1. Hai

91 8 2
                                    

"Berhentilah berbicara konyol dengan landasan pikiran tak berdasarmu itu. Sudah cukup rasanya kau selalu membencinya tanpa alasan yang tidak masuk akal."

Seinna memandang Ibundanya dengan tatapan tidak senang.

"Ayolah Bu, dia pernah membuat Mocha hampir kehilangan nyawanya, jelas saja aku membencinya." Seinna hampir merengek saat mengatakannya.

Ibundanya--Russely-- mulai jengah menghadapi sifat keras kepala putrinya yang kekanakan seperti bocah lima tahun yang marah karena tidak dituruti kemauannya.

"Astaga, itu kecelakaan Sei. Bagaimana bisa kamu menganggap orang yang tidak sengaja menabrak kucingmu kau anggap pembunuh seperti itu." Russely hampir memekik saat mengatakan kebenaran pada anaknya.

Kali ini Sienna benar-benar merajuk, karena terbukti dengan ia memilih keluar dari dalam rumahnya dengan cara menutup pintu dengan kasar.

Russely menghela nafasnya lelah. "Dasar gadis keras kepala yang menjengkelkan."

Baiklah, dia mengatakan hal itu untuk ditujukan pada putri kandungnya sendiri.

***

Seinna memutuskan pergi dari rumahnya untuk merubah suasana hatinya yang tiba-tiba buruk karena ibu nya berkata bahwa sepupunya--yang sangat ia benci--akan menginap dirumahnya untuk sementara waktu dikarenakan orang tua sepupunya akan pergi menjalankan kegiatan bisnis mereka.

Sepupu Sienna yang bernama Anne, gadis remaja baik hati, ramah, menyenangkan, dan sangat anggun. Yah tentu saja bukan Seinna yang berpikir seperti itu. Karena Sienna sangat membenci Anne, karena dengan tidak sengaja Anne pernah hampir menabrak Mocha, kucing milik Sienna. Menggunakan sepeda motor, sehingga Mocha masuk rumah sakit hewan dan kejang-kejang karena terkejut dan ketakutan. Dan kejadian itu sudah 6 bulan lamanya berlalu.

Oh tentu saja, menyebabkan Mocha yang sekarang sangat sensitif terhadap kendaraan yang lewat didepannya.

Sienna berjalan dengan lesu dan malas, mengapa ia begitu bodoh sehingga memutuskan berjalan kaki disaat dia mempunyai sepeda motor yang berada digarasi rumahnya.

"Bagaimana bisa gadis menyebalkan itu dengan tidak berdosanya ingin menginap dirumahku. Dasar tidak tahu malu!" Seinna mendesis pelan.

"Seinna?"

Hampir saja Seinna terjungkal karena terkejut dengan sapaan seseorang secara tiba-tiba dari belakannya.

"Oh! Hei, Dave! Apa kabar." Tanya Seinna basa-basi dengan malas.

"Baik, lebih baik setelah bertemu denganmu tentunya." Jawab Dave, dengan senyum manis yang bertengger diwajahnya.

"Alah tai Dave, berhentilah menggoda semua wanita disekitarmu, terutama padaku, karena bagiku itu menjijikan."

Jawab Seinna ketus, yang membuat Dave menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Masih seperti dulu eh? Selalu terang-terangan membenciku?" Tanya Dave terkekeh pelan.

Dan Seinna mulai mengerutkan keningnya melihat kini Dave berjalan disampingnya. Ia kira pemuda alay satu ini akan pergi setelah ia maki.

"Ya! Berhenti berjalan disampingku, pergilah. Aku sedang malas berdebat dengan seseorang." Sienna tidak menjawab pertanyaan dari Dave, teman dekat Seinna di SMA-nya dulu. Ya mereka sempat dekat, karena Dave selalu mencari perhatian Sienna. Berakhir dengan Seinna yang menangkap basah Dave yang ternyata menggoda semua wanita yang menurutnya cantik. Tentu saja Seinna muak dan memutuskan Dave patut masuk daftar orang yang dibencinya.

"Tenanglah manis, aku hanya sedang jogging sore. Tidak bermaksud mengikutimu." Ejek Dave.

Seinna berhenti melangkah dan menatap Dave, "Hentikan bualan omong kosongmu bajingan, karena saat ini buktinya kau memilih melangkah bersamaku saat ada jalan luas yang berada didepan matamu!"

Dave hampir saja menjatuhkan rahangnya saat mendengar perkataan Sienna dan melihat wanita yang dulu di incarnya kini memilih putar balik kearah ia berasal dari pada melanjutkan perdebatannya bersama Dave yang sangat Dave sukai.

"Hei Seinna! Mau kemana kau!?"

Teriakan yang masih Seinna dengar samar-samar tak ia pedulikan. Kini ia dua kali lipat menyesal karena tidak membawa motor miliknya dan memilih keluar rumah dari pada mengurung diri dikamarnya.

"Sialan." Makinya pelan.

***

Pemuda itu memandang adik gadisnya dengan tatapan jenaka.

"Pa! Lihat, Mas Rama mulai ngeselin." Rengek Jessica pada Ayahnya.

"Apa sih Dek, kapan Mas ngeselin, orang Mas ganteng begini kok." Rama menjulingkan matanya.

Mata Jessica mulai berkaca-kaca karena tidak ada yang memperdulikannya. Rama yang melihat Ibunya berjalan menghampiri sang Ayah yang berada disebelahnya mulai bersiap melarikan diri.

"HUEE!!! MAS RAMA JAHAT, JELEK, NGESELIN, SEMUA GAK SAYANG ICA HUE!!!"

"RAMA! KEMBALI KESINI KAMU, DIAM KAN ADIKMU INI!!!"

Oke, habislah Rama kali ini, karena dua macan betina telah ia buat terbangun dari tidur.

***


Singkat dulu ya, bagaimana?

Sudah terlihat menarik?

Sudah membuat kalian ingin membaca chapter selanjutnya kah?

Jika sudah aku akan sangat berterima kasih.

Jika belum, maka sepertinya baca mulai awal lagi ya, hihihi.

-salam manis, kei.

RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang