R3

12 4 0
                                    

Chaeyeon dan Eunha baru saja merapikan piring kotor yang digunakan mereka berempat. Sekali lagi pengecualian bagi Jeongsan karena ia sudah makan bubur lebih awal.

"Sudah, kau istirahat saja sana. Tidak boleh wanita hamil kelelahan" Bisik Eunha ketika Chaeyeon seakan ingin bersiap untuk mencuci piring.

"Tidak apa-apa eonnie. Aku ingin memban--

Tangisan Jeongsan membuat keduanya menoleh.
"Sana, coba belajar urus anak yang sedang menangis. Kau harus dilatih sejak dini kan??" Eunha kembali meledek Chaeyeon yang hanya tersemu malu. Kemudian ia pergi kearah Jeongsan yang menangis dan membawanya kearah luar.

"Eunha-ya??" Seseorang memanggilnya dengan suara pelan.

"Mingyu?? Kenapa??"

"Chaeyeon dimana??"

"Diluar, menenangkan Jeongsan, kenapa??"

"Ini waktunya aku kesana. Tapi apa yang harus kukatakan padanya??" Mingyu terlihat khawatir. Ia menunggu jawaban jenius dari sahabatnya itu.

"Aduhh Bagaimana ya. Aku juga tidak kepikiran apa-apa" Eunha terlihat panik. Bahkan keduanya sama-sama menggigit kuku jarinya sambil berfikir sekarang.

"Kau bilang kau ingin kerja sama dengan Jaehyun kan? Kenapa tak jadikan itu sebagai alasan??"

"Jika untuk alasan pekerjaan, kurasa Chaeyeon bisa curiga. Karena Junhoe bilang aku harus menginap"

"Astaga Gyu Kau membuatku pusing saja"
"Kau buat Chaeyeon tertidur dahulu. Jika dia terlelap kau bisa pergi. Besok biar jadi urusanku"

Pagi ini Kim Jiho sudah rapi dengan pakaian casual seperti biasanya. Make-up yang terlihat natural membuatnya semakin terlihat manis dan cantik.

"Eomma Aku berangkat dulu ya" Jiho pamit pada ibunya yang sedang berada didapur. Setelah mendapat anggukan, ia kembali berjalan dengan flat shoesnya.

"Omo kamchagiya!!" Jiho terkejut saat tiba-tiba sahabatnya muncul dari samping pintu dengan wajah tak berdosanya. Padahal pria itu hampir saja membuat jantung Jiho copot.

"Jiho-ya!! Temanmu sedang menunggumu didepan!!"

"Terlambat eomma!!" Jiho yang masih shock itu mengelus dadanya dan memandang bingung kearag Jaehyun.

"Annyeong! Kajja"

"Mwo?? Kau salah minum obatkah, Jung Jaehyun??" Jiho menarik tangannya lagi yang tadi sempat digenggam Jaehyun.

"Ayooo, nanti kita telat" Tanpa mau mendengar Jiho, Dia segera mengarahkan Jiho ke dalam mobil.

Selama diperjalanan, Jiho terus saja berfikir kenapa Jaehyun datang kerumahnya dan mengantarnya kerja sepagi ini. Padahal jadwal dia saja siang.

"Kau kenapa menjemputku?? Jadwalmu kan siang??"

"Aku hanya ingin mengantarmu, tidak boleh?? Kurasa kau tidak menyukainya"

"Bukan, bukan! Bukan begitu, maksudku itu rumahmu kan jauh. Dan jadwal kerjamu itu siang. Aku jadi merasa merepotkanmu"

"Haishh Naif Jiho kembali. Tidak perlu merasa begitu. Seperti aku orang asing saja bagimu" Jaehyun meletakkan tangannya di pucuk kepala Jiho, merangkulnya.

"Jadi sekarang, salah jika kembali pada rasa yang dulu??"

Junhoe baru saja datang keruangan ayahnya. Pagi ini adalah jadwalnya menjadi asisten sang ayah yang mempunyai profesi sama dengannya.

"Junhoe-ya. Sini" Junhoe yang baru saja membuka pintu langsung buru-buru berjalan keayahnya. Melihat sebuah map yang ayahnya pegang.

"Tidak bisa Junhoe. Semuanya semakin meningkat. Bahkan sekarang semakin parah. Jika sudah ditahap ini, sudah tidak ada jalan keluarnya"

"Maksudnya??" Rose yang kebetulan tertinggal oleh Junhoe dibelakang langsung terkejut atas apa yang calon mertuanya itu katakan. Ia sudah tahu arah pembicaraan mereka berdua.

"Tidak ada jalan keluarnya, Rose. Ini terlalu parah" Junhoe kembali menjelaskan.

"Kita hanya bisa menghambat. Tapi untuk melepaskan semuanya itu terlalu sulit"

Rose dan Junhoe sama-sama terlihat khawatir.
"Haruskah kita beritahu Chaeyeon??"

Uekk!! Ueek!!

Jungkook yang baru saja keluar kamar terkejut mendengar Chaeyeon yang seperti itu. Melihat Eunha masuk kekamar sang adik membuat Jungkook juga ikut masuk kedalamnya.

"Eonnie, perutku mual sekali"

"Itu sudah biasa Chaeyeon-ah.. Kau kan sedang hamil. Aku jug--

"HAH!! HAMIL!?" Jungkook berteriak terkejut. Ia bahkan membatu diambang pintu toilet dengan pandangannya yang bergantian kearah Chaeyeon dan Eunha.

"Loh?? Oppa?? Kau disini??"

"Iya. Aku mengikuti Eunh-- tunggu dulu, jadi benar kau hamil??"

Chaeyeon perlahan mengangguk. Membuat Jungkook menggelengkan kepalanya.

"Wahh daebak. Mingyu akan punya anak"

" Pokoknya jangan beritahu Mingyu dulu tentang ini. Awas saja jika mulutmu ember Jeon Jungkook!!"

"Aku juga tidak akan mau memberitahunya" jawabnya sambal tetap terperangah dengan Chaeyeon yang tengah berbadan dua.

to be continued...

Between (You & Him)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang