⁴¹.

1.5K 125 8
                                    

Jujur,
terkadang saya iri kepada teman
yang dekat dengan ayahnya.

Bukan,
Bukan karna saya tidak pernah merasakan apa yang ia rasakan.

Hanya saja,
Saya rindu kepada sosok ayah yang dulu.

Ayah yang dulu,
selalu bercanda bersama.
Ayah yang dulu,
akrab dengan anak-anaknya.
Ayah yang dulu,
selalu bersama kami.

Haha,
Iya, hanya sesosok
Ayah yang dulu.

Kini?
Ntah lah, saya rasa saya sudah tidak memiliki sesosok ayah itu.

Walaupun dia ada.
Saya sudah menggap nya mati.

Tidak,
Saya tidak membencinya.
Saya hanya ingin melupakan dia yang pernah menjadi ayah saya.

Bukan karna saya
membenci nya.
Hanya saja, kenangan ayah yang dulu terlalu menyakitkan untuk diingat sekarang.

Ingin rasanya saya menyampaikan ini,
"Ayah, saya rindu,  saya rindu ayah yang dulu."

Tapi tidak saya lakukan, karna bagi saya, dia sudah mati.

Jahat?
Lebih jahat siapa?
Dia- ayah yang membiarkan anaknya.

Apa saya? Yang sudah tidak menganggap dia ada.

Haha, ya-
Memang saya yang jahat.

Js-
070718

KetikankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang