Part 8

610 32 6
                                    

Dididikasikan untuk @Imajinator_

Masih pantas kah ku berharap tuk dapatkan Mu?

Happy reading...

۩۩۩

"Kita mau kemana" tanya Azrah.

Pasalnya ini bukan jalan kearah rumah Azrah.

"Lo nggak mau macem-macem kan Zal?" sambungnya.

Yang di tanya hanya diam tanpa mau repot-repot menjawab.

"Kita mau kemana HERIZAL HERDIANSYAH!" bentaknya.

Tiba-tiba saja mobil berhenti mendadak, "Turun lo,"

"Ha?"

"Gak denger gue bilang turun?"

"GAK. Sebelum lo anter gue pulang."

"He, anter lo gak salah? Emng gue ada bilang mau anterin lo pulang,"

"Lo uda janji sama Mama buat anterin gue."

"Gue janji sama Mama lo bukan sama lo,"

"sial," degus Azrah.

"Kalau lo berisik lagi gue turunin lo di jalan." Azrah hanya mengangguk.

Mobil pun kembali di jalankan.

AZRAH POV

Mobil yang aku tumpangi memasuki kawasan kampus, aku dapat melihatnya dari jendela mobil.

Ingin sekali aku bertanya kepadanya tapi aku takut. Seolah tau apa yang ada di pikiran ku diapun berkata, "Gue ada perlu bentar di sini dan Mama lo uda tau." Aku hanya menanggapinya dengan anggukan.

Mobil yang kami tumpangi sudah terparkir rapi bersama deretan mobil lainnya, "Turun lo,"

"Gue ikut turun?"

"Lo mau di mobil gue kunci? gue bakal lama di sana. Mending lo ikut sama gue."

"Tapi gue anak sekolah apa boleh masuk? itukan kampus gue bukan mahasiswa di sana." tanya ku. Bagaimana bisa aku masuk kalau nanti aku turun ada Dosen kampus Rizal yang tak mengenal ku, aku bisa-bisa di bilang penyusup, di panggil satpam kampus, dan di tarik keluar dengan paksa, memikirkannya saja sudah membuat ku bergidik ngerih.

"stupid, karena ini kampus la mangkanya lo bisa bebas." saat Aku ingin bicara Rizal langsung memotongnya, "Buran lo turun gue uda di tungguin sama teman-teman gue,"

Aku buru-buru turun karena takut di tinggal di kampus besar itu. aku tidak mengenal siapapun di sini bagaimana bisa aku bersikap santai.

Dari sini aku dapat melihat kumpulan orang yang sedang duduk melingkar di sebuah ruangan. Bisa ku tebak itu sepertinya teman-teman Rizal, karena langkah kaki kami berhenti di kumpulan orang-orang itu.

"Maaf teman-teman gue telat," itu ucapan pertama kali yang keluar dari bibir Rizal.

"Kemana aja lo Cal?"

"Tumben telat biasanya paling cepat,"

"Gue ada urusan mangkanya telat," jawabnya.

Aku yang saat ini berdiri di samping Rizal hanya diam dan mendengarkan mereka saja.

Seolah tersadar kalau Herizal tidak sedang sendiri, teman-temannya bertanya, "Siapa Cal?"

"Pacar lo ya Cal, Manis juga Cal."

"Telat ngumpul karena jemput adik manis ini ya,"

"Kenalin dong,"

"Udah kali woy anak orang malu tu." pertanyaan yang terakhir membuat Rizal menoleh kepada ku.

My Private Teacher Where stories live. Discover now