Prolog

15 2 0
                                    

Ting..

Sebuah notifikasi muncul di layar handphoneku.
Ada sebuah pesan masuk.

Joie: "Kak cek link ini deh".

Ia mengirimkan sebuah link.

Joie adalah adik sepupuku satu-satunya, atau bisa dibilang dia adalah satu-satunya anggota keluarga yg bisa memanggilku kakak. Oleh karena itu kami sangat dekat dan memiliki kesukaan yg sama.
Kami adalah ARMY, kurang lebih 2 tahun yg lalu kami secara tidak resmi bergabung di fandom ini. Tentu saja awalnya hanya aku yg mengidolakan mereka, tapi virus itu pun menyebar dengan sangat cepat ke dia.
Well, karena itulah kami menjadi sangat dekat hingga sekarang.

By the way, aku baru berusia 13 tahun sedangkan Joie berusia 12 tahun. Bisa dibilang kami hanya gadis kecil yg bermimpi bahwa suatu saat nanti bisa bertemu mereka, actually itu adalah mimpi satu-satunya dan mimpi pertama kami.

Kubukalah link yg dikirimkannya dengan rasa penasaran.
Sebuah akun Twitter yg mengunggah beberapa foto pun terlihat. Di foto itu terlihat seorang laki-laki dan perempuan yg bergandengan tangan.
Wajah mereka tidak terlihat karena foto itu diambil dari belakang, juga dengan kondisi foto yang blur. Tetapi terlihat jelas sekali dari postur tubuhnya, laki-laki itu adalah seseorang yg familiar bagiku.
Captionnya mengatakan bahwa menurutnya laki-laki itu adalah Jungkook, tapi ia tidak tau siapa perempuan itu.
Tweet ini tidak mendapat terlalu banyak respon padahal sudah diunggah 2 hari yang lalu, kupikir itu karena sedikitnya bukti yg menunjukkan bahwa laki laki itu adalah Jungkook.
Aku pun tidak terlau mengambil pusing hal itu dan mengabaikan nya.

"Mungkin pemilik akun itu salah mengenalnya" pikirku.
Aku pun meninggalkan handphoneku.

Hari ini adalah malam minggu. Tidak berbeda dari malam malam sebelumnya, aku hanya menghabiskan waktuku di dalam kamar dan melakukan hal hal yg biasa dilakukan seorang fangirl, lalu pergi tidur disaat aku mulai mengantuk.
Dan begitulah aku sekarang, mataku terasa sudah tidak bisa dibuka sedikitpun.
Aku pun segera melakukan ritual wajibku setiap malam. Kupandangi ratusan foto Bangtan yg sudah kutempel di dinding kamarku dan secara tidak langsung telah menjadi wallpaper kamarku.

"Goodnight guys" kataku pada dinding kamarku.

Ya, aku baru saja berbicara dengan dinding. Aku pasti sudah gila kan?
Tapi fakta bahwa mereka tidak bisa mendengarnya tidak membuatku berhenti melakukannya tiap malam.

Kumatikan lampu kamarku dan menghidupkan lampu tidurku. Kutarik selimut tebalku menutupi seluruh tubuh mencegah udara dingin mengusikku. Mataku tertutup sambil berharap bisa bertemu mereka dimimpiku, atau mungkin.... siapa yg tau sebuah keajaiban bisa saja terjadi.

meet themTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang