1. Aku Menantangmu Untuk Mencintai

48 16 4
                                    

Hola guys...,
Maaf sebelumnya hari-hari ini baru bisa publis ceritanya,
Karena gue dilanda sibuk hehe...😅

Ok... start again.
Enjoy it.

Jangan lupa voment ya...

🌼 🌼 🌼

Siang itu, selesai pelajaran matematika, perut Rani tiba-tiba keroncongan, karena guru yang mengajar tadi membuatnya merasa lapar, dan akhirnya Rani memutuskan pergi ke kantin untuk makan.

"Bu, saya pesan satu porsi nasi goreng sama es tehnya satu ya bu, em... totalnya semua, berapa?" kata Rani ke penjualnya.

"Sebentar ya neng, ini neng totalnya Rp8000,-" ucap ibu itu sambil hidangin pesanan Rani.

"Ini bu uangnya, makasih ya bu," sambil ngasih uang.

"Iya neng, sama-sama." Balasnya.

--

"RANIII GAWAT!!!"
Seorang gadis berambut panjang berteriak, berlari kea rah temannya yang sedang makan.

"Aduh... apaan sih, Bin? Gue lagi makan, nih! Emang gawat apaan?" sahut Rani cuek sambil terus makan nasi goreng dengan santai. Binta, gadis yang memanggilnya terengah-engah.

"Itu..., gawat..., Reno..., mukulin anak SMA lagi!" seru Binta, yang langsung meminum es teh milik Rani.

"Apa! Mukulin lagi?!" Rani langsung bangkit dari kursinya.

"Iya Ran! Ayo, cepet!" Binta menarik lengan Rani menuju bagian belakang sekolah, tempat nongkrongnya Reno dan dua anak buahnya, Gio dan Fred.

Rani menggeram kesal saat melihat Reno sedang memukuli anak SMA lain. Gadis itu engga ngerti apa lagi yang yang harus dia lakukan untuk menghentikan sikap keterlaluannya Reno. Iya sih, dia cucu pemilik sekolah ini. Namun, bukan berarti kelakuannya bisa seenaknya kek gini.

Selain keterlaluan, dia juga bisa dibilang playboy cap sandal jepit. Kerjaannya mainin cewek kek boneka. Dia deketin, terus kalau ceweknya suka, dia tinggalin. Katanya cowok tulen, kok mainnya kek main boneka barbie? Hahaha engga cowok banget.

"RENO!" teriak Rani nyaring, hampir mengalahkan speaker sekolah. Reno menoleh sambil menyeringai saat melihat Rani.

"Gila, ganteng banget, manis juga," bisik Binta yang langsung Rani hadiahi tatapan mautnya. "Lo jangan keterlaluan di sini! Lo kurang kerjaan? Ha!" ujar Rani ketus. "Eh..., lo lagi. Cewek yang suka gangguin hidup gue. Kenapa? Lo kangen ya sama gue," sambut Reno diiringi senyum miring mengejek. Rani berdecak "Lo...," Rani melirik kepada anak SMA yang jadi korban. "Mending lo pergi dari sini." "Eh, urusan gue belum selesai ya, sama dia!" protes Reno. "So, urusan lo sama dia sekarang, selesaikan sama gue aja!" tantang Rani sambil menatap Reno tepat di depan mata. Reno mendengus meremehkan. "Lo yakin?" "Yakin lah! Berantem tuh sama yang sepantaran kali, Ren. Kok sukanya sama adek kelas? Lo kurang kerjaan, ya?"

"Ck, emang lo sepantaran?" dengus Reno.

"Ya... engga, sih. Tapi, gue pengen tahu aja, lo berani ngasarin cewek? Udah macem-macemin adek kelas, terus ngasarin cewek. Malu kali, Ren. Lo cowok apa cewek?"

"Engga, usah banyak bacot! Langsung aja!" Reno mengepalkan tangannya, siap memberikan pukulan kepada Rani.

"Eist, woles, Ren. Dia ini cewek. Kalau lo jotos-jotosan di sini, terus dia pingsan, entar tambah ribet," kata Gio sambil menahan tangan Reno. Fred yang berdiri ada di sampingnya kemudian mengangguk setuju.

Bad Love Becomes GoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang