Ada yang bisa jelaskan kenapa tak bosan-bosannya aku pergi kesini? Sekali lagi bukit besak adalah tempat ku kembali.
Kali ini aku datang bersama Acil, bisa dibilang kami dekat karena kami berada dalam satu jenis organisasi yang sama namun berbeda kampus. kuberitahu Acil adalah wanita, aku terbiasa memanggilnya dengan sebutan Acil karena "Acil" adalah nama gunungnya, nama aslinya yaitu Habibah. Sebelum liburan semester tiba acil sudah bilang ingin ikut pulang bersamaku ke kampung halamanku, aku agak sedikit ragu dan takut membawanya karena dia adalah Anak tunggal. Akhirnya dia diperbolehkan orang tuanya ikut denganku, namun dia tak bilang jika kami akan pergi touring berdua saja dari kota P kekota ME. Pagi pagi sekali aku menjemput acil kerumahnya dan berpamitan dengan orang tua acil setelah itu kami langsung berangkat. Sial nya cuaca hari itu tidak sedikit bagus karena saat aku pergi kerumah acil rintik hujan sudah mulai membasahi jalanan namun kami tetap meneruskan perjalanan karena aku dan acil memakai jaket. Sampai disuatu jalan rintik menjadi hujan, tak begitu besar namun cukup membasahi celanaku, lalu kuputuskan berhenti untuk memakai jas hujan tapi acil tak membawa jas hujan. Akhirya kami lanjutkan perjalanan mencari minimarket untuk membeli jas hujan. Berhenti kami di minimarket daerah G namun selang beberapa lama hujan pun reda, ah aku seperti dipermainkan hujan fikirku. Jarak dari kota P ke kotaku sekitar 5 jam. Namun aku tak mengambil istirahat jadi sekitar 4jam sudah sampai kerumah. Esoknya aku dan acil sudah berencana mendaki bukit besak karena acil perdana kesana aku coba mencari teman untuk ke bukit besak, sudah banyak teman yang kukabari namun tak ada satu pun yang bisa. Akhirnya kami nekat pergi berdua saja kesana. sebenarnya aku agak ragu, namun apa boleh buat, waktu sudah kami atur agar esok hari dapat pergi ke tempat lain lagi. Pagi-pagi packing dan berpamitan dengan orang tuaku. Aku sudah sering bepergian sendiri, orang tuaku tak mencemaskanku bukan karena mereka tak memperdulikanku, mungkin saja mereka sudah mempercayaiku dan akupun sudah dewasa, aku tahu mana yang terbaik untukku. Akhirnya aku dan acil berangkat, selama diperjalanan kami tak terlalu banyak bicara karena aku fokus menyetir.. namun sesaat masuk ke daerah perbukitan, hp acil tak lagi berada dikantong. Hehe maksudnya setiap sudut bukit besak selalu diabadikannya, aku memakluminya karena dulu juga saat pertama kali aku kesana mungkin aku akan melakukan hal yang sama. Sampai di rumah pak RT tempat biasa penitipan motor aku bertanya pada pak RT " ade hang berape jeme dipucok pak?" ( ada berapa berapa orang diatas pak?) Kataku. "Ade hang 8 lanang gale" (ada orang 8 laki-laki semua) kata bapak itu. "Kamu dari mane?" (Kalian dari mana?) Bapak itu menanyakan tempat asal kami. "Kota P pak" kata acil. "Nah hang 8 itu dari kota P pule" (nah 8 orang itu dari kota P juga" jelas pak RT. Ah aku sedikit takut sebenarnya karena mereka laki laki semua, namun aku agak lega karena kami satu kota. Setelah selesai kami memarkir motor aku dan acil mulai pendakian. Aku memakai sepatu yang kurang nyaman dipakai, akhirnya aku memutuskan untuk membeli sendal dan menyimpan sepatuku. Saat perjalanan memasuki area perbukitan kami berfoto-foto dulu di jembatan menuju ke bukit. Pemandangannya sangat indah, hijau dan sejuk. Saat kami memasuki hutan jalan masih terdapat semen cor yang lumayan licin dan cukup membuat kami kewalahan. Belum sampai sepertiga perjalanan acil sudah mengeluh lelah dan ingin istirahat, entah mengapa saat itu tubuhku sangat stabil, acil minum dan aku masih enggan menengguk minuman karena terlalu banyak minum tidak akan bagus untuk tubuh. Setelah istirahat sebentar aku dan acil lanjut jalan lagi namun tak seberapa jauh acil mengeluh lagi ingin istirahat, aku sebagai temannya hanya bisa memberi semangat untuknya namun tetap belum kuizinkan beristirahat karena baru saja dia beristirahat, pikirku jika terlalu banyak istirahat makan kami akan kesiangan. Setiap jalan acil mengeluh apalagi kondisi jalan yang lumayan becek cukup membuat celana dan tas acil kotor. Aku sendiri sebagai leader memiliki target sampai ke atas bukit, kupikir semuanya harus termenejemen. Aku ingin sampai diatas bukit sebelum jam 12, dengan kondisi acil yang seperti itu kurasa kami tak akan sampai sebelum jam 12 siang. Terus kuberi semangat acil agar tak memiliki sugest lelah, karena lelah itu hanya fikiran, sebenarnya tubuhnya masih kuat, ditambah lagi acil menanjak menggunakan celana jeans dan sepatu tracking menambah beban badannya. Akhirnya kusuruh acil melepas sepatu dan kubawa sepatunya lalu ku suruh dia jalan didepan sambil ku dorong dan kusemangati dari belakang, aku sangat mengerti kondisi acil saat itu mungkin sangat tertekan karena baru pertama kali mendaki. Namun aku harus terus memberinya semangat. Akhirnya kami sampai diatas dengan bersusah payah. Belum sampai puncak kami bertemu dengan rombongan dari kota P yang diceritakan pak RT. Karena sepatu tracking acil ditenteng, kakak-kakak itupun nyeletuk "buat kita aja dek sepatunya kalau tidak dipakai, sepatu masa ditenteng" katanya. Namun kami diam saja. Saat itu aku takut, aku tak tahu mereka baik atau memiliki maksud lain. Kami duduk dan istirahat tak jauh dari mereka. Aku hanya diam melihat mereka dan mencoba mengenali mereka, ternyata ada satu orang yang kukenali, dia Pak M dosen di jurusanku, namun aku tak diajar olehnya karena dia mengajar di prodi lain. Tak lama kami beristirahat mereka pergi kepuncak dan berpamitan dengan kami, sebelumnya mereka sedikit meremehkan kami, aku mendengar mereka bilang kami sok sok kuat didepan mereka, padahal setelah mereka pergi kami loyo. Ah benci sekali aku memdengarnya, namun kudiamkan saja. Akhirnya mereka pergi duluan dan aku memberitahu acil bahwa salah satu dari mereka adalah dosenku. Setelah lumayan lama aku dan acil beristirahat lalu kami lanjut kepuncak sekalian mengabadikan momen kami di atas sana. Saat dipuncak aku ingin berfoto menggunakan slayer organisasiku, namun karena ada dosen ku itu aku jadi agak sungkan. Tapi acil bilang tak apa, aku harus bangga dengan slayerku sendiri, memang setiap bepergian kemanapun aku tak pernah meninggalkan slayerku, rasanya ingin kubawa kemanapun dan kutunjukkan rasa banggaku pada mereka. Dan benar saat aku memakai slayer itu dosen ku langsung terpaku melihatku. Seperti berbisik kepada temannya, namun aku mendengar bisikkanya. Tapi tak kuperdulikan, kuanggap mereka hanya iri terhadapku. Kulihat mereka juga memakai slayer orange namun aku tak tahu asal organisasi mereka. Aku enggan bertanya karena aku merasa mereka pun sedikit dingin terhadap kami, berbeda seperti orang biasanya. Tak begitu lama aku dan acil dipuncak. Lalu kami turun ke tempat beristirahat tadi lalu mengambil gambar disana. Lagi, aku merasakan kenikmatan saat aku melihat pemandangan luar biasa indahnya di atas sana. Memang tiada duanya keagungan Tuhan. Tak lama kami lanjut turun lagi kebawah, target ku turun hanya sekitar satu jam. Karena saat naik hanya memerlukan waktu satu jam yang tadinya kukira akan lebih dari itu karena kondisi acil. Acil pun sedikit kesal karena beberapa kali aku berbohong padanya saat dia bertanya sudah jam berapa, karena aku ingin acil lebih bersemangat. Saat turun kami berhati-hati karena jalan sedikit licin.. sampailah kami di shelter 1 yang terdapat warung dan tempat beristirahat. Tak ada pemilik warungnya akhirnya kami mencuci kaki di bak sebelah warung itu. Saat perjalanan turun, dikebun-kebun karet kami melihat monyet yang sangat banyak, acil ketakutan dan berlindung denganku, kufikir aku pun takut -_- mengapa acil berlindung denganku, tapi kuberanikan diri dan kami melewati nya tanpa diganggu monyet monyet itu. Aku yang nanjak dan turun memakai sendal jepit kaki dan celana ku tak begitu kotor padahal jalannya lumayan becek. Sampai bawah pun kaki dan sendalku masih bersih seperti orang yang tidak mendaki, padahal sepatu dan celana acil lumayan kotor. Aku sendiri tak mengerti. Saat sampai bawah aku dan acil langsung kerumah pak RT dan mengambil motor. Pak RT bilang "kalian benar-benar berdua saja saat naik dan turun?" "Iya pak kataku". Lalu pak RT bilang dengan menggunakan bahasa daerah sana "biasenye jeme yang berani makini dapat jodoh jeme sini lah" katanya. Sontak akupun tertawa. Acil yang tidak mengerti bahasanya pun hanya diam. Lalu kutanya dengan acil "kau mengerti tidak yang dikatakan bapak itu tadi?". "Tidak, memangnya apa?" Kata acil. "Kata bapak itu biasanya orang yang berani seperti ini dapat jodoh orang sini". Hahaha acil pun tak kuasa menahan tawa. Ada ada saja bapak itu pikirku. Setelah kami mengambil motor akhirnya aku dan acil pulang kerumah dan beristirahat. Karena esok hari kami akan melanjutkan perjalanan ke curup yang ada di kabupaten lahat juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan]Petualang.
RandomSebuah petualangan mampu merubah sikap dan pemikiran para pelakunya. Sebab, di alam sana, banyak sekali pelajaran dan inspirasi hidup. Karena alam semesta adalah guru terbaik.