Drrrt drrrt
Sejeong menatap layar ponselnya yang terdapat notifikasi line dari beberapa grup kelas. Heran, kok hari libur masih rame bae grupnya.
"Eh? Loh kamu kenapa nangis..."ucap seorang perempuan berumuran 20 yang sedang mengoleskan make up pada wajah sejeong
Ya, itu seorang penata rias buat pernikahan sejeong hari ini.
Sejeong menunduk menatap tangan kosong nya. Dia sedih karena tak dapat bersekolah dan bersama teman teman nya kembali.
Kata ibunya nanti sejeong setelah menikah akan berpindah di luar kota bersama calon pasangannya.
Penata rias tersebut mengambil selembar tissue dan mengusap jejak air mata sejeong
Setelah itu dia mengangkat dagu sejeong dan menatapnya "saya tau kamu dijodohin sama orangtua kamu karena masalah pekerjaan"
Sejeong mengangguk menatap perempuan itu.
"Saya yakin, kalo kamu percaya diri akan hal ini pasti semua gk akan terjadi"ucap perempuan itu membuat sejeong terdiam
Lalu perempuan itu kembali mengoleskan bedak dan lipstik.
"Mbak? Apa maksud dari perkataan mba?"tamat Sejeong tak mengerti
Perempuan itu tersenyum lalu menggenggam tangan sejeong "saya pernah merasakan apa yang kamu rasain"
Sejeong kaget "b-beneran mba??" Tanyanya lalu dibalas anggukan oleh perempuan itu
"Saya percaya diri, tidak mengeluarkan ekspresi sedih maupun senang. Dan ketika calon suami bohongan saya itu hampir mengucapkan ijab kabul dengan sah.."
Sejeong mengerutkan alisnya "jangan ngegantung mbak, sakit"
Lagi lagi mba itu tersenyum "dia kumat jantungnya dan meninggal disaat itu juga, haha"
"Mba kok ketawa"kata sejeong kaget
"Yaiyalah orang kayak dia gak pantes hidup di dunia, mana mau saya nikah sama orang kejam kayak dia, sukanya ngelecehin dan ngebuat nyawa orang melayang"kata mba itu tersenyum kecut
"Dia P-pyscho?"tanya sejeong dan dibalas anggukan oleh mba itu
Mendengar kata pyscho, sejeong bergidik ngeri sendiri
"Kamu tuh masih muda, blom pantes buat jadi ibu rumah tangga yang taat pada suaminya yakan? Kamu masih suka manja sama mamah kamu"kata mbanya buat sejeong kaget untuk kesekian kalinya
Wtf mbanya tau
"Mama kamu cerita ke saya"sambung mbanya
Sejeong ketawa "ah mama apaansi"
"Yaudah kamu udah rapih, inget kata saya. Kamu harus percaya diri tanpa ekspresi di wajah kamu, sapa tau aja semua nya gk akan terjadi. Good luck!" Kata mbanya mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan sejeong
Sejeong menerima ulurin tangannya lalu berjalan keluar bersama perempuan tadi
Percaya diri tanpa ekspresi dalam otaknya Sejeong kata kata itu terus berputar
Dan hingga sampai di tempat hijab kabul, Sejeong duduk lesehan dibawah disampingnya bersama lelaki jangkung itu
Sejeong hanya meliriknya lalu menghadap ke depan
Tangan Chanyeol mulai menerima uluran tangan penghulu
"Anda sudah siap?"tanya sang penghulu dan di balas anggukan oleh Chanyeol
"Insyaallah pak"ujar Sejeong
Dan penghulu itu mengangguk lalu menggenggam erat tangan Chanyeol. Lalu mengucapkan ijab kabul