Aku sangat menikmati masa-masa bersamanya. Nyaman sekali. Dan sepertinya dia juga nyaman bersamaku. Bersama orang yang selalu setia mendengarkan kisah-kisahnya.
Kata orang, imma good listener. Ya, seperti yang mereka bilang, aku pendengar yang baik. Saking baiknya, aku hanya bisa mendengar. Tidak bisa berbuat banyak. Tidak berbuat apa-apa.
Kalian tahu kan, ketika sedang menceritakan suasana hati dan kehidupan, saat kalian sedang curhat kepada teman apa yang kalian inginkan? Apa yang kalian harapkan dari sang pendengar? Tentu saja untuk didengar. Lalu apa lagi? Respon. Saran dan kritik.
Aku sadar dan tahu diri, bahwa aku bukan responder yang baik. Aku hanya memiliki kuping dan otak yang cukup bagus untuk mendengar. Bukan mulut dan perasaan yang dapat memberikan kata-kata indah serta saran yang manjur.
Aku menyadari semua itu.
Terkadang aku juga memikirkan 'apakah dia akan tetap bercerita walaupun tidak mendapat apa-apa dariku?' Aku harap jawabannya iya.
Namun, ternyata salah.
Dia berhenti cerita. Hanya kepadaku. Dia mencari orang lain untuk mendengar ceritanya. Orang yang bisa memberinya saran dan respon yang jauh lebih baik dari diriku.
Tak masalah. Tak masalah jika ia seperti itu. Asalkan dia bahagia, maka aku akan baik-baik saja. Ya, kurasa begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold
Short StorySesuatu yang belum atau bahkan tidak terungkap dari diriku. Semua pemeran dalam cerita ini sudah di samarkan seberbeda mungkin dengan cerita aslinya, namun inti permasalahannya tetap sama.