Titik Jenuh (END)

125 8 0
                                    

Ting..tung..

Bunyi notifikasi dari handphonenya membuat Hana yang sejak tadi menikmati pemandangan rintik hujan mengalihkan pandangannya.

Arnav S. Bahari :
Sayang sorry aku lupa kita ada janjian, bisa di cancel besok kan? Love you.

Hana menghembuskan nafasnya, sudah satu jam lebih dia menunggu Arnav di kafe ini. Hana dan Arnav memang sudah janjian bertemu jam empat sore dan sekarang gadis itu hanya bisa termenung menatap ke luar di balik kaca kafe yang sekarang sudah mulai hujan deras.

Hana membuka instagram untuk menghilangkan bosan menunggu hujan reda, namun melihat salah satu instastory seorang perempuan yang Hana kenal sebagai sahabat Arnav sejak SMA, Arini, membuat mata Hana memanas. Arnav sekarang sedang bersama Arini di sebuah rumah kaca penuh bunga.

'oh pantas dia lupa kalau ada janji sama aku' batin Hana sakit.

Tuuut..tuuut.. tuuut..

"Hallo Hana, sorry yah aku lupa sama janji kita"
Terdengar suara Arnav dari sambungan telepon

"emang seneng banget yah Nav jalan sama sahabat kamu itu sampai-sampai kamu lupa sama pacar kamu sendiri?" ucap Hana dengan nada sinis

"Hana please deh jangan mulai.. aku itu Cuma nemenin Arini beli bibit Bunga buat ulang tahun tante Dea"

"iya aku tau kalau yang jadi prioritas kamu itu dia bukan aku"

"kamu itu kenapa sih? Lagi dapet marah-marah mulu.. kamu kan tau sendiri aku sama Arini itu sahabatan dari dulu, kamu juga udah kenal sama dia masa' iya kamu cemburu"

"emang menurut kamu cewek mana yang gak cemburu lihat pacarnya rangkul-rangkul cewek lain bahkan kamu sering banget peluk-peluk dia Arnav!"

"kamu kenapa sih Na? Aku kayak gitu karena udah anggap dia sebagai saudara aku sendiri, jangan berpikir aneh-aneh tentang hubungan aku sama Arini"

Hana tertawa sinis, siapa yang tidak berpikir aneh-aneh tentang hubungan Arnav dan Arini yang memang bisa dibilang terlewat dekat jika mereka mengaku sebagai sahabat. Terlebih dengan Arini yang statusnya masih jomblo, wajar kan kalau Hana bersikap seperti ini.

"aku minta tolong sama kamu jangan jadi cewek posesif kayak gini Hana, kamu yang kayak gini buat aku capek"

"kamu kira aku gak capek sama kamu? Sama hubungan kita? Aku capek Nav, kalau emang kita udah gak bisa sama-sama kamu bilang biar aku bisa lepasin kamu"

"Hana.."
Tut.. tuut..

Hana memutuskan panggilannya, air mata sudah meluncur deras dari kedua mata yang terlihat memerah sembab.

Hana sekarang memang berumu 21 tahun, tapi patah hati memang mampu membuat orang yang beranjak dewasa sepertinya bersikap labil bak anak ABG. Jangan kira kejadian seperti itu baru terjadi antara Hana dan Arnav, mereka sudah sangat sering bertengkar hanya karena masalah Arini sahabat yang selalu menjadi prioritas Arnav.
Padahal Hana dan Arnav sudah berpacaran sejak awal masuk kuliah, kurang lebih tiga tahun dan Hana belum mampu menggeser Arini dari prioritas utama Arnav juga dari hati Arnav yang Hana tau betul bahwa ada Arini di sana, mungkin nama Hana juga ada hanya kapasitasnya tidak sebesar Arini. Hana tau Arnav menyukai Arini sejak lama, Arnav berpacaran dengannya hanya karena ingin mencari peralihan dan dia entah mengapa tidak bisa melepaskan Arnav walaupun sudah tau realitanya seperti itu.

"cowok kayak gitu lepasin aja kali Na"
Hana mendongak mendapati Felicia sahabatnya yang memang bekerja di kafé ini sedang menatapnya iba. Feli tau betul jalan cerita asmara Arnav dan Hana karena dialah tempat Hana berbagi kisah kegalauannya selama ini.

Titik Jenuh (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang