Awan begitu cerah. Begitu indah dipandang. Begitu nyaman berlama - lama menatapnya.
Seakan hidup tanpa beban yang datang. Namun, apa yang dirasakan bella begitu pedih.
Ia harus dituntut untuk tau bagaimana orang sekitarnya mengalami kesakitan.
Ia tak tau harus bagaimana. Ia mematung dipinggiran sungai. Aliran airnya jernih.
Hanya menatapnya. Jika ia bisa mengutarakan pada air itu. Ia sudah katakan!
Suara dentuman bom sering kali masuk gendang telinganya. Mereka tak paham bagaimana keadaan orang sekitar. Benar - benar kejam!
Tempat favorit yang bella suka adalah sungai. Hanya sesekali menatap kedepan. Mungkin bisa ada keajaiban!
Duduk termenung sendiri adalah rutinitas favoritnya kala bosan. Kala ia sangat bosan mendengar suara yang tengah menghantui orang - orang disekitarnya.
Hanya untaian doa yang sering ia ucapkan. Berharap akan ada seberkas cahaya kehidupan yang indah.
Tak pernah letih bella berdoa disetiap ia berkunjung ke sungai sendirian.
Hanya hembusan angin yang menemaninya. Sangat nyaman ia rasakan.
Aliran air sungai ini begitu membuatnya tenang. Tanpa sadar air disudut matanya tumpah.
Ia ingin sekali berkata. Apa seperti ini hidupnya?. Namun, ia cepat - cepat menghapus air matanya. Karena ia harus jadi wanita strong! Tak kenal menyerah! Harus maju menggapai kehidupan yang indah. Itu adalah harapan yang ia inginkan.
♡♡
Hidup harus dijalani dengan nyaman. Meskipun seringkali cobaan datang. Tak perlu risau. Pasrahkanlah kepada-NYA.
[]
Kudus, 1 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved For Gaza✔
Короткий рассказ[JUST ONESHOOT] Cerita ini terinspirasi dari buku : Gadis kota Jeras. Karya: Habiburrahman El shirazy, dkk Dan terinspirasi dari Almh: Razan Ashraf Najjar (seorang perawat yang ditembak mati)