I'm Irene not other

129 24 0
                                    

(Gaes ini bahasa semi baku.)

"Coba kamu kaya Rose, pinter, penurut, udah mau sarjana." 

"Coba kamu kaya Seohyun, kalem, berprestasi." 

Begitulah kata Ayah. Aku disuruh jadi ini, itu demi kepuasan hatinya. Heran. Padahal nama aku Irene, Bae Irene. Di akta, kartu keluarga, ijazah, skhu, dan segala aset itu tertulisnya Bae Irene. Bukan Rose, Seohyun dan segala macam saudara aku. 

Aku Irene, cuma Irene dan hanya Irene. Irene ya Irene. Rose ya Rose. Seohyun ya Seohyun. Jangan sama-samain! Kita berbeda dari segi mana aja. Aku tahu, anak sukses itu tujuan dan kebahagian orang tua. Tapi Ayah juga harus tau perasaan kita. Sakitnya anak itu, ketika dibandingin satu dengan lainnya. 

Apalagi pake dibeda-bedain. Sakit yah. Apa pernah ayah tau? Waktu Sd Irene perjuangin nilai mati-matian dan ternyata cuma ayah abaikan. "Cuma segini aja Ren, kalau sama Seohyun gak ada apa-apanya." Kata ayah dan ninggalin aku termenung diruang tamu. 

Apa ayah tau? Susahnya nurutin ayah untuk masuk sekolah yang ayah mau? "Ren, masuk SMP sini aja biar pinter?" Itu kata ayah dulu. Aku turutin. 

Apa ayah tau? Sulitnya Irene bergaul dengan anak sekolah yang ayah mau demi kebahagiaan ayah? 

Apa ayah tau? Irene rela dibully dan bertahan hanya demi kebahagian ayah? 

Apa ayah tau? Tiap malam saat Irene belajar, Irene nangis diam-diam karena Irene gamampu ngimbangin. 

Apa ayah tau itu semua? Apa ayah pernah tanya, susahkah Ren? Beratkah Ren? Pernah? Ayah cuma bandingin Irene dengan yang lain, mematahkan semangat dan usaha yang selama ini Irene rajut. Apalagi saat waktu itu Irene meminta sesuatu. 

"Ayah, Irene minta uang dong buat beli buku bimbingan." 

"Gak usah, uangnya mending buat uang semester Rose aja." Kata Ayah dan ninggalin Irene lagi. Irene butuh buku bimbingan karena Irene gamampu imbangin. 

Irene akui, Irene gak sepinter Rose. Irene tidak segenius Seohyun. Tapi Irene percaya, bahwa Irene pasti punya kelebihan. Ayah tau? Irene terluka batin dan mental. Harusnya, ayah paham. Irene hanyalah Irene. Rose hanyalah Rose. Seohyun hanyalah Seohyun. 

Irene sukses dengan cara dan jalannya Irene sendiri. Irene sudah menjalani hari-hari sulit tanpa ayah tau. Tapi yang ayah tahu hanyalah, Rose dan Seohyun lebih baik. Apa ayah pernah berfikir, sakitnya hati Irene saat ayah membandingkan kita yang kentara sekali bedanya? 

Ayah, selama ini Irene sakit. Selama ini Irene tersiksa, biarkan Irene lepas. Ayah jangan terlalu mencari orang yang selalu punya lebih dan lebih. Mencari yang lebih baik itu gaada habisnya Ayah. 

Pahamin Irene, kita semua punya kelebihan dan kekurangan. Ayah harus terima itu, ayah jangan memaksa kita untuk jadi sempurna. Sempurna hanya punya Tuhan. 


Dear Ayah, dulu Irene sangat menyayangi ayah lebih dari siapapun. Karena, ayah bisa jadi ibu, teman, dan segalanya bagi Irene. Tapi, entah mengapa Ayah berubah. Ayah mulai membedakan Irene dengan saudari Irene. Irene kecil tak paham apa-apa. Kali ini bolehkah Irene meminta? Kembali jadi ayah Irene yang dulu. Menjadi ayah yang penuh kasih, jadi Ayah Irene yang merentangkan tangan dan memeluk Irene penuh kasih. Menjadi pelarian terakhir Irene. 


~*~

tauga? gue nangis gaes nulis ini. Pake perasaan banget gue nulisnya. wkwk

Unus ForsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang