4

42 3 1
                                    

Karna Allah pasti punya rencana lain setelahnya :))

*****

"Maaf" ini sudah kesekian kalinya Ara meminta maaf, karna ia tidak sengaja menyenggol bahkan menabrak orang- orang disekitarnya.

Tadi tepat setelah mobil Bara memasuki halaman rumah sakit Ara langsung keluar dari mobil seraya berlari memasuki area rumah sakit tanpa memperdulikan Bara dan Mila yang memanggil- manggil namanya.

"Pasien atas nama Sarah?" Tanya Ara tidak sabaran diresepsionis

"Sebentar saya cari terlebih dulu" ucap salah satu dari suster yang kini tengah berjaga ditempat resepsionis

Ara mengangguk beberapa kali

"Pasien atas nama Sarah kini ada diruang ICU"

Tanpa mengucapkan apapun Ara langsung berlari mencari ruangan yang disebukan suster tadi.

Ara yakin bunda pasti kuat

Bunda gak akan ninggalin Ara

Ara yakin bun

Kaki Ara masih terus berlari disetiap lorong rumah sakit, tak jarang banyak dari pengunjung rumah sakit yang merasa risih dan kesal karna Ara yang berlari tanpa memperdulikan sekitar

Hati dan fikirannya kini dipenuhi dengan hal hal yang tidak mengenakkan

"Ayah..!!" Teriak Ara saat matanya melihat seorang lelaki setengan paruhbaya yang berjalan mundar mandir didepan ruangan

Lelaki itu menengok keasal suara

"Ara" lelaki itu terkejut melihat siapa yang memanggilnya tadi

Ara ambruk dipelukan Malik, ayahnya, dengan air mata yang terus menerus menetes dipipi. Ia sedih, bingung, sekaligus marah dengan apa yang terjadi sekarang.

"Y- yah bu- bunda ke- kenapa?"

Dibalasnya pelukan dari putri bungsunya itu, Malik sadar kini Ara tengah bersedih mendengar kabar bundanya yang masuk rumah sakit sama halnya dengan dirinya. Hatinya sakit bener benar sakit, rasanya seperti tertusuk oleh ribuan jarum.

"Bun-"

Ucapan Malik terpotong saat mendegar derit pintu rungan dibelakannya.

Bersamaan dengan pintu yang terbuka sempurna, Bara datang dengan sedikit berlari dan diikutin oleh Mila dibelakannya

"Kelurga dari saudara Sarah?" Tanya Dokter yang baru saja keluar dari rungan

"Saya suami dari saudara Sarah" jawab Malik cepat, ada perasaan takut yang kini hinggap dihati dan fikirannya.

Dokter itu mengguk beberapa kali paham "Maaf pak, ibu Sarah sekarang mengalami koma karna benturan keras dikepalanya saat kecelakaan"

Ara melepaskan pelukannya perlahan. Tubuhnya serasa lemas seperti tak bertulang, tubuhnya ambruk ia tak kuasa mendengar kabar yang tak mengenakan ini.

Ia harap ini hanya lelucon belaka dari sang dokter, meskipun ia tau seorang dokter tidak akan bermain main dengan keselamatan si pasien.

Bara pun sama, ia mengepal kuat kuat jari jemarinya menahan emosi, ia marah pada dirinya sendiri. Kenapa? Kenapa harus bundanya? Kenapa bukan ia saja yang mengalami ini semua? Ia merasa gagal, benar benar gagal.

Sedangkan Mila hanya bisa menatap keluarga yang ada dihadapannya dengan tatapan iba, ia ikut sedih melihat Ara yang kini terduduk menangis, bang Bara yang berdiri membeku, dan Ayah Ara yang terlihat terpukul mendengar kabar ini. Mila ingin sekali menengankan Ara, tapi ia sendiripun Bingung harus dengan cara apa dan bagaimana?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Maura AzzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang