🌸 •••

"Ini uangnya."

"Ne, kamsahamnida. Besok jam berapa kira-kira aku harus ke sini?"

"Seperti hari ini saja. Kerjaanmu jadi cepat selesai bukan?" Bibi yang mengobrol dengan Lisa itu tersenyum. Membuat Lisa ikut tersenyum juga.

"Baiklah. Aku pulang dulu, Ahjumma!" Sambil mengantongi uang yang ia dapat dari hasil mengantarkan susu, Lisa berjalan menuju sepedanya.

"Huh, akhirnya selesai juga!" gumamnya. Tiba-tiba matanya dikejutkan dengan seorang bapak paruh baya yang mendorong gerobaknya--lewat di tempat itu.

"Bakpao daging!" serunya kencang lalu menghampiri bapak itu. "Ahjussi, bakpao dagingnya satu, ya!"

Lisa melirik jam tangannya.

Omo, ini jam istirahatnya Jisoo eonni. Aku akan mampir sebentar ke tempatnya!

"Ahjussi, bakpaonya satu lagi, ya!"

Pasti Eonni akan senang ku bawakan makanan kesukaannya!

••• 🌸 ••• 🌸 ••• 🌸 •••

Lisa memarkirkan sepedanya di parkiran rumah sakit tempat eonnie-nya bekerja. Dengan menenteng plastik berisi bakpao, ia mulai melenggang memasuki pintu.

Para suster yang berlalu-lalang tersenyum manis padanya yang dikenal sebagai adik dari dokter terbaik di rumah sakit itu. Setelah mengecek jam tangannya, Lisa bertanya pada salah satu suster yang-kelihatan- nya- tidak begitu sibuk.

"Permisi."

"Ah, Nona Lisa.. Ada apa?"

"Apakah Eonni-ku ada di ruangannya, atau berada di kantin?"

"Dokter sedang kedatangan pasien langganannya, ia berada di ruangan."

"Ah, arrasseo. Kamsahamnida." Lisa sedikit membungkuk untuk menghormati Suster itu. Setelahnya, ia segera menuju ruangan sang Kakak.

Tapi baru saja ingin mengetuk pintu, ia dikejutkan oleh seseorang yang lebih dulu membuka pintunya dari dalam. Pria itu tampak terkejut melihat Lisa, sebelum kemudian pergi setelah menaikan maskernya. Lisa mengernyit bingung, dan memilih untuk tidak memikirkannya dan kembali pada tujuannya ke mari.

"Eonni!!!" teriak Lisa dengan nada manjanya saat telah memasuki ruangan itu.

Jisoo tersentak kaget, lalu mengerucutkan bibirnya setelah melihat Lisa. "Ya! Anak nakal! Kau mengagetkanku tau!"

Lisa terkikik geli.

"Eh, bagaimana penampilanku? Apakah sudah terlihat seperti dokter genit itu?"

Yang ditanyai hanya berdecih melihat kakaknya itu memakai kacamata. "Cih, berhentilah meniru dia, Kak! Aku tahu, kau bahkan tidak punya masalah mata sedikitpun!"

Tiba-tiba tatapan Jisoo berubah memelas. "Lisa-ah.."

Lisa memutar bola matanya malas, lalu mendekati Kakaknya yang sudah cemberut. "Ne.. ne.. ne.. Mian, ne?"

"Kau tak tahu apapun, Lis.. Dia sudah menggoda incaranku!"

"Aku tahu, Kak. Kau terlalu sering mengatakannya sampai aku hapal."

"Tapi kali ini sudah keterlaluan! Dia bahkan tadi berani menyenggol bahu incaranku hanya untuk mencari perhatiannya!"

"Ya itu sih salah Suho Oppa juga. Siapa yang menyuruhnya untuk memberi perhatian pada dokter itu?"

"Park Lisa, kau bahkan memanggilnya Oppa! Benar-benar-"

"Hey, tunggu! Jangan marah! Aku membawakan sesuatu yang dapat menghilangkan rasa badmood mu kalau kau mau tahu."

Jisoo langsung membelalakkan matanya saat melihat Lisa dengan santai menyodorkan sebuah bakpao ke hadapannya. Dengan tidak santai ia melepas kacamatanya, dan langsung merebut bakpao itu dari tangan adiknya. "Lisa-ah, kau memang benar-benar hama pengganggu saat aku diet, ya!" serunya sok marah.

Lisa terkikik. "Kurasa orang-orang sudah mulai gila saat memberimu gelar sebagai 'Dokter Terbaik' di sini."

"Ya!"

••• 🌸 ••• 🌸 ••• 🌸 •••

Dear Name; kth | jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang