Kehamilan 5

258K 15.2K 1.3K
                                    

Satu bulan berlalu, kehamilan Airys sudah menginjak bulan ke lima. Banyak perubahan dalam bentuk tubuh Airys, perutnya kini mulai membesar dan badannya lebih berisi. Pipi Airys juga semakin berisi yang sering kali di cubiti oleh Regal jika mereka tengah berdebat tentang hal apapun.

Pakaian Airys juga banyak yang tidak muat lagi membuat Airys sering bepergian untuk membeli baju, dan lagi Airys sudah mulai gencar mencari baju untuk calon bayi nya.

Kini Airys sedang duduk di sofa ruang keluarganya sambil menatap tv yang menayangkan acara gosip, hari ini ia tak memiliki jadwal apapun. Awalnya ia ingin pergi ke kampus, kampus? Iya Airys ingin ke kampus. Sudah lama ia tak masuk mata kuliah dan sudah pasti juga Airys tertinggal mata kuliah itu, lalu jika begini terus mau sampai kapan Airys terus tertinggal. Lagi pula cuti hamilkan saat usia kehamilan menginjak delapan bulan akhir atau sembilan bulan awal dan kehamilannya baru menginjak lima bulan.

Lagi pula dia punya suami ini jadi tidak malu untuk pergi kekampus dalam keadaan berbadan dua, tapi dasar suaminya itu oveprotektif. Regal melarang Airys pergi kekampus sekalipun Airys mengeluarkan jurus air mata buayanya itu.

Airys bosan, setiap hari pekerjaannya duduk, duduk dan duduk. Setiap kali ia hendak melakukan kegiatan pasti saja di larang, harusnya kan ibu hamil itu banyak bergerak atau bekerja yang ringan-ringan agar kandungannya sehat dan memperlancar proses melahirkan. Tapi ini?

Cup...

Sedang fokus-fokusnya menonton tv, Airys di kagetkan dengan sebuah ciuman yang mendarat di sisi pelipisnya.

"Lagi apa?"

Airys menengok dan ternyata suaminyalah yang berulah, Airys tak menggubris. Ia kembali memalingkan pandangannya menatap kearah tv, ia masih kesal.

"Kenapa?" tanya Regal yang kini duduk disamping Airys dan menatap Airys lekat.

Wajah Airys jika marah sangat lucu dimata Regal, ditambah perubahan fisik yang terlihat akhir-akhir ini.

Tiba-tiba Regal berjongkok di hadapan Airsy, mengusap perut Airys yang kini mulai menonjol.

"Lihat, bunda lagi marah." ucap Regal tiba-tiba mengajak bicara perut Airys.

"Padahal ayahkan sayang kalin." Regal mendongkak menatap Airys yang masih acuh padanya.

"Nanti kalo bunda cape, kalian juga cape kan?" ucap Regal lagi.

Tak lama Airys tersentak saat Regal menempelkan telinganya di perut Airys, Airys menunduk melihat wajah datar Regal yang tengah menempelkan telinganya di perut Airys. Tak lama Airys bisa melihat jika Regal tersenyum.

"Detak jantungnya-"

"Ini 5 bulan kehamilan aku Regal, ruh ditiupkan pada jabang bayi di usia kandungan yang ke 4 bulan. Jadi wajar kalo sekarang kamu bisa mendengar detak jantungnya." ucap Airys yang kini sedang menguar rambut Regal yang berada di hadapannya.

Regal mendongkak menatap Airys yang tengah tersenyum padanya, kurun waktu 4 bulan lagi Regal akan benar-benar menjadi Ayah. Regal memang sudah dalah posisi itu, tapi ini anak kandungnya, darah dagingnya.

"Itu berarti kamu harus jaga kesehatan Rys, aku gak mau semua yang udah terjadi terulang lagi dan aku kehilangan salah satu dari kalian lagi." ucap Regal kemudia.

Airys menghembuskan nafas jengah, secara tidak langsung Regal melarang Airys untuk pergi ke kampus bukan?

"Gal, tapi aku harus kekampus. Aku udah banyak ketinggalan mata kuliah." ucap Airys pelan, mencoba menjelaskan.

Regal menatap Airys dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

"Gal."

"Gal Rys, aku gak mau semua itu terulang lagi." ucap Regal dengan nada rendahnya, terlihat sekali jika Regal menahan emosinya.

RANCOR [REGAL 2] (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang