Hari demi hari berlalu. Frey semakin lama semakin gencar dengan perjuangannya mengejar Key. Menurut Frey yang baru pertama kali jatuh cinta, Key adalah sebuah kunci yang sudah membuka pintu hatinya. Sekarang giliran Frey yang menjadi kunci untuk membuka hati Key.
Semuanya dilakukan Frey.
Membuatkan sarapan tiap hari.
Memberikan contekan saat ujian.
Membantu Key membuat tugas rumah.
Bahkan menggantikan kewajiban Key saat piket kelas pun sudah dilakukan Frey. Frey selalu berharap agar kebaikannya berbuah manis untuk hubungan mereka.
Tapi nyatanya.
Key tetap sama.
Cuek, kasar, tidak menghargai, dan bersikap acuh masih dijadikan tameng oleh Key dalam menyikapi Frey. Apa salah Frey? Entahlah, hanya Key yang tahu.
"Frey, hari ini temani aku ke perpus ya. Anak mading pada gak mau disuruh nyari referensi buku historical." Keanu menatap Frey penuh harap. Sungguh, menjadi ketua mading sama sekali tidak menyenangkan. Kalo bukan karena Frey anggota mading, Keanu pasti sudah menolak ikut ekskul seperti ini. Sialnya saat pemilihan ketua mading, Keanu terpilih dan seperti inilah keadaannya sekarang.
Harusnya ini tugas sekretaris, tapi karena dia sakit, Keanu terpaksa mengemban pekerjaan yang membosankan itu. Keanu lebih memilih meminta tolong kepada Frey daripada Nana, wakil ketua madingnya yang selalu mengganggu Frey.
"Ehm..tapi, Nu, aku ada acara pulang sekolah nanti." Frey memandang Keanu tak enak. Tapi, hari ini hari rabu. Biasanya Key ke rumah sakit saat ini. Yah, Frey masih saja dengan harapannya.
"Yaudah gak papa. Kalo gitu aku duluan Frey, dah.."
Keanu berjalan meninggalkan Frey yang menatap punggung pemuda itu sendu. Entahlah, Frey merasa kecewa pada dirinya sendiri karena tidak mampu membalas perasaan Keanu. Salahkan diri Frey yang masih bertekad merobohkan dinding pertahanan Key yang Frey duga terbuat dari baja.
***
Seperti yang dikatakannya. Frey mengikuti Key yang melajukan motor FU nya dengan cepat. Sepertinya Key sedang terburu-buru.
Seperti rabu-rabu sebelumnya, Frey mengikuti Key dengan hati-hati. Minggu kemarin dia hampir ketahuan karena diteriaki oleh seorang anak kecil yang mengira jika Frey yang sembunyi dibalik kursinya tengah bermain petak umpet. Tentu saja Frey kalang kabut. Untunglah Key tidak terusik dan meneruskan tujuannya.
Ruang Anggrek No. 12.
Masih menjadi misteri bagi Frey siapakah yang menginap di dalam ruangan VIP itu. Pastinya itu adalah seseorang yang begitu dicintai Key. Tapi, sepertinya diruangan itu terjadi sesuatu. Dilihat dari gerak gerik Key yang panik dan banyaknya perawat bolak balik ke ruang itu. Apa jangan-jangan?
Memakai masker hitam dan kacamata baca membuat penyamaran Frey terlihat sempurna. Kini, ia menunggu dengan nyaman didepan ruangan yang baru saja dimasuki Key.
Sudah 20 menit berlalu semenjak dia duduk disitu. Keluarlah sepasang orangtua yang menangis dari ruangan bercat putih tersebut. Dugaan Frey, mereka adalah orangtua dari orang yang sakit didalam. Tak cukup lama, wanita tua itu jatuh kelantai, pingsan. Semua orang terlihat begitu kacau. Perawat semakin banyak yang berdatangan.
Frey terdiam. Dia mendengar salah seorang perawat mengatakan jika seorang wanita muda, pasien diruangan itu, sudah meninggal. Frey yang mendengar kabar duka itu menjadi iba dan hendak menolong kedua orangtua tadi. Tetapi, dia melihat Key muncul dengan keadaan yang tidak kalah kacaunya dengan orangtua tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Key For Love
Teen FictionUPDATE RABU (pantengin yas) Key memantulkan bola kasar. Mendengar teriakan Frey yang memekakkan telinga membuat kepalanya ingin pecah. Key tidak suka keributan dan gadis itu. Dia rasanya ingin melenyapkan gadis itu secepatnya. Terdengar kejam? Salah...