Prolog

7 1 0
                                    

"Dingin ya?"
Laki-laki itu mengucapkan sepatah kata dalam bahasa asing yang tidak kumengerti.

Bukannya aku tidak mau menjawab, tapi aku belum mahir berbahasa asing. Lagipula aku juga sebenarnya sudah sangat canggung berada bersamanya setiap hari dalam diam. Apa boleh buat, aku hanya bisa tersenyum serba salah sebagai jawaban atas ucapannya tadi, berharap ia dapat memaklumi.

Laki-laki itu balas tersenyum, ramah. Mata cokelat terangnya berkilat senang. Mungkin karena ini kali pertama kami berinteraksi. Ia lantas menyelesaikan tugasnya sembari membantuku lalu mengajakku kembali ke kelas.

Hanya beberapa menit saja kejadian itu berlangsung. Namun aku berharap bisa mengulangnya kembali, semudah aku memutar kejadian tersebut berulang-ulang di kepalaku. Hatiku hangat dan kurasa wajahku memerah setiap kali melihatnya setelah hari itu. Aku bahkan belum tahu namanya saat itu, karena aku baru saja pindah ke sekolah ini. Namun siapa sangka aku bisa secepat itu tertarik padanya?

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang