•THREE•

60 2 1
                                    

🎶 trust me. Thats the price of beauty🎶

"Dara, nanti jangan lupa yah pulang sekolah ada rapat osis sebentar."

"Iya gas." iya dia Bagas si ketua osis SMA Pelita Bangsa. Bagas melirik Letta, memperhatikannya.

"Hai, lo anak baru yah? Gue gak pernah liat lo."

"Iya kak."

"Kenalin gue Bagas."

"Arletta, panggil letta aja kak."

"Bagus yah namanya. Kayak orangnya." Bagas mengucapkannya sambil terselip nada tawaan.

"Gombal aja lo gas."

"Ya gak seneng amat lo dar. Gue balik kelas duluan yah."

"Iya kak."

Sekarang letta tau. Teman barunya, dara, dekat dengan ketua osis. Tidak heran kalau dara bisa dekat dengan bagas. Selain anggota osis, dara juga termasuk siswi populer. Dara juga menjabat sebagai ketua taekwondo yang manis. Tapi sayangnya dara termasuk cewek yang cuek. Berbanding terbalik dengan sahabatnya, Echa. Echa lebih terkesan feminim. Dengan perawakannya yang imut. Kalau Dara anak taekwondo, Echa lebih memilih cheerleader.

"Gue kelas yah dar, let. Bubay sayang-sayang ku." Dengan gaya imutnya Echa bikin Dara tiba tiba ingin muntah. Letta seketika tertawa saat itu juga. Tanpa sadar sedari tadi ada yang memperhatikan tawa Letta.

🌹🌹🌹

"Akhirnya bel juga. Gila mumet kepala gue kalau 'si kumis' ngomong mulu." Yang dimaksud Dara adalah guru matematika yang kadar mulutnya melebihi rata rata, melebihi ibu-ibu di pasar. Begitulah menurut Letta.

"Hahaha. Lo rapat ya dar?"

"Iya let. Lo pula-"

"Lo berdua lama banget sih keluar kelasnya. Gue tungguin gak muncul-muncul batang hidung lo berdua." Siapa lagi kalau bukan si bawel Echa.

"Ya gimana gak lama. Pelajaran bapak lo tercinta noh si kumis"

"Ye ngaco lo. Om lo kali tuh."

"Gue ke ruang osis duluan yah. Bye let, bye anak kecoa." Dara sudah berlari duluan sebelum Echa mengeluarkan ledakannya.

"DASAR BURUNG DARA!!" Letta buru-buru menutup telinganya sebelum gendang telinganya pecah.

"Eh iya let, lo pulang sama siapa?"

"Dijemput kak Atha."

"Ohh dijemput kakak lo yah?"

"Iya cha."

"Yaudah gue duluan yah let. Supir gue udah jemput. Bye letta."

Letta melambaikan tanganya kepada teman yang mungkin akan menjadi sahabatnya.

Letta berjalan ke arah gerbang sekolah. Mengeluarkan handphone-nya dan menghubungi kakaknya. Sudah 3 kali letta menghubungi kak Atha. Tapi telepon letta tak kunjung diangkat.

"Kemana sih kak Atha."

Ting

Suara notifikasi dari handphonenya membuyarkan pikirannya tentang kakaknya itu.

The Boy Who Call Me SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang