Chapter 6

578 54 14
                                    

Aku memutar kenop pintu sambil mendesah pasrah. Pasrah menerima apapun yang akan terjadi setelah ini.

Ceklek.

.

.

.

Oh, yaampun Tina...

Hal pertama yang kulihat saat membuka pintu ruang ICU ini adalah tubuh Tina yang terbaring lemah tak berdaya diatas ranjang rumah sakit. Sekujur tubuhnya diselimuti perban-perban dan alat-alat rumah sakit. Ya Tuhan, tolong, kejadian dua tahun yang lalu jangan sampai terulang kembali. Jangan sampai Tina koma.

Penglihatanku mengabur dan kepalaku seperti diputar-putar. Udara di ruangan ini sekan tidak cukup untuk memenuhi paru-paruku. Dengan perlahan-lahan pandanganku menggelap dan hal  terakhir yang kuingat adalah aku terjatuh dalam dekapan hangat seseorang.

Louis' POV

Aku melepaskan jaket kulit hitamku dan melemparkannya ke sembarang arah lalu menghempaskan tubuhku diatas kasur empuk yang hangat di hotel ini. Aku menerawang keatas sambil menarik rambutku kebelakang. Aku tahu karakter Ed. Sekeras apapun kau membantahnya, semakin pintar otaknya mencari alasan.

Aku memejamkan mata dan menggeleng-gelengkan kepala. Kau tahu rasanya seorang gay kalau mendekat ke perempuan? Jijik. Aku mengalami hal itu. Ini baru mendekat, belum lagi aku harus berpura-pura memegang tangan ataupun pinggangnya saat berjalan. Oh! Dan bagaimana kalau aku disuruh, ew, berciuman dengannya?

Kau tidak tahu rasanya, karena kau bukan gay. Aku terlahir dan ditakdirkan seperti ini. Jangan salahkan aku. Jujur, aku belum siap kalau harus melakukan ini semua. Terkadang aku lelah karena harus terkekang oleh management. Aku berpikir, 'Ini hidupku. Ini karirku. Kenapa kau yang seenaknya mengatur-atur apa yang harus kulakukan?'

Baiklah, bisa saja--

Tok...Tok...Tok...

Aku membuka mata dan menoleh kearah pintu kemudian dengan malas-malasan berteriak, "Masuk!"

Ceklek...

Mataku berbinar-binar saat mengetahui siapa yang masuk. " Harry?"

Ia menghiraukan sapaanku dan terburu-buru berjalan mendekat kearahku lalu duduk di ranjang, tepat disampingku. Ia menghela napas dan menoleh kearahku. "Jadi apa yang telah aku lewatkan?"

Dengan dahi berkerut aku menatapnya sambil memiringkan kepalaku ke samping kiri. "Yang telah kau lewatkan?"

Harry mendecak, "Jangan berpura-pura bodoh, Tommo."

Aku mengingat-ingat kejadian belakangan ini dan mencoba menghubung-hubungkannya dengan pertanyaannya tadi. Konser di Colombia saat ada fans yang berteriak 'I ship Larry forever' dan Harry tersenyum kearahku, Ia dan aku yang kencan berdua dengan menyamar (kau tahu, management), dipaksa Eddie menemui Elea--

Oh!

"Maksudmu tentang kontrak bodoh itu?" Ujarku.

Harry tergelak, "Bagaimana mungkin kau menandatangani itu tanpa persetujuanku, hah? Kukira kau kekasihku."

Aku agak gelagapan menjelaskan kepadanya, "Tentu saja kau kekasihku, Harry! Jangan tolol, Ed yang memaksaku melakukan itu!"

"Dan secepat itu kau memutuskan untuk menerimanya hanya karena paksaan Si Brengsek itu?"

"Tentu saja tidak! Dia menakut-nakutiku dengan membawa-bawa orangtua. Kau tahu kelemahanku, bukan?"

"Kau lebih menyayangi orangtuamu daripada kekasihmu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Calder TripletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang