R5

14 2 0
                                    

"Yeorobun!!" Jiho langsung berteriak kencang setelah membuka pintu butik. Membuat ketiga sahabatnya  terkejut sekaligus senang ada si mood buster ini.

Jiho langsung memeluk ketiga temannya itu. Sudah lama sekali mereka tidak berkumpul.

"Yakk!! Jung Jaehyun! Kau sudah ganti kelamin kah?? Ini area khusus perempuan!" Rose mengoceh tatkaka Jaehyun masuk kebutik milik Chaeyeon.

"Berisik! Kujahit mulutmu baru tahu rasa" Ucapnya sambil berjalan kesofa yang tersedia disana.



"Aku pulang" Mingyu bersuara. Membuka pintu rumahnya dengan wajah yang sulit diartikan. Namun langkahnya terhenti tatkala melihat Chaeyeon yang tertidur disofa ruang tamu.
Ia melihat pintu geser penghubung rumahnya dengan rumah Eunha tertutup, membuat dia menghela nafas. Ia duduk disebelah Chaeyeon yang tertidur dengan posisi duduk. Bahkan remote TV masih ada digenggamannya.

"I Love You. Aku benar-benar menyayangimu. Kau harus tahu itu"
Mingyu memandangi wajah Chaeyeon yang damai itu. Tangannya menyapu rambut Chaeyeon yang sedikit menutupi wajah cantiknya.

Tangannya turun kearah tangan Chaeyeon berada. Menggenggamnya seakan tidak ingin dilepas. Namun sepertinya itu membuat tidur Chaeyeon terusik. Ia perlahan membuka matanya. Melihat Mingyu yang sekarang berubah posisi menjadi duduk tegak melihat kearah TV. Tangannya pun ia lipat didepan dada.

"Kau sudah pulang??"

Mingyu memgangguk dengan senyumnya.

"Aku ingin bicara padamu"

Chaeyeon mengenyit tatkala ekspresi wajah Mingyu yang berubah serius.

"Aku juga ingin bicara sesuatu padamu" Ucap Chaeyeon riang. Melupakan kecurigaannya terhadap ekspresi Mingyu.

"Yasudah, kau dulu saja"

"Tidak, biar kau dulu saja. Suami harus yang lebih dulu kan, sayang??"

Rasanya tujuan yang ingin Mingyu gapai hilang seketika. Ia terlalu takut kehilangan istri yang paling ia sayang.
Namun tetap. Tak ada jalan lain. Ia harus melakukannya.

"Ok. Aku lebih dulu" Mingyu menghela nafas beratnya dalam diam. Mengambil map yang ia bawa daritadi, memberikannya pada Chaeyeon yang sekarang terlihat bingung.

"Ini apa??"

"Buka saja"

Chaeyeon tak bertanya lagi. Terlalu penasaran dengan isi dari map coklat tersebut. Namun setelah melihat bagian atas kertas itu, ia berhenti. Menatap Mingyu dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Apa maksudmu??"











"Aku ingin kita cerai"

Chaeyeon langsung berdiri dari duduknya. Memandang Mingyu nanar, sedangkan yang dipandang hanya memperlihatkan wajah datarnya.

"Aku tidak mau!"

"Kau harus ma--

ssrtt!!

Yap!
Jung Chaeyeon merobek kertas berisi permintaan cerai dari Kim Mingyu itu dengan kasar dihadapan Mingyu. Lalu membuangnya sembarangan.

"Kau pikir pernikahan ini main main, hah!? Kau sudah berjanji padaku untuk tidak meninggalkanku!! Aku tidak ingin bercerai"

Sudah. Chaeyeon tak kuat lagi untuk menahan airmatanya. Ia terlalu emosi untuk sekarang. Aneh rasanya. Tak ada alasan bagi mereka untuk berpisah, Chaeyeon tak menemukan alasan itu.

Badan Mingyu sedikit bergetar. Seumur hidupnya bersama Chaeyeon, ia tak pernah membuat Chaeyeon menangis dan marah seperti ini.

Namun Ia berdiri. Menatap datar Chaeyeon yang sekarang terlihat kesulitan untuk mengatur napasnya.

"Aku tidak butuh jawabanmu. Aku memberi pernyataan bukan PERTANYAAN"

"DAN AKU TIDAK BUTUH PERNYATAANMU YANG BODOH ITU!"

"ITU BODOH UNTUKMU KARENA KAU TIDAK MENERIMA PERNYATAANKU"






"Yeobbo?? Mereka sedang bertengkar??"

Jungkook menghampiri Eunha yang seperti sedang menguping dipintu sambungan antara rumahnya dan Mingyu.

"Sstt!!"

"KAU PIKIR PERNIKAHAN ITU MAIN-MAIN, HAH!? KAU SUDAH BERJANJI PADAKU UNTUK TIDAK MENINGGALKANKU!! AKU TIDAK INGIN BERCERAI!"

Baik Eunha maupun Jungkook sama-sama membatu. Mereka saling tatap, mengedipkan matanya karena tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.

"Cerai??"

Jungkook tidak bisa diam saja. Ia segera melangkahkan kakinya, namun baru beberapa langkah, sang Istri menarik tangannya. Memintanya untuk tetap disisinya.

"Biarkan mereka mengurusnya sendiri dulu. Aku yakin, ini hanya ada kesalah pahaman. Mereka pasti berbaikan lagi" Eunha coba membuat Jungkook tenang meski sekarang dirinya juga ikut porak poranda.

"Tapi jika mereka bertengkar sampai membawa kata cerai, itu sudah pasti tidak mungkin masalah kecil dan tidak serius sayang"

Mereka sama-sama menghela nafas pasrah. Bingung dengan kisah cinta kedua sahabatnya itu. Mereka hanya bisa diam sambil berfikir. Kira-kira alasan apa yang membuat pasangan manis itu memutuskan untuk bercerai.

"Apa karena penyakit Mingyu??"

Bagus!
Jungkook segera menutup mulutnya setelah keceplosan dengan kalimat yang ia ucapkan sendiri.

"...kau juga tahu??" Eunha benar-benar terkejut saat Jungkook mengatakan itu. Ia mengira bahwa hanya dia yang tahu soal penyakit kanker yang Mingyu derita. Namun ternyata suaminya juga mengetahuinya.

"Juga?? Berarti kau juga tahu penyakit Mingyu??"

Keduanya sama-sama mengangguk. Astaga, bagaimana bisa mereka tidak saling tahu.

"Apa kita beritahu Chaeyeon saja tentang Mingyu??"

"Jangan!! Kandungan Chaeyeon itu sedang lemah, bisa-bisa ia tambah stress dan berakhir masalah dengan kandungannya" Eunha mencegah.

"ya tuhan.. tolong" Gusar Jungkook pasrah.

Ini masih terlalu pagi untuk wanita hamil menikmati pemandangan laut. Apalagi kandungannya itu sangat lemah, yang mengharuskan sang ibu lebih sering beristirahat dirumah. Namun sepertinya Chaeyeon tak memperdulikan itu. Bahkan semilir angin kencang yang tubuhnya rasakan tak dapat membuatnya pergi dari tempat itu.

Ia berdiri diatas bebatuan yang menumpuk diatas pantai. Padahal ia tak tidur semalaman hanya untuk berkendara kesana, tapi sepertinya rasa kantuknya sudah menghilang bersama dengan rasa percayanya pada suaminya.

Air matanya turun bersatu dengan hembusan angin laut yang sangat terasa kencangnya. Sungguh sama kencangnya dengan dingin yang ia rasakan. Dadanya semakin terasa sesak. Semua badannya terasa sakit semua. Hingga rasanya ia ingin loncat dari batu besar yang sekarang ia pijaki.

Bukan ingin, tapi sekarang ia tengah bersiap untuk melompat kelaut dibawahnya. Ia menyeret kakinya perlahan. Karena ada rasa ragu didalam hatinya.

Namun ia sudah terlalu lelah. Satu alasannya selama ini untuk bertahan didunia yang terasa menakutkan menghilang entah kemana.

Ia menarik napasnya panjang. Mungkin itu adalah napas panjang terakhirnya. Ia menutup matanya, menghitung mundur dari dalam hatinya.

"1......








2.........









3......"



"berakhir sudah hidupmu, Lee Chaeyeon"

to be continued...

Between (You & Him)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang