part 2

59 7 0
                                    

Aku terbangun dari tidurku yang pulas karena bundaku sudah membangunkan ku untuk melaksanakan shalat shubuh... Ya memang aku seperti itu, masih aja dibangunkan untuk shalat shubuh, bunda memang alarm yang terbaik bagiku, pagi itu adalah pagi yang cerah karna matahari menyelinap di jendela kamarku dengan keindahannya, tak ingin rasanya melewatkan pagi itu, tapi itu hanya sebentar dan cuaca mendung mulai menyelimuti matahari.. Huh..

Ayah tiriku mulai mendapatkan pekerjaan baru, pagi-pagi bundaku mulai mempersiapkan bekal untuk ayah tiriku.. Sedikit senang jika ia mulai bekerja karena biasanya dia malas sekali untuk bekerja dan bundaku lah yang banting tulang mencari nafkah... Banyak mulut tetangga disekitar rumahku yabg menggosipkan ayah tiriku karna ulahnya yang malas bekerja padahal kan dia kepala keluarga dirumahku ini.
Untungnya ada kenalan bundaku yang mengajak ayah tiriku untuk bekerja buruh kuli disebuah masjid.. Lalu berangkatlah dia dengan honda buntut yang sudah diperbaiki berkali kali bekas ayah kandungku dulu.

"Key... Bantu bunda bereskan rumah ya" kata bunda.

"Iya bun"

"Bunda mau mandikan adikmu dulu udah jam 08.30 nihh"

Saat selesai memandikan adik tiriku, tiba tiba terdengar bunyi honda yang aku kenali dan bubdaku juga kenal bunyi honda itu, ya itu honda yang dipakai ayah tiriku untuk pergi bekerja tadi pagi.

"Loh bi kok balik lagi? Gajadi kerja"kata bundaku.

"Udah abi tungguin didekat mesjid itu, tapi orangnya gak muncul muncul, udah abi tanyakan ke tukang sekitar sana juga gak ada yang kenal dengan ketua rombongan kuli itu*menjelaskan*"

"Oalah.. Sini biar ku telfon ibuk ituu"

"Sudah ku miscall tapi gak ada di telfon balik"kata ayah tiriku.

"Makanya beli pulsa*sindirku*"

Aku sangat geram dengan perilaku ayah tiriku itu karna sudah hampir sebulan dia nganggur dirumah, semenjak kelahiran anaknya yaitu adik tiriku sendiri kerjanya cuman makan,tidur, main burung dengan anak-anak yang tidak seusianya.. Ya memang bundaku lebih tua dari dia.. Mungkin karna itulah pemikiran bundaku lebih dewasa dari pada dia.

Aku hanya diam mendengar mereka berbicara berdua dan aku sedikit menyela perbincangan mereka, kalau menurutku sepantasnya dicela.

Dalam hatiku berkata

Ya.. Allah tolonglah keluarga kami dari kesusahan ini...
Untuk membeli lauk makan saja kami susah. Dan yang kami harapkan untuk banting tulang pun tidak sadar dengan kehidupan ini..

Diam-diam sesak didalam dadaku menahan air mata kekecewaan terhadap bundaku yang selalu saja membela ayah tiriku..

"Tekan satu untuk melanjutkan panggilan ini"

Itulah yang terdengar ditelingaku saat bubdaku mencoba me miscall ibuk itu, sedangkan ayah tiriku sibuk memberi birung peliharaannya makan*sangat menyebalkan*

Dan akhirnya ibuk itupun menelfon balik ke nomor bundaku dan "alhamdulillah"itulah yang terucap dibibir bundaku setelah panggilan dimatikan.

"Bi kata ibuk itu pekerjaannya di wc laki laki, buruan berangkat kerja lagi bi"

"Pantes dicari cari gak keliatan lagian abi pun lupa siapa nama ketua rombongan itu"kata ayah tiriku.

"Um.. Abi pamit ya assalamualaikum "

Wa'alaikumsalam jawab ku serentak dengan bundaku.

"Si abi gak gigih dengan pekerjaan ya bun? Gak kayak bunda, demi uang 10 ribu pun bunda rela hujan hujanan"kataku

"Usstt.. Jangan ngomong seperti itu.. Bagaimanapun dia ayah tirimu key, untuk beberapa bulan ini hidup kita bergantung kepadanya, begitu juga dengan makan kita, key jangan pernah ngomong begitu lagi udah untung dia mau bekerja"

"Ya bun.."*dengan terpaksa mengalah*

***

Maaf ya guys.. Kata katanya sedikit baku dan salah salah

Namanya juga baru belajar hehe:)

Tunggu kelanjutan cerita ini yaa....

Makanya kalian dukung dong aku dengan coment gituhh biar akunya semangat hehe;)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apa Ini Takdir?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang