Chapter 1

76 13 24
                                    


“Kau adalah kekasih pertamaku sekaligus kekasih yang selalu membuatku bahagia sekaligus sedih di saat hubungan kita berada di ujung tanduk,” - Rafika Alessia Sandra.

••••


"Selamat pagi, sayang!" sapa Fika pada Farel yang sedang bersender di mobilnya.

"Pagi juga sayang," sapa balik Farel pada kekasihnya.

"Oiyah, kamu cantik banget hari ini," lanjutnya untuk memuji Fika.

Wajah Fika berbinar ketika mendengar kekasihnya yang memujinya. Jantungnya terus berdetak kencang, tak peduli apakah itu terdengar keras atau bagaimana. Yang jelas ia bahagia saat ini bahkan hanya sebuah pujian seperti itu.

"Makasih, sayang! Kamu juga ganteng kok hari ini," ujar Fika.

"Jelaslah aku ganteng, pacarnya siapa dulu?"

"Pacarnya aku lah!"

"Kamu? Bukan kali. Aku itu bukan pacar kamu, tapi pacarnya Rafika Alessia Sandra!"

"Ih Farel! Pinter banget gombalnya!"

"Kalau begitu pacar aku bukan kamu deh,"

"Siapa?"

"Pacar aku namanya, Favian Farel Mahendra!"

"Ih udah pinter gombal nih pacar aku!"

"Iya dong, kan kamu yang ajarin,"

"Iyadeh, yuk masuk mobil, ntar kita telat lagi ke sekolahnya."

"Iya,"

Setelah itu mereka pun berangkat ke sekolah untuk menghindari keterlambatan. Mengingat Jakarta adalah kota yang macet, jadinya mereka harus lebih cepat agar bisa sampai sekolah dengan tepat waktu.

Setibanya di sekolah, mereka berdua turun dari mobil. Beruntung waktu masuk masih lima menit lagi, jadinya mereka lolos dari kata 'terlambat'.

Suasana sekolah sudah tampak ramai hari itu, dan masih banyak siswa yang mondar mandir di halaman sekolah dan koridor. Farel dan Fika yang baru turun dari mobil itu kini saling menatap. Kemudian, Fika tersenyum lebih dulu karena tak sanggup untuk menatap lebih lama wajah tampan kekasihnya.

"Kamu kenapa sih ketawa gitu?" tanya Farel bingung.

"Gak apa-apa,"

"Kamu ketawa karena liatin aku kan?"

"Kalau iya emang kenapa? Emang gak boleh liatin muka pacar sendiri?"

"Yah bukan gitu juga, aku kan cuman nanya,"

"Hmm,"

"Yaudah sekarang kamu masuk kelas gih,"

"Bentar lagi, aku masih mau sama kamu,"

"Lah tapi kan bentar lagi mau masuk,"

"Gak apa-apa,"

"Jangan ih, aku gak mau kamu telat cuman karena ini,"

"Farel, plis!"

"Gak, sekarang kamu masuk kelas ya. Nanti aku jemput pas istirahat,"

"Iyadeh,"

Fika akhirnya menurut dan segera beranjak dari parkiran menuju kelasnya. Namun belum sempat berjauh, tiba-tiba tangannya ditarik oleh Farel. Dan langsung saja tangan Farel mengelus lembut kulit wajah Fika.

Fian dan FikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang