By : Patrick Kellan.
Yuni, wanita berusia 29 tahunan yang baru punya hape android second sekitar dua bulanan. Semula isinya cuma sekadar sms dan nomer telepon teman-teman sesama ibu muda sekitar komplek, tapi lama-lama akhirnya Yuni kangen sama facebook juga.
"Bikin akun facebook lho, Yun!" Tatin menyarankan sambil menyusui bayi umur delapan bulannya.
"Nggak bisa aku!" Sahut Yuni apa adanya, "dulu pas masih gadis pernah punya. Tapi sekarang lupa kata sandinya!"
"Ya minta dibikinkan suamimu saja!" Timpal Peni enteng.
"Suamiku tuh cemburuan, Mbak. Orang dulu aku tutup akun facebook karena disuruh sama dia."
"Halah, keterlaluan amat. Itu kan hiburan buat kita. Sibuk seharian ngurus anak sama rumah ya wajar lah cari pelampiasan!" Tatin berkata meyakinkan.
"Pelampiasan, hihi ..." Amina terkikik geli.
Mereka asyik bercakap-cakap. Satu dua orang sambil menyuapi anaknya, sementara yang lain sambil menyusui. Tak peduli bahwa mereka sedang duduk-duduk di pinggir jalan yang cukup ramai.
Jaman sekarang ibu-ibu mana yang tak punya facebook? Sebagian memakai untuk berjualan online, sebagian untuk membaca dakwah-dakwah di page keagamaan, sementara sebagian besar hanya menghabiskan waktu senggang.
Ada yang hobi upload foto tiap lima menit, ada yang hobi upload gambar makanan dengan caption wah-wah an, dan ada juga yang hobi nyinyir-nyinyiran.
Ya lucu, kalau sekali waktu lihat ibu-ibu pada sindir-sindiran di wall masing-masing. Blokir memblokir bukan jaminan perang selesai. Karena kekepoan yang haqiqi, mereka nekat membuat akun kloningan untuk saling stalk satu sama lain.
Buat apa coba?
Mendengar cerita teman-teman sepenyusuannya, akhirnya Yuni memutuskan melanggar perjanjian dengan suaminya. Ah, suaminya kan sibuk bekerja sebagai tukang bangunan di kota sana. Pulang cuma seminggu sekali, jadi kemungkinan besar tidak ketahuan.
Lagipula niat Yuni punya facebook kan bukan untuk bermacam-macam, dia cuma ingin berhaha hihi sama teman-teman baik di dunia nyata maupun dunia maya. Wajar kan?
"Bikinin aku, Pan!" Yuni meminta ke Pandu, anak tetangga yang masih duduk di bangku SMP.
Sambil menahan tawa, anak itu menyambar hape Yuni. Lalu setelah mengotak-atik entah apa, dia menyerahkan kembali pada wanita yang sudah mempunyai dua anak balita di hadapannya.
"Sudah, Pan?" tanya Yuni heran. Cepet amat?
"Buka aja, Te!" Pandu menunjuk hape.
Yuni menggeser layar. Terlihat layar kebiruan dengan huruf F di atas garis dua.
"Email dan kata sandinya apa, Pan?"
Bocah laki-laki bertampang urakan itu segera menyebut email dan kata sandi yang ia buatkan untuk Yuni. Segera wanita itu mengetik, lalu menekan kata masuk.
Benar, akun facebook-nya sudah siap pakai.
"Makasih lho, Pan!" Yuni menepuk bahu Pandu senang.
Pandu melangkah pergi. Tinggal Yuni yang segera masuk ke rumah dan menutup pintu. Di belakang, anak-anaknya mengikuti.
***
Sudah dua mingguan semenjak punya akun facebook sekarang hidup Yuni lebih berwarna. Pasalnya di dunia nyata jarang ada laki-laki yang memuji paras pas -pasannya, tapi di dunia maya ... wah, jangan ditanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen 21+
RomanceCerita tentang kehidupan dewasa. Percintaan, dan permasalahan hati di dalamnya.