3

991 135 0
                                    

Renjun menutup pintu kamarnya, tapi samar-samar ia bisa mendengar suara teriakan dibawah.

Ia merogoh kantong celananya dan mengeluarkan kertas yang kini terlipat jadi dua.

Tapi ia menyadari ada sesuatu yang aneh.

Ia buka lipatan kertas itu, dan terpampanglah nomor-nomor yang ia simpulkan adalah nomor telepon milik Jaemin.

Tanpa pikir panjang, entah kerasukan apa, ia langsung menyimpan nomor tersebut ke dalam kontaknya.

Dia berharap Jaemin ada sampingnya, iya, memang ia tahu hal itu tidak mungkin, terlebih mereka baru saja kenal.

Entah kenapa, ia menggerakan jarinya, menulis, dan mengirimnya pada Jaemin.

Tolong

Iya, hanya itu yang ia tulis.

Tapi kata itu menggambarkan keadaannya saat ini.

Renjun kaget saat hpnya bergetar beberapa saat kemudian - bahkan tidak lebih dari lima menit.

Matanya terpaku pada nama yang terpampang di layar hpnya.

Jaemin. Jaemin menelponnya.

Panik, ia pun tidak mengangkat teleponnya, tapi rupanya Jaemin tidak menyerah.

Renjun akhirnya mengalah, ia menghela napas sambil menggeser tombol hijau itu, dan menempelkan hpnya dikuping.

Hening.

"...hei."

Ia hampir berteriak mendengar suara Jaemin, tapi ia berhasil menutup mulutnya.

"Injunnie?"

"..."

"Aku tau itu kamu, ada apa?" Suara Jaemin terdengar agak serak.

Renjun semakin merasa bersalah, ia tahu Jaemin pasti lelah sehabis bernyanyi tadi, tapi ia egois dan tetap mengirimkan pesan.

"Maaf, aku tutup saja ya..."

"Renjun!"

"....!"

Jari renjun terhenti tepat didepan tombol merah.

"Aku tidak tahu apa masalahmu, tapi selamat tidur! Mimpi yang nyenyak, jangan lupa mimpi aku!"

Seketika hati Renjun meleleh, bibirnya entah kenapa terangkat, menorehkan sebuah senyuman manis.

"Makasih Jaemin..."

Klik!

Pembicaraan mereka berakhir, tapi kehangatan di hati Renjun semakin bermekaran.

Sampai tidak sadar ia tertidur memeluk handphone itu dilantai. Tidur ternyenyaknya setelah sekian lama, dan tidak lupa bermimpikan Jaemin.

Dari jauh... [renmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang