hatiku adalah mataku

4 4 1
                                    

Tok tok ....
Suara seseorang mengetuk pintu kamar dari seorang gadis yang terduduk didepan kaca rias "Gita Anastasya"
"Iyah sebentar " ia pun berjalan dengan tongkat yang ia bawa untuk melangkah ke arah pintu kamar nya, pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya
"Udah bangun ?" Ucap wanita paruh baya itu dengan lembut
"Sudah mah , mah hari ini Gita mau pergi yah boleh kan?" Ucap Gita menatap ibu nya yang mungkin hanya bisa dilihat dengan hati nya. Ia buta sejak lahir dan membuat kedua orang tuanya begitu shok berat melihat anak nya "Gita Anastasya" terlahir buta
"Boleh sayang, Gita mau kemana?" Ucap ibu nya lembut disertai tetesan air mata dan isakan kecil dari mulut nya
"Emm Gita mau ke tempat Rafa mah" ucap Gita tersenyum
"Biar mamah suruh Rafa kesini aja yah"
"Gamau mah kasian Rafa selalu kesini tapi Gita jarang kesana" ibu Gita selalu bersyukur mempunyai anak seperti Gita dengan tingkat keceriaan yang selalu ia beri
"Ya sudah tapi nanti jangan malem-malem yah pulangnya "
"Aku bakal tanya sama Rafa itu malem atau bukan, karena yang Gita tau malem selalu datang didepan mata Gita" ibu Gita tak kuasa menahan air mata dan isakanya semakin keras terdengar
"Mah, mamah nangis yah, maafin Gita mah" ucap Gita mencari pucuk kepala ibu nya dan mengelus lembut
"Enggak sayang mamah cuma kelilipan tadi, ya udah kamu udah mandi kan?" Ucap ibu Gita mengusap air matanya dan mengelus kepala Gita
"Kalo mamah nangis Gita minta maaf mah , Gita janji gabkaln bikin mamah nangis lagi" ucap Gita tersenyum
"Iyah sayang mamah tau, kalo udah mandinya Gita makan yah terus ke rumah Rafa"
"Oke mah , mamah Gita boleh meluk mamah?"
"Boleh sayang " mereka pun berpelukan dengan ibu Gita yang meneteskan air mata nya kembali

***
Pagi ini Gita begitu ceria dengan tongkat yang ia tuntun menuju rumah Rafi sahabat kecil nya sejak masa Sekolah Dasar, setelah sampai didepan rumah bercat putih dengan bunga-bunga dan pohon yang lumayan besar, di depan rumah bercat putih itu Gita masuk dan mengetuk pintu dengan pelan
"Rafaa" ucap Gita tersenyum
"Iyah sebentar" ucap seseorang dibalik pintu bercat putih itu
"Eohh Gita masuk nak" ucap wanita paruh baya itu tersenyum
"Tante , Rafa nya ada?"
"Ada sayang, makanya Gita masuk dulu yah sini Tante bantu" ibu Rafa pun menuntun Gita masuk rumah dengan membawa tongkat Gita dengan tangan yang memeluk pinggang Gita
"Makasih Tante"
Tak berapa lama Rafa turun dan segera menemui Gita
"Gita kenapa kamu disini kan nanti bisa ku yang kesana,kamu tuh bandel sih jadi orang nanti kalo ada apa-apa gimana" ucap Rafa mendudukan pantatnya pada sofa putih disamping Gita
"Udah nyerocos nya? Lagian ku tau jalan nya"
"Yah tetep aja ku takut kamu kenapa-kenapa gimana nanti aku yang dimarahin Tante Dira "
"Lagian ku udah ijin sama mamah "
"Iyah ya udah ku kalah"
"Nah gitu dong kan enak" ucap Gita tersenyum
"Ayo ikut !" Ucap Rafa bangun dari duduknya dan menggenggam tangan Gita
"Mau kemana"
"Rahasia"
Mereka pun pergi kesebuah taman dengan pohon yang hijau dan bunga-bunga dengan warna yang cerah disertai angin yang begitu sejuk mencubit kulit
"Gimana?" Ucap Rafa tersenyum
Sekarang mereka berjalan dengan genggaman tangan diiringi pemandangan yang indah disetiap sisi jalan taman
"Sejuk, ini taman kan?" Ucap Gita menghentikan langkah nya
"Emm"
"Rafa"
"Iyah"
"Ada kursi nggak?" Tanya Gita
"Ada didepan kamu mau duduk?" Ucap Rafa menatap Gita
"Emm " mereka pun duduk dengan tangan yang masih tergenggam
"Rafa"
"Emm"
"Ku ingin melihat wajah mu, apa jelek atau tidak bagus"
"Hey itu sama saja kau mengatai ku jelek " ucap Rafa cemberut
"Hee maaf-maaf tapi aku yakin kau tak setampan pangeran di mimpi ku" ucap Gita tersenyum
"Pangeran mu itu tidak ada apa-apa nya dengan ketampanan ku" ucap Rafa tersenyum
"Oh yah ku memimpikan dia begitu tampan dan kau tau dia mengantar kan ku ke sebuah taman yang indah"
"Kau kan sedang berada di taman"
"Tapi ku tidak bisa melihat nya" ucapan Gita membuat Rafa memasang wajah datar tanpa ekspresi yang tergambar
"Ku ingin melihat nya dalam wujud asli bukan dalam mimpi" ucap Gita menatap taman yang ada didepannya dengan hati
"Mau ice cream?" Ucap Rafa
"Tidak, Rafa bisa kau memfoto ku?"
"Untuk?"
"Kenang-kenangan saat ku tidak ada"
"Jangan berbicara yang tidak perlu"
"Ku ingin bertemu papah"
"Papa mu tidak perduli denganmu "
"Aku tau tapi dia menyayangi ku"
"Bahkan dia tidak melihat mu sebagai anak" ucap Rafa didalam hati menatap Gita
"Ayo foto ku, aku akan berpose tersenyum " ucap Gita girang dan bangun dari tempat duduk nya
Ckrekk....
"Sudah?" Tanya Gita
"Sudah, nah aku akan simpan foto mu"
Gita termenung dan duduk kembali meneteskan air mata nya, sementara Rafa sedang mengecek foto-foto Gita yang ia ambil tadi
"Aku tidak boleh menangis" ucap Gita dalam hati ,ia pun segera mengusap air matanya tanpa diketahui Rafa
"Kau terlihat cantik disini" ucap Rafa
"Apa ku cantik?" Tanya Gita
"Tentu saja" ucap Rafa menatap Gita
Mereka pun menikmati taman yang indah dengan tenang, tanpa diketahui Gita Rafa sedang memperhatikan Gita dengan lembut mata yang indah disertai wajah yang manis
"Kau sangat cantik ,ku harap aku bisa selalu melihat wajah ceria mu " ucap Rafa dalam hati
"Rafaa" ucap seseorang memanggil Rafi dari kejauhan
"Rafaa" ucap nya setelah sampai didepan Rafi dan Gita, rafaa pun melihat seseorang yang sangat ia kenal gadis dengan paras cantik dengan rambut yang terurai
"Hani"ucap Rafa kaget
"Hay rafii boleh ku duduk disini?" Ucap gadis yang diketahui bernama Hani
"Emm kenapa kau disini?" Ucap Rafa bergeser ke arah Gita
"Aku melihat mu bersama Gita" ucap Hani melihat Gita dengan tatapan remeh
"Ahh Rafa ku pulang yah ,kau dengan Hani saja " ucap Gita terbangun dari duduknya dan segera mencari tongkat nya
"Gita tunggu" ucap Rafa menghentikan langkah Gita
"Kenapa?"
"Kau mau kemana"
"Pulang raf, aku tidak enak dengan Hani "
"Aku ikut"
"Tidak boleh kau harus bersama Hani , lagian aku ada urusan ku bisa pulang sendiri ku punya tongkat"
"Tetap saja kau tidak tau jalan"
"Aku memang buta tapi ku punya hati dan ku melihat dengan hatiku ,kau tidak perlu khawatir Tuhan bersama ku" ucap Gita tersenyum
"Tapi..." Sebelum perkataan Rafa keluar Hani langsung memeluk Rafa dari belakang
"Rafaa kamu jangan paksa Gita dong dia kan punya tongkat dan hati bukan?" Ucap Hani meremehkan
"Lepas Han , kau kenapa selalu mengganggu ku , ku tidak menyukai mu pergilah"
"Hey aku ini cantik kenapa kau tidak mau sih dan malah memilih si buta ini dia itu buta dan tidak bisa melihat sampai kapan pun, dan kau Gita harusnya sadar dengan kekurangan mu kau tidak akan bisa melihat dan semua orang membenci mu karena kau merepotkan" ucap Hani dengan nada tinggi
"Kau sudah kurang ajar Hani kau..." Ucapan Rafi terpotong dengan omongan Gita yang membuat Rafa terhentak kaget
"Aku memang buta aku memang merepotkan aku memang banyak dibenci orang apalagi ayah ku , tapi aku punya hati dan aku melihat mereka yang tulus bersama ku dengan hatiku , hatiku adalah mataku" ucap Gita langsung bergegas pergi meninggalkan Rafa dan Hani yang terdiam

#sebenarnya cerita ini karena dare dari temen semoga suka ~ meskipun absurd banget

Let Me Know Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang