4

30 4 0
                                    

SMA 17 AGUSTUS

BMW hitam milik Devin memasuki wilayah sma 17 agustus.

Sementara itu,siswa siswi yang baru berdatangan atau sebagian nongkrong depan kelas takjub melihat kendaraan yang dibawa Devin.

Apalagi yang mengendarai gak kalah keren dengan mobilnya.

Rambut coklat kehitam hitamnyanya yang klimis,bibir tipis,matanya yang hitam dan yang paling penting tubuh tingginya yang cukup berotot untuk laki-laki seumurannya.

Membuat siswi-siswi disekolah itu terus menatap Devin kagum.

Elyta yang sadar dengan hal itu merasa semakin tidak nyaman.

Devin yang cuek dan tak peduli dengan orang lain langaung saja menghampiri Elyta disisi lain mobil.

"Ayo,antarin gue ke kantor kepala sekolah! Ntar lagi KBM mulai nih" seru Devin pada Elyta yang masih menatap dengan sebal.

"ikutin gue! " seru Elyta ketus

Elyta langsung berjalan melewati siswa siswi yang cukup heboh dengan kedatangan Devin.

Setelah sampai di ruang kepala sekolah,Elyta segera meninggalkan Devin.

"Eh lyt,jangan ninggalin dong, gue-" belum sempat menyelasaikan kalimat,Elyta telah jauh meninggalkan Devin,tak peduli.

***

Setelah melakukan perkenalan diri dan segala basa basi dengan siswa siswi yang ada dikelas Devin baru sadar dia tidak sekelas dengan Elyta.

Malah si cewek bernama "santi" yang terkenal dengan kecentilannya yang sekelas dengan Devin.

"Woi,lo gak nyatat yang dipapan tulis." bisik pelan teman sebangku devin

"oh..um..iya ntar gue pinjam buku catatan lo aja,boleh kan? "

Jujur saja,Devin gagal fokus karna Elyta tak sekelas dengannya.

***

Teng...teng...teng

Teng...teng...teng

Bunyi lonceng sekolah terdengar menggema diseluruh penjuru sekolah.

Kini siswa siswi diperbolehkan beristirahat setelah 4 jam pelajaran berlalu.

Seperti biasa Elyta menolak ajakan teman-teman sekelasnya untuk makan bareng dikantin.

Bahkan siswa bernama "Ansel bramasta" si kapten basket yang juga dikagumi banyak gadis-gadis disekolah,ditolak mentah oleh Elyta.

"Halo lyta,makan bareng yok." ajak Ansel pada Elyta

"nggak ah." tolak Elyta

"Ayo dong,gue bandarin deh." goda ansel

"gue punya uang kok buat jajan,ga sok deh." tolak Elyra makin ketus

Elyta memalingkan wajah kearah pintu kelas.

Tiba-tiba muncul sosok Devin hendak menghampiri Elyta.

Elyta yang masih sebal dengan Devin langsung memanfaatkan keadaan.

"Eh...sel makan bareng yok,lo yang bandarin kan!" seru Elyta seraya menggandeng tangan ansel dan memberi senyum mautnya.

Tiba-tiba saja Elyta yang dikenal sosok pendiam menjadi sosok centil didepan ansel.

"beneran?a..ayo deh" ansel langsung membawa Elyta kekantin dan menghiraukan Devin yang didepan pintu karna dia memang tidak mengenal devin

Devin yang hendak mengajak Elyta kekantin sontak terkejut melihat Elyta yang merangkul lengan Ansel bahkan menghiraukannya.

***

"lo mau makan apa biar gue pesanin?" tanya Ansel penuh semangat pada Elyta yang tampak mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kantin

"nggak usah deh,gue mau ketaman aja." jawab Elyta kembali ketus

"Lah?tadi ngajak makan bareng"

Elyta pergi begitu saja tak memperdulikan Ansel.

Devin masih mencari-cari Elyta dikantin.

Bahkan saat melihat Ansel dikantin tak ada tanda tanda keberadaan Elyta.

Kemudian ia menuju taman,Elyta sedang duduk dibawah pohon beringin yang cukup lebat.

Senang akhirnya menemukan orang yang dia cari,Devin langsung menghampirinya.

"Masih marah ni?" tanya devin

"..."

"Maaf,i feel so sorry lyt. I promise i never do it again.please forgive me!" Devin memohon

"kamu tau nggak?"

"nggak"

"Vin,aku mau ngomong kok malah jawab" sih"

"iya iya, kan tdi kamu nanya" sahut devin

"kamu tau nggak? Seminggu vin. Seminggu aku kirim e-mail tanpa balasan.Dan sekarang,tiba-tiba aja kamu pulang ke Jakarta.Kamu nggak tau sih aku disini khawatir.Egois banget."

"Aku baca kok e-mail kamu,tapi sengaja nggak dibalas supaya kamu nggak tau aku bakal balik ke Jakarta.
Yah, biar surprise. Emang aku nggak boleh kasih surprise buat sahabat tersayangku ini?" Devin langsung meraih kedua pipi bakpao Elyta dan mencubitnya pelan

Elyta yang malu dengan laku Devin langsung melepas tangan devin dari pipinya.

Devin hanya tersenyum melihat sahabatnya yang masih cemberut itu.

"Jadi, dimaafin kan nih?" tanya devin memastikan

"..."

Sebenarnya bukan tidak mau memaafkan masalah kecil itu, tapi kini Elyta tak mampu bicara ketika jantungnya berdetak kencang.

Padahal sebelumnya devin juga sering mencubit pipi bakpaonya,bahkan merangkul Elyta,tapi Elyta biasa saja.

Entahlah itu terjadi begitu saja. Elyta bahkan tak mengerti apa yang sedang dia rasakan saat ini.

"Lyt...kok bengong."

"oh,uhm..aku maafin.tapi ada syarat.Beliin aku kembang gula." Elyta mengembangkan senyumnya yang manis itu

Air muka devin yang tegang seketika berubah lega mendengar itu.

"Oke. Nanti jam 7 malam aku jemput.kita kepasar malam." seru Devin

To be continue










Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret Admirer 💌 // Almost Too LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang