the choice

1.1K 43 14
                                    

"Sepertinya kamu tidak akan mau."

Tommy berlalu meninggalkan wanita yang keheranan itu. Masalahnya dengan Evelyn dan Vizzy, juga keluarganya telah membuatnya kehilangan semangat.

Tommy berjalan lunglai keluar dari toko bunga, melewati mobilnya dan terus berjalan menuju sebuah taman yang tak jauh dari seberang toko tersebut.

Dia berdiam diri di sebuah bangku kayu, menatap hampa pada langit yang cerah tapi tidak dengan hatinya saat itu yang kelabu dan nyaris hitam kelam.

                      ***

Adi menghentikan motornya di sebuah taman, dia memasuki taman itu diikuti Alin. Adi melewati Tommy yang sedang termenung menyepi di tengah taman yang ramai saat itu.

"Semangat banget Lin, kayak anak kecil tau." Adi protes ketika tangannya ditarik Alin untuk bermain ayunan.

"Habisnya aku kangen tempat ini, sudah lama banget kita nggak kesini kan."

"Iya sih... ."

"Naik ayunannya yuk!  Mumpung lagi kosong itu."

"Ini kan buat anak kecil, entar jebol."

"Ahh... Bilang aja kamu takut. Kamu kan selalu takut kalau aku ajak main ayunan."

"Enak aja... Siapa juga yang takut." Adi mengikuti Alin bermain ayunan layaknya dua anak kecil.

"Ketempat seperti ini, nanti pacarmu kebingungan mencarimu."

"Aku belum punya pacar."

"Yang bener."

"Kamu kenapa sih Di? Terus bicara seperti itu. Kamu tidak suka ya aku pacaran sama pak Soni?"

"Aneh aja, dulu dia selalu mempersulit kamu, ehh.. Taunya malah bilang Cinta."

"Hidup ini kan memang penuh keajaiban. Sesuatu yang tidak mungkin, bisa jadi mungkin."

"Iya... Ajaib."

"Kamu merahasiakan sesuatu dari aku kan Di?"

"Euh?"

"Sikap kamu berubah, ada apa?"

"Aku... Aku... ." Adi tiba-tiba ragu.

"Kamu yang bilang kalau diantara kita tidak boleh ada rahasia." Alin menghentikan ayunannya dan menatap sahabatnya itu dalam.

"Tapi mungkin itu yang terbaik."

"Di, please.. Kamu biasa mendesakku. Sekarang biarkan aku yang mendesakmu."

"Lin, aku.. Aku.. Aku ingin bekerja di tempatmu."

"Hah?!"

                        ***

Tommy masih diam mematung di kursi taman, matanya tertuju pada Adi dan Alin yang terlihat seperti pasangan bahagia bagi Tommy.

Tommy mencari tahu langkah apa yang harus diambilnya untuk memperbaiki keadaan. Haruskah dia menyerah begitu saja untuk mengembalikan kepercayaan Vizzy ataukah terus berjuang agar didapatnya kebahagiaan yang tengah terlepas darinya.

Seseorang memberinya minuman ringan. Dan Tommy tertegun melihat wanita yang sempat bicara dengannya di toko bunga.

"Boleh aku duduk disini? Sepertinya kamu sendirian dan butuh teman. Jangan salah faham, aku kebetulan melihatmu."

"Siapa namamu?" Tommy menerima minuman ringan yang diberikan wanita itu.

"Langsung tanya namaku? Eh.. Maaf,  namaku Rose.. Roselina."

AMBIVALEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang