Hai Tuan Senja...
Apa kabar? Tak ada hal buruk yang terjadi padamu kan.Tuan senja...
Mengapa ya?Sampai saat ini aku masih saja melakukan kebiasaan ku yang dulu.
Kebiasaan ku untuk memperhatikan apa saja yang terjadi padamu.
Kadang aku masih suka bermimpi beetemu kamu ditempat pertama aku jatuh ke dalam hati kamu.Saat aku berdiri ditempat itu aku selalu membayangkan kamu tersenyum kepadaku.
Hehehe, mimpi ya aku bisa mendapatkan senyum kamu tuan?
Tempat pertama aku bertemu dan tempat pertama aku jatuh kepadamu, sama sekali tak berubah tuan.
Bahkan masih sama mungkin hanya atap nya saja diperbaiki.
Tempat itu sama seperti bayangan kamu selalu ada namun, raga dan jiwa mu t'lah tiada.Ingat tidak saat waktu aku berteduh di tempat itu?
Mungkin gak bakal kamu ingat ya?
Kamu berada tepat disebrang jalan dihadapanku.
Kita sama sama berteduh.
Kamu mau tahu tidak mengapa aku seringkali membawa buku diary.
Karena dibuku itulah seluruh rasa aku ungkapkan tanpa ada kata dusta.
Aksara yang mewakilkan semua rasa ini.Maaf ya terlalu panjang Tuan senja.
Maaf jika aku menggangu pendengaranmu.
Maaf atas kecerobohan ku hingga aku menjatuhkan rasa ini pada Tuan Senja.Semoga suatu saat nanti Tuan bisa membaca nya.
Salam doa untuk mu, kak
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Senja
PoetryAksara yang hanya dapat aku tuliskan. Hadiah terbesar untuk Sang senja. Teruntuk Tuan Senja