memendam cinta dan membiarkan dia pergi adalah 1 hal yang sulit.
TAPI
lagi lagi gengsi menjadi alasan untuk tidak mengakui.
* Dan paris lah yang menjadi saksi bisu cinta mereka *
Menginjakkan kaki pertama kali di kota istimewa menurut ku biasa saja malah aku lebih senang berada di jakarta walaupun kota itu terkenal sibuk,panas dan macet tapi rasa nya aku tidak ingin meninggal kan kota itu terlalu banyak kenangan
"Sayang kok malamun ayo naik mobil kita ke rumah baru"
"Sayang..."
"Ahh.. iya bun
*** Sabrina melihat rumah yang lebih kecik dari rumah nya yang di jakarta rasa nya enggan untuk hidup di sana bagaimana mungkin seorang rafidah sabrina hanifah tinggal di rumah yang biasa biasa saja?rasa nya tidak mungkin.
"Bun pulang ke jakarta aja yuk sabrina gak mau disini gak level" ya sifat jelek sabrina muncul kembali
Sang bunda hanya menggeleng kan kepala bagaimana bisa anak nya seperti ini membeda beda kan kota dan desa padahal udara nya enakan di desa segar dan gak banyak polusi.
"Sayang gak bisa dong ayah kan akan kerja di sini kamu juga bakal sekolah di sini masa balik ke jakarta"
"Bunn tapi sabrin gak mauuu"
"Sayang udah ah ayo ikut bunda kita liat liat sekitar sini pasti kamu suka"
"Hmm"
"Oh iya sayang besok kamu mulai sekolah ya bunda sama ayah udah daftarin kamu ke sekolah terbaik di sini"
"SMA apa bun?"
"SMAN 3 Yogyakarta sayang kamu pasti betah orang orang nya baik kok ramah juga"
"Oke"
"Yaudah kamar kamu yang itu ya yang pintu warna putih istirahat gih kasian kamu paati capek"
"Hmm..sabrin masuk dulu ya"
"Iya sayang selamat istirahat"
Ia memutuskan untuk kekamar melihat bagaimana kamar nya yang baru.
"Huh lumayan bagus juga untuk ukuran desa tapi sayang rasa nya gak sama kaya rumah dulu jadi kangen"
Sabrin meletakan barang barang nya yang menurut ia penting tiba tiba saja ia melihat bingkai foto ia bersama sahabat nya lagi lagi rasa kehilangan menghantui nya. Kangen itu lah hal yang ia rasakan sekarang
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Ais yang baju merah)
Tes..tes...tes Tak terasa air mata sabrina turun deras ia kangen ais ia kangen fio
"Gua kangen kalian padahal belum 1 bulan kita pisah hiss....hisss"
Sabrin memeluk foto itu ia merasa kecewa dengen orang tua nya.
Hari mulai larut sabrin meletakan foto tersebut di meja belajar nya dan mulai bangkit untuk mandi lalu makan malem bersaam ayah dan bunda nya.
*** "Sayangg bangunn hari ini kamu sekolahh"
"Sayang bangun dong masa males"
"Hari pertama loh" bujuk sang bunda
"Males bun sabrin gak mau sekolah"
"Sayang gak boleh gitu ayoo bangun mandi terus sarapan"
"Hmm" tanda persetujuan
Tidak butuh waktu lama sekarang sabrin sudah siap dengan seragam putih abu abu yang masih berlogo jakarta.
"Nah anak ayah udah cantik"
"Pagi yah bunda mana?" Fake smile menghiasi muka nya
"Lagi di dapur tuh, nanti ayah antar ya terus sabrina pulang naik bus /gocek nih alamat rumah nya" seraya memberi sebuah kertas bertuliskan ' jln. Naggulan no 4'
"Iya yah"
"Tadaaaa sarapan sudah siapp ini buat anak bunda yang cantik dan ini buat ayah yang ganteng nya ngalahin shawan sama itu??shawan mandes tah?"
"Ah bundaa bukan sawan mandes tapi shawn mandes"
"Ya beda tipis lah" bunda sabrina terkekeh
"Ada ada aja anak ayah sama bunda nih"
"Yah sabrin udah selesai"
"Yaudah ayo salim sama bunda dulu"
"Assalamualaikum bunda" menggambil tangan bunda nya dan mencium nya
"Waalaikumsalam sayang..sukses ya buat sekolah baru"
