6

567 54 9
                                    

Sesampai dirumah, Renjun langsung ke kamarnya, ia tahu bahwa ibunya akan telat pulang.

Setelah mandi, ia pun bergegas ke supermarket terdekat untuk membeli bahan makanan untuk makan malam.

"Mungkin hari ini aku akan membuat kare..."

Ia mengambil beberapa sayuran dan beberapa ayam beku. Tidak sadar ada seseorang yang memperhatikannya dari tadi.

Saat ia sedang melihat-lihat harga, bahunya ditepuk, Renjun hampir menjatuhkan sayur yang ada ditangannya.

"Aduh, siapa si--- JENO?!"

"Hai! Kebetulan kita bertemu disini," sapanya.

Renjun gugup, untungnya Jaemin tidak ada, mungkin ia bisa jantungan melihat mereka berdua disini.

"Apakah kakimu sudah gapapa? Kemarin kulihat bengkak cukup parah." Tanyanya.

"Ah-- eh-- itu sudah sembuh kok!" Jawab Renjun. Lagi-lagi hampir menjatuhkan sayur saking gugupnya.

"Haha, jangan takut, aku gak gigit, kok?" Ucap Jeno. Ia mengusap rambut Renjun hingga berantakan.

"H-hei, rambutku!" Renjun berusaha membetulkan rambutnya yang kini terlihat seperti anak singa.

Jeno terkekeh kecil, "Ngomong-ngomong, aku sering melihatmu menonton Jaemin bermain gitar, tapi akhir-akhir ini aku tidak melihatmu.."

"Ah... itu karena aku tidak boleh keluar pada malam hari sekarang..." - dan karena orangtuaku tidak akan berantem lagi. Jawab Renjun.

"Ah begitu ya, sayang sekali, padahal aku senang melihatmu," Jeno tersenyum.

Wajah Renjun memerah, kenapa Jeno seperti ini? Pikirnya. Mungkin Jeno makan sesuatu yang aneh??

"U-uh makasih??"

Renjun agak menjauh beberapa langkah karena kegugupannya, berpura-pura mencari bahan makanan lainnya.

"Ah-- Jeno, maaf aku harus segera pulang..."

"Tunggu!" Jeno menarik tangan Renjun yang hendak pergi.

"A-ada apa?" Tanya Renjun.

"Kutunggu kedatanganmu nanti malam." Jeno tersenyum.

"E-EH?! A-aku tidak bi--"

"Ini sebuah janji, bye Renjun!" Jeno pun melepaskan tangan Renjun dan pergi sambil melambaikan tangannya pada Renjun.

"Je-jeno benar-benar aneh..." Renjun memegang tangannya yang telah digenggam Jeno.

Ia menghela napas, mungkin ia akan kabur dari balkon rumah untuk ke tempat Jaemin...

Renjun pun selesai berbelanja, ia cukup telat karena pertemuannya dengan Jeno, mungkin ibunya sudah pulang.

"Aku pulang..." ia melihat lampu dapur sudah dinyalakan, pertanda ibunya sudah pulang.

Renjun membuka pintu dapur dan melihat ibunya sedang duduk di satu kursi. Mukanya terlihat kesal dan marah.

"Ibu maaf aku telat, aku akan segera membuat makanan. Ibu pasti lapar kan?" Ia menaruh bahan makanan diatas meja.

Saat itu pun, barang-barang tersebut terjatuh kasar. Renjun yang sedang memasukan makanan ke kulkas menoleh kaget.

"Ibu?! Ada apa ini? Kenapa barangnya jatuh!?" Renjun mengambil barang-barang yang terjatuh.

Sebelum sempat Renjun berdiri, badannya telah terjatuh di lantai. Lebih tepatnya ia ditendang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dari jauh... [renmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang