Jangan lupa tinggalkan jejak man teman"Maksud lo apa sih za? Gw gak ngerti sama jalan pikiran lo yang kelewat busuk itu!" teriak reva. Kini otaknya sedang bekerja keras berharap bisa keluar dari tempat konyol itu
***
Reva masih terus berfikir bagaimana cara nya dia lepas, dia sungguh tak menyangka bahwa reza yang notabene nya pendiam ternyata selicik ini dan parah nya mereka berteman dekat.
"Hmm sayang lagi mikirin apa? Udahlah jangan mikirin gimana caranya kabur karna lo gk akan berhasil" ucap reza seakan tahu apa yang ada di pikiran reva
"Lo tuh licik yah za!!! Lo bilang gatha kecelakaan tapi apa?! Lo malah bohongin gw, bawa gw ketempat ini pake akal bulus lo. Inget za gw sama gatha itu temen lo!! Temen lo!!" bentak reva sejadi jadinya
"Hai hei hei, gw gak bohong sayang" ucap reza lalu menghampiri sebuah kain yang tergeletak di lantai menutupi sesuatu
"Lo akan percaya setelah ngeliat ini " lalu reza membuka kain itu dan tampaklah seseorang yang sudah terbaring tak berdaya dengan lumuran darah di badannya
"See! Gw bisa ngelakuin apa aja kalo gw menginginkan itu sayang" ucap reza tersenyum puas
Seketika badan reva menegang, matanya terasa panas. Tanpa aba-aba air mata reva pun luruh
"Hiks..hikss.. Lo jahat za. Lo jahat! Lo bajingan za! Apa salah putri!! Kenapa jadi putri yang lo lukain!?" bentak reva histeris
Ya, yang terbaring di sana adalah Putri namun keadaanya sangat tidak baik karena banyak bercak darah di sana sini
"Itu salah dia sayang, coba dia gak ikut campur dan mencoba gagalin rencana gw pasti dia masih bernapas bebas di luar sana" jawab reza datar
"Hikss.. Hikss.. Lepasin gw za, gw pengen liat putri. Gw mohon" pinta reva lirih
"Hei, lo kira gw bego. Big no!" ucap reza sambil menghampiri reva"Za gw mohon, gw mohon banget sama lo. Biarin gw hiks..gw liat putri, di..hiks dia gk salah" ucap reva tersedu sedu
"Ok , gw bakal lepasin lo buat liat lo tapi jangan harap lo bisa kabur. Kalo lo sampe kabur temen lo ini akan lebih cepat memeluk kematian, paham lo!!" peringat reza
"I-iya za.." angguk reva cepat
Lalu reza pun melepas ikatan pada tangan dan kaki reva, selepas itu reva langsung berlari berhambur ke arah Putri
"Putrii.. Put bangun .. Put gw mohon..hiks lo gk salah. Put please buka mata lo. Gw janji hiks ..gw janji kalo lo bangun gw turutin kemauan lo. Put banguuuun.. Gw mohon..hikss" ucap reva sambil mengguncang guncangkan tubuh Putri dan memeluk kepalanya
"putrii.. Bangun.. Put" racau reva terus menerus
"Hmm tenang sayang dia belum mati, oh iya gw punya kejutan lain buat lo. Khusus banget buat kesayangan gw" ucap reza lalu berjalan ke arah kain yang menutupi sesuatu tepat di samping putri.
Reza pun menyibakan kain tersebut,reva terkejut bukan main. Jantungnya terasa seperti berhenti, dia bahkan sampai menutup mulutnya demi meredam suara tangisnya.
Bagaimana tidak laki-laki yang mampu membuat hidupnya lebih berwarna kini terkapar tak berdaya dengan darah dan luka yang lebih parah dari putri, bahkan kemeja putih nya tampak berubah menjadi coklat kemerahan karena perpaduan lumpur dan darah.
"Hiks.. Lo jahat za, lo jahat, lo emang bajingan!! Bajingan!!!" ucap reva lalu berlari ke arah reza dan memukul mukul reza dengan sisa-sisa tenaganya. Reza yang mendapat serangan dari reva tak merasa sakit karena pukulan reva tak begitu bertenaga, lalu reza pun menahan tangan reva dan menghempaskannya tepat ke samping tubuh gatha yang yak berdaya. Reva menatap gatha nanar.
"Hiks..hiks.. Gaa..tha..gat bangun, ini gw reva. Ayok bangun kita pulang" ajak reva pada tubuh gatha yang tak berdaya
"Gat, lo kok jahat. Masa lo mau pergi gitu aja, ayok bangun. Ohh gw..gw tau ini pasti kerjaan lo kan? Lo pasti lagi pura-pura tidur kan? Iyakan! Bangun gat, gatha bangun, Gatha!!! Lo budek! Gw bilang bangun!!! Hiks ..hiks..banguun gatha gw mohon" isak reva dengan teriakan di akhir kalimatnya, dia terus meminta gatha bangun sambil bersimpuh di samping tubuh kaku gatha. Reza yang melihat itu hanya menatap dengan jengah, lalu menghampiri reva dan menarik lengan nya
"Bangun cepet bangun!" perintah reza, reva hanya menurut suara isakan tangis terus menerus terlantun dari bibirnya.
Matanya sudah sembab dan hidungnya memerah, reza tahu itu tapi dia pura-pura tidak peduli. Lalu dia mendudukan reva dan mengikatnya lagi."Udahkan, gw udah kasih lo kesempatan buat liat cowo bajingan juga temen lo itu. Sekarang lo duduk diem di sini, gw mau nyelesaikan kerjaan gw yang tertunda" ucap reza
Reva hanya diam tak menghiraukan ucapan reza karena masih sibuk dengan pikirannya. Dia sangat tak menyangka ini akan terjadi, sungguh di luar dugaan.
Setelah selesai mengikat kaki dan tangan reva, reza pun mengangkat tubuh Putri, reva yang melihat itu pun heran"Z-Za.. Itu Putri mau lo kemanain?" tanya reva panik, namun pertanyaan nya di acuhkan oleh reza yang terus melenggang pergi ke arah dapur rumah ini dia menghilang karena tertutup tirai yang menjadi pembatas ruang tengah dan dapur. Tak lama reza pun datang lagi dan melakukan hal yang sama pada gatha, reva pun semakin panik
"Za!! Lo mau kemanain gatha sama putri" teriak reva namun lagi-lagi dia di acuhkan begitu saja
Reza sekarang berada di dapur dan reva tak tahu apa yang reza lakukan pada gatha dan putri di sana.
Apa reza mau ngubur mereka hidup-hidup? Astaga jangan sampe
Atau mau mutilasi badan mereka?Reva langsung menggelang menghilangkan pikiran-pikiran buruk di kepalanya. Samar-samar dia mendengar suara pisau di asah, semakin lama suara itu semakin jelas. Dia pun mencoba menajamkan pendengaran nya dan ternyata benar itu suara pisau yang di asah dan suara itu berasal dari dapur, kepanikan reva pun semakin menjadi
"Rezaa!!! Za!!! Lo mau apain putri sama Gatha?!" teriaknya namun tak ada jawaban
"Za gw mohon jangan ngelakuin hal yang akhirnya bakalan lo sesalin !" teriaknya namun sama sekali tak ada jawaban
"Rev.." ada yang memanggil reva, ya reva yakin ada yang memanggil dia dan itu suara putri
"Put! Put bangun put!!" teriak reva ke arah dapur berharap putri bangun dan segera melarikan diri namun tiba-tiba
"Za lo mau apa?! Hiks hiks za gw minta maaf , za !! Za!! Aaaaakhhhhh!"
Teriakan putri sangat keras sampai membuat bulu kuduk reva meremang, lalu suara putri pun menghilang. Pikiran reva semakin berkelana semakin jauh, entah apa yang sedang reza lakukan di belakang sana.
Maaf yoh klo ceritanya geje guys... Luvluv:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship
RomanceTerkadang lo harus merasakan pahit untuk merasakan manis Dan terkadang lo harus menangis agar datang bahagia Melepas bukan untuk melupakan, tapi untuk belajar merelakan Ingat sebuah ikatan tak mudah di putuskan