Murka

233K 16.8K 3.5K
                                    

Regal mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, membelah jalan kota Bandung yang tak cukup padat. Matanya menatap tajam kearah jalan didepannya, rahangnya terus mengerat.

Ia belum percaya akan ucapan Ken, tapi tidak mungkin Ken menuduh Santi begitu saja. Ken selalu baik pada orang yang baik padanya, dan sangat tidak mungkin jika Ken menuduh Santi tanpa sebab.

Tapi kenapa Santi ingin mencelakai Airys yang tidak lain adalah Nyonyanya sendiri, apa Airys dan Santi saling Kenal sebelumnya? Tapi Regal tak melihat mereka saling kenal. Hanya Satu kuncinya, melihat CCTV yang ia pasang.

Tin.. Tin..

Tinn tiiiinnnnnn...

Regal memencet klakson mobilnya penuh emosi, tak lama gerbang rumah terbuka. Mobil Regal memasuki pekarangan rumah, setelah mesin di matikan Regal segera keluar dari mobil dan menutup pintu mobil kencang hingga suara dentuman keras terdengar.

Regal melangkah dengan langkah lebarnya, ia tak menghiraukan sapaan ramah Mbok Iyem yang membukakan pintu untuknya hingga membuat Mbok Iyem menatapnya penuh tanya. Memijaki satu-persatu anak tangga menuju ruang kerjanya, Regal membuka dan menutupkan pintu secara kasar dan langsung melangkah pada sebuah pintu di pojok ruangan.

Pintu terbuka, sebuah ruangan tak terlalu besar dilengkapi satu set komputer berada disana. Ruangan ini ruangan khusus dan tidak pernah terbuka sekalipun para asisten rumah tangga akan membersihkannya, dan tanpa mereka sadari disinilah setiap kegiatan mereka di awasi.

Regal duduk di kursi yang berhadapan dengan komputer, ia mulai mengotak-atik komuter. Mencari hari dan jam dimana kejadian Ken jatuh terjadi, Regal memperhatikan secara seksama. Hanya dapur yang terlihat kosong, hingga terlihat Ken berlari kearah dapur. Regal semakin menajamkan tatapannya, Ken hanya berputar-putar di dapur. Tak lama kemudian Ken berjalan kearah pintu taman lalu berdiri disana seakan memperhatikan sesuatu, hingga ia bersembunyi di balik gordeng dan terlihat Santi masuk.

Santi menghilang, terlihat Ken yang merangkak bersembunyi dibalik meja mini bar. Lama Ken disitu hingga sekilas Regal melihat Airys dan tak ada  apapun yang bisa ia lihat.

Cepat-cepat Regal mengganti bidikan camera dari sisi lain dan memutar di waktu yang sama, yang dia lihat adalah Santi berjalan masuk lalu ia berdiri didekat kompor dan ia bisa melihat Santi memegang botol minyak goreng. Regal sudah menerka-nerka kebenarannya, jika sampai ucapan Ken benar Regal tak segan-segan membalaskan semuanya pada Santi yang sudah mencoba mencelakai istrinya dan malah melukai anaknya.

Mata Regal membulat saat melihat Santi menuangkan minya itu ke lantai, rahang Regal mengeras matanya mendelik tajam. Hingga Santi menghilang digantikan Airys yang datang lalu tanpa diduga kedatangan Ken cukup cepat dan mendorong Airys dan akhirnya terlihat Ken jatuh, Regal tak bisa melihat bagai mana posisi Ken jatuh karna tertutup benda disana hingga terlihat Airys panik.

"ANJING!"

Brak...

Regal menggebrak meja yang ada dihadapannya, Regal segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar ruangan. Dengan aura gelap Regal menutup pintu ruang kerja keras dan berjalan menuruni tangga dengan niat mencari Santi.

"SANTI!"

"SANTIII!"

Teriak Regal membahana diseantero ruangan, Mbok Iyem yang sedang berada didapurpun datang menghampiri Regal.

"Ada apa tuan?" tanya Mbok Iyem sambil membungkuk pada Regal.

Regal berdiri dianak tangga terakhir sambil tangan sebelah kanan berkacak pinggang dan tangan kanan memijit tulang hidungnya.

RANCOR [REGAL 2] (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang