Ghaza ghiffari taqi
Panggil saja Gaza anak kesayangan kedua orang tua nya bahkan bukan hanya orang tua nya tapi juga teman temen dan sahabat nya di sekolah, bagaimana tidakk dia tampan dan pintar selalu menjadi juara kelas, pantas saja julukan most wanted selalu di sematkan kepada gaza.
Rafidah sabrina hanifah
Ya sabrina, perempuan menggemas kan, galak, pintar, dan ambisius. Ia ingin sekali mendapat beasiswa ke paris karna ia ingin mengukur tinggi menara Eiffel yang menjadi icon negara tersebut... sungguh mimpi yang aneh.
------------------------ ☆ -----------------------------
panass dan mancett menjadi keseharian sabrina ketika pulang sekolah, bersekolah di salah satu SMA favorite di Jakarta dan menjadi siswa terpintar di sekolah nya sabrina sangat bangga dengan apa yang ia dapat.Author pov
"Ahh brinn panass nih neguh kek, ke cafe sebrang yuk!!" Dasah ais dengan muka memelas
"Lo mah bentar lagi gua di jemput nih kalau bunda gua kagak liat gua di halte nanti dia kira gua di culik sama om om nakal. secara gua kan cantik" cerocos sabrin
TIN TIN
Sebuah mobil warna hitam melintas depan mereka.
"Haii anak bunda nunggu lama gak?maaf ya tadi bunda beli kue dulu"
"Gak juga bunda"
"Yaudah yuk naik ajak ais nya biar bunda anter"
'Gua bilang apa bentar lagi bunda dateng' bisik sabrin di telinga ais dengan nada seram sambil menarik ais ke dalam mobil.
"Ais mau ke rumah dulu atau mau langsung pulang?biar bunda antar"
"Langsung pulang deh bun"
"Oke berangkatt"
Hening
Sabrin sibuk dengan novel nya dan ais sibuk dengan musik melow nya ais memang selalu galau setelah di putusin revan bahkan ia pernah gak masuk sampai 3 hari dengan alasan misi move on dari revan, konyol emang untung sahabat coba bukan gua taro di monas lu
Tak terasa mobil kita sudah sampai depan rumah ais.
"Ais udah sampai nak"
"Ah iya bun.. makasih bun mau mampir?"
"Sama-sama nak tidak usah nak lain kali aja"
"Oke bun..byeee sahabat guee"
"Byee oncomm" teriak sabrin
Mobil berjalan cepat menuju rumah
Sabrin melihat jam yang bertengger di tangan nya menunjukan pukul 15.42
30 menit perjalanan akhir nya mereka sampai di rumah.
Baru saja ingin menyuruh anak nya turuh ketika melihat ke belakang ternyata dia sudah tertidur dengan muka lelah seharian bergulat dengan pelajaran."Sayang bangun yukk bobo nya di dalem jangan di mobil"
"Iss sabrin masih ngantuk bunn"
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam
Teen Fictionmemendam cinta dan membiarkan dia pergi adalah 1 hal yang sulit. TAPI lagi lagi gengsi menjadi alasan untuk tidak mengakui. * Dan paris lah yang menjadi saksi bisu cinta mereka *