01-Cinta pandangan pertama?

18 6 0
                                    

Pertemuan ini bukan kehendakku, mungkin Tuhan punya rencana lain mempertemukan kita. Aku sangat yakin, pasti dibalik pertemuan kita ada kisahnya.

-Alana Maika Sibarani-

Minggu.
Alana telah selesai melakukan ritual paginya, sambil bersenandung ia tengah memilih-milih baju yang akan ia kenakan. Setelah, mendapatkan baju yang ia pilih tadi, Alana melangkahkan kakinya menuju meja rias. Alana menyisir rambut sebahunya itu sambil menggunakan pelembab bibir, agar bibirnya tidak kering.
Jangan tanya, bagaimana caranya. Hanya Alana yang bisa melakukan, aneh bukan? Itu lah Alana selalu bersikap aneh.
Ia pernah mencampur, minuman jelly drink dengan susu coklat. Yendo yang melihat itu pun langsung bertanya, dengan entengnya Alana hanya menjawab 'biar beda aja gitu penyajiannya bang'. Tidak masuk akal pikir Yendo.

Setelah, sudah mengecek dirinya depan cermin. Alana langsung bergegas ke ruang makan, untuk sarapan pagi dan setelah itu membawa kucing nya jalan pagi biar terkena sinar matahari.
Alana tidak mau kucing kesayangannya, kena penyakit kuning gara-gara dirinya.
Lain, Alana namanya kalau tidak bersikap aneh. Ada gitu kucing kena penyakit kuning, ada-ada saja.

"Pagi semuanya! Bagemana tidur kalian? Nyenyak? Atau mimpi buruk? Jangan salahin mimpinya ya salahin diri kalian, makanya kalau tidur baca doa kaya Alana."

Semua yang ada di meja makan, hanya memutar mata nya jengah atas sikap Alana. Ini bukan yang pertama kali, Alana bersikap demikian.

Alana yang melihat tidak ada sautan satu pun, terlihat acuh. Ia tau keluarganya pasti bosan mendengar kata-kata itu setiap pagi. Bodo amat lah pikir Alana, kan Alana sudah nyaman dengan kata-kata itu. Ayolah, ketika kita nyaman akan sesuatu pasti susah berpaling ke lain.
"Al, bisa gak kamu ganti tuh kata. Mami bosan dengernya" ngadu Hena. Hena yakin, pasti semua makhluk yang ada dirumah nya kini, tengah bosan dengan kata-kata Alana.

"Iya kak Al, Ardhan aja bosan dengernya." setuju Ardhan.

"Heh! Bocah gak boleh ngomong, makan aja yang bener keselek baru tau rasa" sinis Alana.
Ardhan hanya menjulurkan lidahnya ke Alana sebagai reaksinya.

Alana tengah berfikir keras, ia harus membuat kata-kata lagi. Yah! Pokoknya harus lebih panjang dari sebelumnya, harus.

Sesudahnya Alana sarapan, ia membawa piring kotornya ke arah dapur, dan segera mencucinya.

Hena memang membiasakan anak-anaknya untuk seperti itu, agar jika sudah berkeluarga tidak akan kaku nantinya, terkecuali si Ardhan.

Alana langsung menghampiri si Bulan kucingnya, dan langsung memasang kan rantai ke leher Bulan, agar pas keliling nanti tidak berlarian kesana kemari.

"Ayo sayang kita cuci mata keluar, siapa tau ketemu cogan. Kan lumayan buat koleksi" Alana mengajak Bulan berbicara. Meskipun, ia tau Bulan bakal mengerti ucapannya tadi.

Alana melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Masih ada waktu batinnya, Alana melangkahkan kaki nya ke luar pagar dan menuju taman yang hanya beberapa langkah dari rumahnya.

Sesampainya di taman, Alana mengajak Bulan untuk keliling. Alana bersenandung sambil melihat sekitar taman, yang ditumbuhi bunga-bunga beraneka warna. Saat, Alana melihat arah jam sembilan, disana ada orang yang menjual es krim. Alana langsung mengendong Bulan, dan berlari kecil.

"Om, beli satu yah es krimnya. Rasa coklat om kalau ada yang manis, yang manis aja" titah Alana.

Tukang es krim itu, terkekeh mendengar ucapan Alana barusan. Namanya juga coklat pasti manis, apa lagi es krim mana ada yg pait.

"Berapa om, harga nya?" tanya Alana, yang sudah menerima es krim pesannya itu. "10k aja, Neng" jawab tukang es krim itu. Alana langsung mengambil uang, yang tadi ia simpan di kantong belakang.

Astaga!

Alana panik. Uang yang ia simpan gak ada, Alana yakin sudah menyimpan uang itu di kantongnya tadi sebelum keluar rumah. Alana mengecek semua kantong yang ada di celananya, ia berharap semoga ada. Tapi, nihil.

"Ntar yah om" cicit Alana.
Alana rasanya ingin menangis sekarang juga, tapi itu tidak mungkin di taman lagi banyak orang apa lagi hari ini, hari minggu. Alana masih mengecek satu per satu kantongnya. Pencarian uang itu, terhenti ketika Alana mendengar suara pria yang berada disampingnya.

"Ini bang, sekalian sama punya dia" kata pria itu kepada tukang es krim, sambil menujuk Alana.

Alana membeku. Ketika, ia melihat pria itu. Sangat tampan! Astaga Alana terdiam beberapa menit melihat mata pria itu, mata yang sangat tajam, tetapi ketika melihat mata itu, mata yang menyalurkan kehangatan kepada siapa saja yang melihatnya. Dipadukan dengan alis yang sangat tebal, sangat cocok dengan mata itu. Hidung yang tidak mancung dan juga tidak pesek, dengan bibir yang merah alami dan kulit yang putih.
Kadar kegantengannya pas dimata Alana. Hingga Alana tidak menyadari pria itu sudah tidak ada di hadapannya.

Alana masih saja bengong di tempatnya. Baru pertama kali, ia langsung tertarik dengan lawan jenisnya hanya dengan pertemuan sekali saja.
Apa ini yang namanya, cinta padangan pertama? Ah jika benar, Alana sangat senang sekali.

***

Alana melangkah ke arah kelasnya, di tangan perjalanan ia bertemua dengan Reyhan.
Alana langsung menarik tangan Reyhan dan menyeretnya ke arah taman, ia ingin membagikan kebahagiannya kepada sahabat nya itu.
Sesampainya di taman, Alana mendudukkan bokongnya di salah satu kursi yang terbuat dari batang pohon itu.

"Rey! Alana mau cerita"

"Cerita apa? Cepetan bentar bel, Al" desak Reyhan.
Reyhan bisa melihat pancar kebahagiaan, dari mata Alana. Semoga Alana tidak cerita masalah pria lain, hal yang sangat di takuti Reyhan. Reyhan tidak mau Alana melirik pria lain, selain dirinya. Terdengar egois, tapi Reyhan tidak mau ada yang memiliki Alana selain dirinya. Reyhan hanya bisa memendam perasaan itu, ia tidak mau persahabatan nya jadi taruhannya, hanya karena perasaan konyol nya itu.

"Kan kemaren, Alana ajak jalan Bulan ke taman. Terus ada om-om jual es krim, yah Alana beli dong. Nah, pas mau bayar Alana lupa bawa uang--" ucapan Alana terhenti, karena Reyhan memotongnya.

"Makanya kalau mau kemana-mana cek dulu, bawa uang apa gak" potong Reyhan.
Reyhan bisa melihat kekesalan Alana karena dirinya, yang memotong ucapannya barusan.

Cantik! Batin Reyhan.

"Alana kan belum selesai,Rey!. Jangan di potong dulu napa, omongannya Alana." kesal Alana yang memanyunkan bibirnya, seperti bebek kurang belaian.

Reyhan hanya terkekeh melihat Alana, yang sangat lucu baginya.

"Terus pas Alana panik cari uangnya, terus yah pas Alana asik-asiknya cari tuh duit. Eh, tiba-tiba ada cowok di samping Alana. Terus lagi yak dia yang bayarin es krim Alana. Astaga coba aja Reyhan ada kemaren, pasti Reyhan ngeliat betapa gantengnya cowok itu!" pekik Alana sambil memukuli tangan Reyhan gemes.

Apa yang ditakuti Reyhan, terjadi.

Semoga saja itu pertemuan pertama dan terakhir, Alana dengan pria itu.

Reyhan belum siap, melihat Alana lebih tertarik kepada pria lain. Dan Reyhan tidak mau Alana merasakan jatuh cinta yang akhirnya bakal tidak sesuai dengan ekspetasi. Reyhan tidak mau itu.






Hai, ini cerita pertama Sani.
Semoga kalian pada suka

Jangan lupa tinggal kan jejak kalian, satu vote&komen dari kalian sangat berarti buat Sani.

See u :*

Love Is A FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang