2

1K 139 0
                                    

"dan aku teriak tolong kenceng banget, kamu gak liat sih!" Jaemin dengan semangat menceritakan kejadian barusan pada jeno.

Saat ini mereka sedang diperjalanan menuju rumah renjun, walaupun renjun ragu, tapi ia memberitahukan alamatnya, daripada tidak bisa pulang.

"Oh, kita belum kenalan kan? Namamu siapa?" Tanya jaemin.

"Renjun."

"Injunnie!"

!?

"Kebiasaan lagi kan, ngasih orang nama yang aneh-aneh," protes jeno.

"Lucu kan? Kamu gapapa aku panggil begitu?" Ia tersenyum sambil menoleh ke arah renjun di jok belakang.

"I-iya.." renjun tidak tahu harus bagaimana, situasinya sangat canggung dan dia tidak terbiasa bertemu orang asing seperti ini.

"Sudah sampai."

"Ah, makasih sudah dianterin, maaf ngerepotin," renjun pun hendak membuka pintu mobil.

"Tunggu!"

Renjun menoleh dan mendapatkan sebuah kertas terpampang didepannya.

"Apa ini?" Tanyanya bingung.

"Gapapa, aku cuma mau berteman denganmu." Jaemin tersenyum.

"Yaudah kami pergi dulu, bye renjun." Pamit jeno.

Mobil mereka pun pergi menjauh dari rumah renjun, tapi ia masih terdiam, sambil memperhatikan kertas kosong ditangannya.

Apa maksud jaemin ingin berteman denganku?

Ia mengusir pikiran anehnya dan mengantongi kertas tersebut dikantong celananya.

Ia membuka pintu rumahnya dan berjalan kearah kamarnya, tetapi, ia melihat ayahnya tertidur di meja dapur.

"Ayah?" Ia mengguncang badan ayahnya.

Renjun mencium bau aneh menguar dari tubuh ayahnya, "Bau alkohol.."

Ia menutup hidungnya dan hendak berjalan menjauhi ayahnya.

Tetapi...

"Renjun, kami akan bercerai."

Suara ayahnya terngiang di kuping renjun, ia sudah tahu dari awal, pasti akan berakhir seperti ini, ia tahu itu, tapi kenapa air matanya tetap meleleh dipipinya?

Suara isakan semakin terdengar jelas di dapur yang sepi itu, ia mengelap air matanya dengan lengan hoodienya, masa bodo jika kotor sekalipun!

"Renjun..."

"Aku mengerti, ayah tidak usah bilang apa-apa lagi." Renjun membuka pintu dapur,

"Ini untuk kebaikan kita semua, aku juga tidak mau melihat kalian berdua tidak bahagia, dan bertengkar setiap hari." Katanya sambil membelakangi ayahnya.

Tapi apakah kamu bahagia, renjun?

"Sudah,ya, renjun mau tidur dulu."

Dari jauh... [renmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang