2

32 3 3
                                    

Pagi-pagi sekali suara bising terdengar dari arah dapur flat milik seorang putra pertama keluarga Kim yang bekerja meneruskan perusahaan sang ayah. Dengan wajah khas bangun tidur nya ia berjalan lunglai kedapur.

"Ji kurasa masakanmu terlalu wangi dari biasanya" ucap Jin sambil duduk di kursi meja makan. Lalu ia disodorkan hidangan yang baru saja masak didepannya, ia tersenyum manis.

"masakanmu seperti milik Mama" Jin menyendokkan makanannya dan memasukkannya kemulut. "juga rasanya"

"karena itu buatan mama, sayang"

Jin terkejut ketika mendengar suara itu. Tenggorokannya seakan tercekat dan suaranya menghilang. Ia menatap seoeang wanita paruh baya yang kini duduk didepannya, menampilkan senyum terbaiknya yang dulu Jin sukai.

"Mama, ngapain disini?"

"menurutmu?" kekehnya. "Jieun tak pulang, jadi mama kira ia kesini. Dan benar ternyata. Gadis itu bermalasan ya disini? Harusnya ia mama kurung saja dirumah"

Air wajah Jin pucat. Ia menoleh melihat seluruh ruangan dengan matanya. Mencari keberadaan adik tersayangnya.

"dimana Ji, Ma?"

"sudah ku suruh pulang, tenang saja"

"biarkan dia tinggal sementara disini ya Ma?" kata Jin memohon.

Kembali dengan seringainya, "tentu saja tidak sayang, Jieun harus kuliah dan Mama harus memantaunya"

Jin hanya pasrah. Ia tak bisa membantah perkataan Mama-nya. Jin merasa gagal menjadi kakak yang baik disaat seperti ini. Ia benci dengan dirinya sendiri karena tidak bisa menjadi orang yang selalu ada untuk Jieun.






From: byun baekhyunie

Jadwalku kosong siang ini, bisa tidak?

From: Kim Seokjinie

Tidak, aku sibuk!

Bukan kau bodoh

Lalu siapa?taeyeon?

Ck keparat!

Hehe santai saja.
Jieun ada kuliah, dan dia dirumah.

Lalu?

Jemput dia dan buat alasan untuk Mamaku, bodoh!

Oh ayolah, jangan jadikan aku kambing hitam lagi, yatuhan:(

Hei, aku membayarmu!

Baiklah tuan Kim!




Baekhyun menatap rumah besar dengan pagar yang menjulang tinggi. Dengan langkah pasti ia mulai memasuki rumah itu. Ia memencet bel rumah itu beberapa kali dan muncullah wanita berumur dengan wajah datarnya.

"oh Nyonya Kim, kau masih ingat aku?"

Wanita yang dipanggil Nyonya Kim itu terlihat tengah berfikir, berusaha mengingat siapa lelaki didepannya ini.

"Benar Nyonya, aku Byun Baekhyun, guru les suruhan Tuan Kim"

Wanita itu mulai tersenyum hangat. "oh silahkan masuk Nak, akan kupanggilkan Jieun"

Ketika Nyonya Kim hendak berbalik dan memanggil Jieun, Baekhyun lebih dulu menahannya.

"Nyonya, bolehkan aku mengajarnya di cafe dekat sini? Aku tidak suka mengajar didalam rumah"

"tentu"

Diam diam Baekhyun menghela nafas ketika Nyonya Kim berbalik lalu ia mengekori.

Jieun turun dengan wajah cerianya. Tapi Baekhyun bisa melihat jelas dari sorot mata dan gerakan kecil yang Jieun lakukan. Ayolah, Baekhyun ini lulus dengan murid terbaik dibidangnya. Psikologi pula. Ia bisa sangat mudah menebak apa yang Jieun rasakan saat ini.

Sedih, dan takut.

"H-hai Baekhyun Oppa" sapa Jieun.

Baekhyun balas tersenyum dan bangkit dari duduknya, "hai Ji, ayo kita pergi"

Jieun menuruti Baekhyun, tapi Baekhyun bisa lihat bahwa sedikit Jieun menoleh pada Nyonya Kim yang memasang wajah cerahnya juga.

"Ah Nyonya Kim, kami pergi dulu ya?"

"Ya, malam nanti kuharap Jieun sudah dirumah. Oke Nak?"

"pasti Nyonya"

Baekhyun dan Jieun meninggalkan rumah besar itu dengan mobil sport merek ternama milik Baekhyun. Jieun menghela nafasnya ketika mereka sudah berada jauh dari rumah itu.

"merasa lega Ji?"

"kau membuat kegilaan lagi" kekehnya.

Baekhyun ikut terkekeh, "demi teman, semua kulakukan."


ParasiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang