3

19 4 0
                                    

Tok..tok..tok.  Tok..tok..tok

Elyta segera berlari kearah pintu dan membukanya.Namun tiba-tiba saja seluruh tubuhnya memaku dan kedua bola matanya hampir copot keluar ketika dilihatnya sosok dibalik pintu.

"Good morning" sapa orang itu

"..."

Elyta masih memaku hampir tak bernafas

"Ely...itu siapa?" terdengar teriakan Risa dari dalam rumah

Sosok dibalik pintu langsung memasuki rumah tanpa dipersilahkan, meninggalkan Elyta yang masih diam memaku.

"Halo,tante,om." sapa laki-laki itu sesampai diruang makan

"Ya ampun,devin.kamu kapan pulang?" Risa yang asing mengoles selai pada roti segera menghentikan kegiatannya dan memeluk Devin

"kemarin malam Devin udah diJakarta tan, jam 12 malam baru sampe rumah." jelas Devin

"Eh itu Elyta kenapa vin?" tanya imam wibowo (ayah elyta) pada Devin. Bingung melihat tingkah putrinya

"ga tau om. Tiba tiba jafi patung gitu."

Elyta yang 70% kaget sekaligus senang dengan keberadaan devin dan 30% kesal karna e-mail yang tak pernah dibalas selama seminggu.

Tubuh yang memaku hampir 10 menit itu sudah mampu bergerak pelan.

Lalu elyta merogoh ransel merahnya dikursi dan pergi pamit kesekolah.

"Ma,pa...Elyta pergi dulu ya.See u!" seru Elyta lesu

"Lyt...mau kesekolah? Cepet banget,baru aja jam 06.00." seru Devin

Tampak tidak peduli,Devin langsung menyusul langkah Elyta.

Devin meraih tangan Elyta sehingga saat ini mereka berhadapan.

"Pergi bareng aja,jangan sendiri" seru devin

"kita ga satu sekolah." masih dengan wajah datarnya

"aku,kamu kita udah satu sekolah sayang (tertawa),aku sekarang sekolah di sma 17 agustus" devin mencubit geram pipi bakpao Elyta.

Mata hitam bulat milik Elyta hampir saja copot begitu juga jantungnya yang makin bergoncang tak ada ampun.

Untung...untung saja Devin tidak mendengar detak jantung yang bedetak makin kuat.


To be continue

Secret Admirer 💌 // Almost Too LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang