threw

290 41 1
                                    

Minhyuk pulang dalam keadaan yang kacau, langkahnya gontai memasuki rumah. Terlalu sibuk dengan pikirannya hinggga tak menyadari bahwa Changkyun sudah berdiri di hadapannya dengan tangan terlipat di dada dan wajah yang merengut kesal.

"Darimana saja.... Oh Astaga Hyung, kau kenapa?!"

Changkyun Menghampiri Minhyuk dan memegangi kedua bahu hyungnya, menatap lelaki manis yang kini nampak kacau dengan mata yang sembab ani, wajahnya nampak pucat.

"Gwaenchana."

"Apanya yang tidak apa-apa, kau sangat kacau. Tau begini aku tak membiarkanmu keluar tadi." Changkyun menggerutu, ia mengelus pipi  Minhyuk mengusap bekas lelehan air mata itu. Nampak sekali raut khawatir di wajahnya.

"Aniyo, aku lelah Changkyun-ah. Aku akan beristirahat."

Minhyuk melepas tangan Changkyun yang bertengger di pipi dan pundaknya. Memberi senyum kecil ke arah adiknya dan berlalu begitu saja menuju kamarnya, meninggalkan Changkyun yang memandangi kepergiaanya dengan tatapan yang sarat penuh makna.


'Apa yang terjadi denganmu hyung?'




.




.




.





"Hikss.... sakit sekali....hikss..."

Minhyuk menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ketika sampai di kamar tadi ia langsung ambruk di lantai, sudah tak sanggup menahan air matanya yang sedari tadi memberontak ingin keluar.

"Kenapa... hikss...."


Terlalu menyesakkan.




Minhyuk tak sanggup merasakannnya, ia memukuli dadanya berkali-kali, berharap rasa sesak itu mereda dan hilang seiring dengan tangisnya yang semakin menjadi-jadi. Tapi ternyata tidak, justru sesak itu semakin menjadi-jadi hingga membuatnya sulit bernafas.



"Jooheon-ah kenapa ini hiksss... sakit sekali... hikss..."





Merapalkan nama itu berkali-kali.






Minhyuk benar-benar tak percaya kekasihnya mencampakkannya begitu mudah, membuangnya dengan tak berperasaan.

Kembali semua kenangannya bersama Jooheon terlintas di kepalanya. Lima tahun bukan waktu yang sebentar, ada banyak sekali kenangan yang ia buat dengan kekasihnya itu. Semua kenangan itu sangat indah. Jooheon lelaki yang baik dan manis, terlebih ia sangat perhatian dan penyayang. Ia ingat bagaimana lelaki itu sangat melindunginya hingga Minhyuk tak percaya bahwa saat ini Jooheon menorehkan sakit yang teramat pada hatinya.


"Aku takut Jooheon-ah, yang kita lakukan ini salah."


Potongan kejadian itu menggema memenuhi kepalanya.

"Tidak sayang, ini tidak salah. Aku mencintaimu dan kau mencintaiku, jadi tak masalah."

"Tapi Bee...."

"Sayang dengarkan aku. Kita saling mencintai, tak ada yang salah jika kita bercinta. Toh juga kita akan menikah nantinya."

Minhyuk terdiam, ia menatap kekasihnya yang berada di atas tubuhnya tengah mengungkungnya seraya memamerkan senyum manisnya.

"Kau percaya padaku kan Hyuk?"

Minhyuk mengangguk. Ia bisa melihat mata Jooheon yang nampak berbinar bahagia.

HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang